Sunghoon mondar mandir di depan ranjang yang di tempati Julian, dengan perasaan khawatir. Tangannya terus menempelkan handphonenya di telinganya, berharap seseorang yang sedang ia coba hubungi mengangkat telponnya.
tadi, saat Sunghoon sedang bermain HP sambil meminum kopinya, Tiba-tiba gelas yang ia pegang terjatuh, dan dari situ perasan tak enak datang, membuat Sunghoon tiba-tiba sangat khawatir.
entah mengkhawatirkan siapa, Sunghoon langsung mencoba menghubungi Jake dan bundanya yang belum kembali.
sudah 15 panggilan untuk Jake dan 7 panggilan untuk bundanya, tapi keduanya sama sama tidak diangkat.
"astaga bunda kemana ya."
menyimpan handphonenya, memutuskan untuk mencari bundanya langsung.
tapi saat mau membuka pintu, tiba-tiba pintunya sudah terbuka duluan, memperlihatkan bundanya yang sedang dipapah oleh suster.
"astaga bunda kenapa?."
Sunghoon panik langsung membantu memapah bundanya untuk duduk di sofa, suster itu langsung mengeluarkan kotak obatnya, untuk mengobati luka pasiennya.
"bunda tadi nyaris tertabrak di depan sana, tapi untung ada seorang laki-laki yang menolong bunda."
bundanya hanya luka bagian tangan, karena saat terjatuh, dirinya menahannya dengan tangan dan sikutnya, agar tidak langsung membanting tubuhnya yang rentan karena faktor umur.
"bunda kenapa ga hati-hati sih? Sunghoon khawatir"
"maafin bunda, bunda sudah menyebrang dengan hati-hati cuma.. supir mobil itu sedang mabuk, jadi hampir menabrak bunda."
Sunghoon mencoba mengatur nafasnya. "tapi ga ada luka lagi selain ini kan bunda? luka dalam?."
"ga ada kok sayang, cuma ini."
"syukurlah, lalu orang yang sudah nyelamatin bunda gimana keadaannya?."
"itu... dia hanya keserempet, tapi kata dokter ada sesuatu yang harus ditolong, bunda tidak tau, bunda hanya bertanggung jawab mengurus biaya pengobatannya. yahh semoga laki-laki itu baik baik saja."
jujur bundanya masi khawatir pada laki-laki yang sudah menolongnya, karena setelah diperiksa tiba-tiba dokter dan suster langsung panik menanganinya.
dan Sunghoon juga masi terasa khawatir, padahal bundanya sudah ada didepannya dan hanya luka kecil, tapi.. kenapa firasat Sunghoon masi tidak enak?.
"bunda."
"iya sayang?."
"dimana Reyna?."
"entahlah mungkin ada urusan."
Sunghoon menatap pintu, sebuah kesempatan untuk memberitahu bundanya sesuatu sebelum terlambat.
"bun Sunghoon mau bicara... Sunghoon tidak bisa rujuk dengan Reyna karena.. sebenarnya Reyna sudah menikah dengan orang lain dan sudah mempunyai seorang anak, apa bunda masi mau menyatukan kami kembali?."
"APA?!."
______________
Jake baru saja siuman, menatap bingung sekitarnya, dan tersadar dirinya sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit.
Jake langsung menoleh ke arah seorang dokter yang sedang mendesah pasrah menatap kertas kertas yang ada di mejanya.
"Kak Bin.."
Jake memanggilnya karena seorang yang berpakaian dokter itu adalah kakak kelasnya dulu.
"eoh Jake, kau sudah bangun."
"ada apa?."
"hhh... bisakah kamu lebih berhati-hati? keadaan mu Jake."
Jake terbingung sama ucapan dokter didepannya, apakah ada luka serius di dalam tubuhnya? ya walau sakit tapi perasaan Jake hanya keserempet mobil dan membanting dirinya di trotoar.
"maksud mu kak? ya aku bakal berhati-hati, emang ada yang serius ya?."
"ada!! astaga Jake, kamu hampir keguguran tau ga, untung kecelakaan mu didepan rumah sakit jadi kau cepat ku tangani!." marah dokter itu.
"keguguran??." Jake masi terbingung, sedangkan Soobin yang mau memarahi Jake jadi ikut terbingung.
"iya keguguran, jangan bilang kau tak tau kalau kau sedang hamil."
"HA??." Jake kaget reflek megang perutnya.
"astaga?!, kau tak pernah cek dokter, atau tanda tanda hamil?? bisa bisanya kau tak tau kalau kau sedang hamil?."
"mungkin aku ga sadar, tapi.. YANG BENER AJA AKU HAMIL KAK SOOBIN!."
"KAU EMANG HAMIL! KENAPA KAU TAK PERCAYA PADAKU? SIAPA DOKTERNYA??."
"kau...-hiks." tiba-tiba terdengar isakan dari Jake, membuat Soobin yang terbawa emosi langsung menurunkan emosinya mendatangi Jake yang mau menangis.
"J-jake?, kenapa nangis?." Soobin bingung memegang pundak itu.
"gatau."
"kamu bener bener salah satu pasien yang membuat ku darah tinggi Jake."
"kenapa aku bisa hamil?."
"ya tidak tau bodoh, ya karena kau pernah dimasukin... kau sudah bersuami?."
"baru saja cerai."
"astaga!." Soobin langsung menutup mulutnya, ga nyangka sih responnya gitu.
Jake yang baru tau kalau dirinya hamil ternyata rumah tangganya baru saja hancur.
"s-suami mu sudah tau?."
Jake menggeleng.
"langsung kasi tau suami mu Jake, siapa tau dengan anak ini kalian balikan."
"kau kira kami pacaran, putus nyambung gitu? tidak bisa kak, suamiku kembali ke istri pertamanya."
"sialan, gimana sih jalan cerita pernikahan mu itu."
"tidak tau malas menjelaskan, hhh.. aku ga punya uang untuk membayar mu sekarang."
"sudah dibayar sama wanita yang kau selamatkan tadi, dan ini resep obatnya udah ku buatkan, udah ditebus juga, sekarang tugas mu jagalah kandungan mu Jake, dia lemah karena kesalahan mu yang kurang hati-hati, dan.. jangan berniat buat menghilangkannya cuma karena kau dan ayah bayimu sudah pisah."
"ku pikir-pikir lagi. aku emang anak broken home, tapi kenapa anakku punya nasib yang sama juga.."
"Jake.."
_________