BAB 8 - HI GOODBYE

2.9K 365 30
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!

*** 

"Huft..." Safira menghela napas panjang ketika berhasil menemukan toko bunga di sekitar pemakaman umum. Dari rumah sakit ke sini, ia terpaksa menaiki ojek online demi menuntaskan permintaan dari pasien yang bernama Alfredo Anja Nugraha.

Senyum Safira mengembang ketika menemukan mawar putih yang berada di dalam pot bunga. Ia lekas menghampiri sang penjual yang berada di sana.

"Bu, mawar putihnya berapa?" tanya Safira.

"Satu tangkainya dua puluh ribu, nak."

"Saya minta lima tangkai, ya, Bu."

Ibu-ibu itu mengangguk mulai mengambil mawar putih. "Mau dibawain ke makam, ya?" tanya ibu tersebut kepada Safira.

"Iya, Bu. Pasien saya yang minta dibawain ke makan pacarnya."

"Namanya Al, bukan?" tanya ibu tersebut yang membuat kening Safira berkerut.

"Ibu kenal dengan pasien saya yang namanya Al?" Safira berbalik bertanya karena cukup terkejut melihat ibu penjual bunga ini mengingat Al.

"Ibu cuman nebak aja dan ternyata benarkan?" Ibu tersebut mengambil lima tangkai lalu membawanya ke meja.

Safira mengangguk sambil mengikuti langkah ibu tersebut.

"Dulu, Al itu hampir setiap hari beli mawar putih buat dibawain ke makan. Dan cuman dia yang menghabiskan mawar putih di sini," kata ibu tersebut sambil membungkus mawar putih dengan alas koran di tangkainya. "Terus ibu juga dapat pesan dari dia."

"Pesan apa, Bu?" tanya Safira kepo.

"Pesan untuk mengantar setangkai mawar putih setiap bulan pada tanggal dua puluh dan sebuket mawar putih untuk tanggal dua puluh desember. Dan itu ibu lakuin selama empat tahuan karena kata Al dia harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri." Mawar putih yang sudah di bungkus rapi dengan alas koran dimasukkan ke dalam paper bag besar berwarna coklat.

"Saya nggak nyangka, Bu, kalau dia seromantis itu memperlakukan pacarnya yang udah nggak ada."

"Dia pernah bilang kalau Saffiyah itu cinta pertama dia. Dia juga pernah bilang kalau dia sedih karena Saffiyah itu ninggalin dia dulu. Waktu dia pulang dari luar negeri itu, dia mampir ke sini dan pulangnya itu dia mengalami kecelakaan dan untungnya dia bisa selamat."

Safira tidak menyangka kalau ibu penjual bunga ini begitu mengenali Al. "Tapi, sekarang Al mulai membaik, Bu, meski harus berada di kursi roda."

"Ibu titip salam sama, Al, ya, semoga dia cepat sembuh. Ini bunganya," ucap ibu tersebut sambil memberikan paper bag ke Safira.

"Berapa semuanya, Bu?" tanya Safira.

"Nggak usah bayar, Nak. Soalnya, uang Al di sini masih banyak lebihnya jadi ibu hitung untuk bayar ini aja."

"Beneran nggak apa-apa, Bu?" tanya Safira sekali lagi.

"Bener."

"Kalau begitu terimakasih, ya, Bu. Saya pergi ke makam dulu, ya."

Ibu tersebut mengangguk sambil menatap kepergian Safira yang mulai keluar dari toko bunganya.

***

Saat tiba di makam, Safira mulai mencari letak keberadaan makam Saffiyah. Ia mulai menyusuri sambil membaca satu persatu batu nisan yang bertuliskan nama hingga tak jauh dari pagar makam, ia bisa menemukan makam Saffiyah karena nama Saffiyah Mikayla termpampang jelas di sana. Namun, di makam itu ada seseorang yang sedang membersihkan makam Saffiyah. Safira lekas mempercepat langkahnya.

Hi, GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang