Sekarang Liam sedang duduk di atas ranjang sambil menangis meraung-raung. Bocah itu tantrum karena tidurnya yang terganggu dan di paksa untuk mandi. Tau sendiri bukan tidak ada yang bisa menolak keinginannya dan memaksa apa yang tidak ingin ia lakukan?
Tapi apa-apaan ini? Sekarang Ayahnya mengganggu tidurnya dan memaksanya untuk mandi.
Liam melemparkan semua bantal dan boneka yang ada di atas ranjangnya ketika sang Ayah akan mendekat untuk membalurkan minyak kayu putih dan pakaian untuknya. Bahkan ia masih mengenakan bathrobe. Ia merasa sangat kesal dengan Ayahnya sekarang.
Begitupun bujukan lembut Bundanya tidak ia hiraukan. Tidak boleh ada yang mendekatinya sekarang atau anak itu akan sangat tantrum.
Abi hanya menghela nafas pasrah. Ia menunggu sampai emosi putranya berangsur reda. Sementara Liam masih saja menangis. Tahu kan bagaimana Liam kalau sudah menangis susah berhenti dan susah di bujuk.
Anin keluar dari kamar Liam dan menelpon Doni yang sedang dalam perjalanan pulang dari urusannya.
"Doni kamu sudah sampai mana? Saya minta tolong bergegaslah. Kau tau sekarang anak asuhmu sedang tantrum. Aku dan Mas Abi tidak sanggup menenangkannya. Sudah putus asa kami membujuknya. Aku takut Liam berakhir sesak nafas karena terlalu lama menangis".
Lalu Anin menceritakan semua kepada Doni mulai dari Liam hilang dan masuk parit untuk mencari ikan dan sekarang tantrum karena tidurnya terganggu dan di paksa untuk mandi.
" Saya mengerti Nyonya, 15 menit lagi saya sampai "
Jawab Doni di sebrang sana ."Baiklah saya tunggu, tetap berhati-hati saat mengemudi"
***
Doni sudah sampai di rumah. Dan sekarang tujuannya adalah kamar anak asuhnya. Ia bergegas menaiki tangga menuju kamar Liam. Dari lantai bawah saja sudah terdengar suara anak itu yang menangis meraung-raung.
Doni mempercepat langkahnya di anak tangga, bahkan ia melewati 2 anak tangga sekaligus dengan kaki jenjangnya. Doni teramat khawatir dengan keadaan anak asuhnya.
Doni mengetuk pintu tidak melupakan sopan santunnya pada majikannya meskipun sekarang ia sedang terburu-buru dan khawatir.
Setelah di persilahkan masuk barulah ia menghampiri Liam yang sedang duduk di atas ranjang sambil menangis, anak itu masih belum berpakaian dan masih mengenakan bathrobe nya.
Melihat atensi pengasuh kesayangannya Liam langsung merentangkan tangannya pada Doni. Ia teramat rindu pada pengasuhnya ini. Kenapa beberapa hari ini Doni menghilang. Bahkan ia sempat berfikiran negatif tentang Doni yang tidak mau lagi mengasuhnya. Tidak lupa ia akan mengadukan perlakuan Ayahnya pada Doni yang sudah mengganggu tidurnya dan memandikannya secara paksa. Ia berfikir itu namanya KDRT. Berlebihan memang otak kecil Liam ini.
Melihat sambutan dari anak asuhnya Doni lantas bergegas mengangkat Liam kedalam gendongan koalanya. Ia mengusap punggung Liam yang masih senantiasa bergetar karena tangisnya. Doni berusaha membujuk dan menenangkan Liam.
"Saya dengar dari Nyonya bahwa Tuan kecil mendapatkan ikan saat di sekolah? Ikannya besar atau kecil?"
"Ke-cil" jawab anak itu sesenggukan.
"Kalau begitu kita akan membuat rumah khusus untuknya berupa aquarium kecil dan tidak lupa hiasannya. Kita harus memisahkannya dari ikan lain kalau tidak mau ikannya berakhir jadi santapan ikan Tuan kecil yang lebih besar. Tuan kecil mau membuatnya bersama?" Liam mengangguk sebagai jawaban.
"Maka dari itu hentikan tangis anda, dan segera berpakaian lalu makan. Tidakkah perut anda lapar setelah lama menangis hem? Ayo saya akan membantu anda berpakaian" bujuk Doni sambil mendudukan kembali Liam di atas ranjangnya. Dengan telaten Doni membalurkan minyak kayu putih ke badan Liam. Lalu memaikan baju untuknya.
Akhirnya Abi dan Anin bisa bernafas lega. Beruntung Doni segera sampai dan bisa menaklukan Liam yang tantrum. Kalau tidak, mungkin sampai kapan Liam akan menangis. Mereka tidak habis fikir kenapa Liam hanya bisa patuh pada Doni. Dan bahkan mereka sebagai orang tua Liam saja sulit sekali membujuk Liam kalau sudah tantrum.
Anin bergegas ke bawah untuk mengambil makanan dan obat untuk Liam karena Liam yang enggan di tinggalkan oleh Doni.
Di belakangnya Abi menyusul sambil terus memijat pelipisnya. "Sayang kamu bisa ambilin aku aspirin? Kepalaku benar-benar sakit. Anak bungsu kita sangat menguras tenaga dan emosiku hari ini". Ucap Abi sambil terkekeh.
Anin mengangguk sambil terkekeh. Ia salut dengan kesabaran suaminya ini dalam menghadapi Liam. Meski suaminya selalu tidak berhasil membujuk Liam ketika sedang tantrum tetap saja ia mengacungi jempol atas kesabaran suaminya.
***
TBC
PENDEK AJA YAH. GAK TAU KENAPA KEPALAKU IKUTAN SAKIT SAMA KAYA AYAH ABI. VOTE, KOMEN, FOLLOW JANGAN LUPA.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAM
ChickLitLiam itu manis, gak banyak tingkah, imut dan menggemaskan. Eits, tapi itu kalau ia sedang tertidur, jadi terlihat anteng, damai, tenang, seperti malaikat. Padahal aslinya bocil kematian. Ngakunya badboy, di sekolah ia mati"an mempertahankan image k...