Jerry Bratama Yuda after War

2.8K 300 66
                                    

Siaaang!!!
.
.
.


“Datang lagi ke tempat yang sama, tapi dengan orang yang berbeda.” Jerry merangkul Aya sambil memperhatikan orang-orang yang tengah sibuk membuat posko untuk pengobatan gratis. Kegiatan bakti sosial yang rutin dilakukan tiap tahun itu, Jerry ikuti kembali setelah terakhir kali dia pergi bersama Kalya, mantan kekasihnya. Entah sebuah kebetulan atau semesta tak ingin membuat Jerry melupakan masa lalunya, bakti sosial ini dilakukan di daerah yang sama seperti saat Jerry mengajak Kalya dulu. Hanya saja sekarang tak ada Kalya. Jerry justru pergi bersama putri sulungnya yang sudah menjadi dokter, mengikuti jejaknya.

“Dulu sama Kalya ya?”

Jerry mengangguk. Dia tersenyum mengingatnya. “Papa sampai bangun tenda khusus lho buat Kalya karena takut dia gak nyaman kalau tidur sama yang lain. Eh malah dia yang gak bisa diem, ke sana ke mari, akrab banget sama yang lain. Terus di sana.” Jerry menunjuk sebuah lokasi dengan dagunya. “Papa sama Kalya saling berpelukan di depan api unggun sambil mikirin masa depan kami. Waktu itu, Papa dan Kalya setuju untuk menua sama-sama, walau akhirnya gak begitu.”

“Gak apa-apa, Papa masih bisa menua sama aku dan Ansha.”

Moso? Kalau suatu hari nanti kamu nikah, kamu pasti dibawa suamimu.”

“Nanti aku suruh suami aku beli rumah di samping rumah Papa.”

Jerry terkekeh. “Walau ke sininya gak sama Kalya, tapi Papa bahagia, soalnya ada kamu. Gak nyangka Papa, anak Papa yang kerjaannya tiap hari cemberut, ketus, marah-marah, sekarang udah jadi dokter. Keren banget sih Mbak? Papa bangga banget sama kamu.”

Aya memasang tampang sombongnya. “Keren lah. Tinggal nunggu waktu aja kita duel di ruang operasi.”

“Alah gayamu!”

Aya dan Jerry tertawa setelahnya.

“Udah dulu Pa ngobrolnya, aku mau bantu yang lain dulu.”

“Oke. Papa juga mau bikin kopi dulu nih, asem mulut.”

“Kopi terus!”

“Biarin! Mbak gak usah komen!”

Hubungan Jerry dan kedua putrinya, terutama Aya semakin dekat pasca berakhirnya hubungan lelaki itu dengan Kalya. Aya yang biasanya tidak terlalu memperdulikan Jerry, menjadi terang-terangan memperdulikan sang papa. Aya juga tak segan lagi untuk mengajak Jerry mengobrol lebih dulu dan lebih banyak. Wanita itu sengaja melakukannya agar Jerry tak merasa kesepian, sebab Aya tahu, Papanya benar-benar menjadi seorang yang hampa setelah putus dengan Kalya. Sebagai anak, Aya sadar bahwa tak akan ada orang yang perduli dan menggenggam tangan erat Papanya selain dirinya dan Ansha. Kedua sudut bibir Aya terangkat kala memperhatikan Jerry yang kini sedang berbincang dan tertawa dengan yang lain dengan segelas kopi hitam di tangan. Terlepas seberapa kosong hati Jerry sekarang setelah kisah cintanya berakhir tragis sebanyak dua kali, Aya masih merasa bersyukur karena senyum Papanya telah kembali meski seperti ada yang kurang. “Gak ada Mama ataupun Kalya, tapi Papa punya aku dan Ansha.”

Seperti yang sudah-sudah, relawan bakti sosial dibagi ke dalam beberapa kelompok. Ada yang menjaga pos, mendatangi warga, dan berbagai kegiatan lainnya. Jerry, Aya, dan satu perawat laki-laki bernama Rion mendapat bagian mendatangi rumah warga. Kurang lebih tujuh tahun berlalu, tidak banyak yang berubah dengan daerah ini. Hanya saja jalan-jalannya sudah lebih bagus dan Jerry tidak perlu melewati jalan-jalan kecil yang tertutup rimbunan pohon atau ilalang seperti dulu. Sekarang, dia bisa berjalan dengan nyaman sambil melihat kanan kiri yang terdapat pohon-pohon dan aliran sungai. “Dulu tuh Papa lewat sini sambil megangin Kalya karena jalannya belum sebagus sekarang. Papa takut Kalya jatuh atau kepeleset.”

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang