1.

1.5K 79 6
                                    

"Liam ayo keluar dong sayang, di situ dingin lantainya, kotor banyak debunya, nanti kamu sesek" ujar Anin dari tadi terus membujuk anaknya agar keluar dari kolong ranjang maid nya.

Ya, kolong ranjang. Liam, anak itu sudah hilang sejak jam 6 pagi, entah dari kapan ia di situ, yang pasti saat Anin akan membangunkannya, anak itu sudah tidak ada di kamarnya, alhasil semua orang tanpa terkecuali di kerahkan untuk mencari anak itu dan terpaksa meninggalkan aktifitasnya masing-masing demi mencari bocil kematian yg bernama Liam itu.

Sungguh ini masihlah pagi dan semua orang di buat kewalahan oleh tingkahnya, mereka harus lelah mencari ke seluruh penjuru ruangan mansion yg tidaklah kecil itu.

Hari ini adalah jadwal check up nya, dan itu sangat di hindari oleh Liam, anak itu sangat benci dengan check up. Karena pasti ada saja petuah dokter Ardi yang melarang Liam melakukan hal yang dia mau, dan memakan makanan yang dia suka. Dan ia sangat benci itu.

Jadilah jam 5 subuh Liam sudah keluar dari kamarnya dan berpindah tidur di kolong ranjang maidnya. Kamar nya kosong karena para maid sudah mulai beraktifitas. Jadi ia merasa aman disitu. Dan melanjutkan tidurnya di atas lantai yang dingin sambil memeluk Coko kucing kesayangannya.

"Gak! Gak mau keluar! Adek gak mau ketemu dr Ardi lagi, kan baru bulan lalu adek check up Bundaaa....masa mau check up lagi siihhh...Om-om tua itu pasti larang-larang Adek banyak hal. Adek gaku suka di larang!" Anak itu masih kekeh berdiam diri di kolong ranjang enggan keluar.

"Aduuhh...ia sayang gak ke rumah sakit tapi adek keluar dulu di situ kotor banyak debunya, yuk keluar ya sayang, cepetan dingin nanti Adek masuk anginn".

"Aduh Ayah jangan diem aja dong bujuk anaknya kenapa sih! malah ngeliatin aja dari tadi bukannya bantuin juga!" Bentak Anin merasa frustasi, dari 20 menit yang lalu ia membujuk anaknya tapi tidak membuahkan hasil, dan apa apaan ini anak sulung beserta suaminya malah pada melongo kaya orang bego.

Jujur saja dari tadi mereka tuh diam cuman tidak habis fikir dengan kelakuan Liam yang tingkahnya makin hari makin ajaib saja.

"Maaf tuan saya belum menemukan tuan kecil" ucap Doni orang kepercayaan Abi untuk menjaga Liam, ia datang sambil bercucuruan keringat, ia panik dan juga lelah mencari tuan mudanya itu.

"Tuh anaknya di kolong ranjang, kamu keluarkan dia saya udah nyerah bujuk dia dari tadi, dan tidak satu orang pun mau membantu!" Tunjuk Anin sambil misuh-misuh.

Doni cuma bisa menganga mendengar ucapan majikannya ini, ia berjongkok memeriksa kolong ranjang, dan benar saja bocah itu ada di bawah ranjang meringkuk seperti janin.

Akhirnya Abi sang Ayah turun tangan. "Doni ayo bantu saya angkat ranjangnya". Dan langsung di turuti Doni.

Anin berdecak sebal, kenapa tidak dari tadi suaminya melakukan itu, dari tadi dia lelah mencari anak nya ke seluruh penjuru mansion dan harus berjongkok selama 20 menit untuk membujuk anaknya agar keluar dari bawah ranjang. Sungguh pinggang dan lehernya sakit. Kurang ajar memang Abimanyu, itulah kira-kira umpatan nita dalam hati.

"Aaaaa... tolooong... kita di seraaanggg...Cokooo... berlinduunggg....ada gempaaa... atapnya terbaaamggg..." sungguh ucapan Liam bikin semua orang menggelengkan kepala, absurd sekali memang anak itu, mana bikin kuping sakit lagi.

Ia meringkuk di lantai sambil memeluk Coko kucingnya. Saat ia hendak bangun dan ingin berlari kabur, Kara abangnya langsung tanggap menangkapnya dan memanggulnya seperti karung beras.

"Aaaaa... anj**g lepasiinnn...Cokooo..tolonggg...papamu di culik orang jahaattt...!!!"

Plakk!!!

"Diamlah anak nakal! Kau membuat telingaku sakit, dan apa-apaan itu mulutmu mengumpat, siapa yang mengajarkanmu berbicara seperti itu?" Kara memukul pantat Liam, tidak keras tapi lumayan perih dan menimbulkan bunyi nyaring juga.

LIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang