5.

720 41 0
                                    

Pagi ini Liam tengah di gendong Doni, si bontot sedang memberi makan ikan-ikannya. Bangun jam 6 pagi dan langsung minta gendong Doni dan menagih janjinya semalam yang akan memberi makan ikan bersamanya.

Semua orang sudah melarangnya dan menyuruh Liam kembali tidur lagi karena semalam ia terjaga dan kurang istirahat. Tapi larangan itu justru akan membuat Liam menumpahkan semua air matanya pagi ini, kalian tidak lupa kan kalau semua keinginan si bontot harus di turuti?

Akhirnya Doni menggendong Liam keluar kamar dan memberi makan ikannya. Plester demam masih tertempel di dahi Liam, badannya juga masih lemas, tp demamnya sudah tidak separah semalam hanya tubuhnya masih terasa hangat sedikit. Botol dot menyumpal mulutnya, sebelah tangannya lagi menaburkan pakan ikan ke akuarium dengan lemas.

Sesekali ia melepaskan botolnya dan bertanya hal absurd pada Doni. Dan puncaknya pertanyaan ini yang keluar dari mulut kecilnya "OmDon kalau ikan yang meninggal kemarin nanti arwahnya akan masuk surga atau neraka?".

Doni menanggapinya dengan tenang. "Saya tidak tahu tuan kecil, karena saya bukan ustadz, saya tidak mengerti tentang binatang yang sudah mati akan masuk surga atau neraka."

Liam cemberut lalu bertanya lagi dengan lirih "OmDon Adek sedih dan menangis karena ikan Adek meninggal, apa semua orang akan melakukan hal yang sama kayak Adek kalau suatu hari nanti Adek meninggal?"

Doni sangat tertohok dengan pertanyaan tidak terduga yang keluar dari mulut kecil majikannya ini. "Kenapa tuan kecil bertanya seperti itu? Semua makhluk akan meninggalkan dunia ini tuan kecil, tapi percayalah tuan kecil tidak akan mendahului kita, semua orang sangat menyayangi anda dan selalu berusaha menjaga anda agar tetap kuat dan bertahan, jadi tuan kecil jangan berkecil hati dan jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu, itu bisa mempengaruhi kesehatan anda." Ucap Doni panjang lebar.

Liam menyenderkan kepalanya pada pundak pengasuhnya ini sambil berkata "Tapi Adek takut OmDon, tiap Adek merasakan sakit lalu tertidur, Adek takut gak bisa bangun lagi dan belum sempat berpamitan pada kalian."

Sungguh Doni tidak menyangka selama ini di balik nakalnya Liam ia menyimpan ketakutannya sendiri akan penyakitnya. Hatinya sungguh sakit mendengar penuturan anak majikannya ini yang ia jaga mati-matian sedari bayi. Ia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada Liam, sungguh jika bisa ia ingin menukar tubuhnya atau memberikan semua organ tubuhnya untuk kesembuhan Liam dan bisa membuatnya hidup normal seperti anak seusianya. Mati-matian ia menahan air matanya yang mendesak ingin keluar.

"Sudah lebih baik sekarang tuan kecil sarapan, minum obat, lalu kembali istirahat. Semalam tuan kecil kurang tidur, nanti kepalanya sakit kembali kalau kurang istirahat. Sebentar lagi dr akan datang memeriksa anda dan memastikan apakah infusnya sudah boleh di lepas atau belum. Bukannya tuan kecil selalu mengeluh tidak nyaman dan kebas pada tangannya hemm?" Sebenarnya Doni sedang berusaha mengalihkan pembicaraan agar Liam tidak berfikir yang tidak-tidak dan berakhir pada kondisi tubuhnya yang drop kembali. Demamnya sudah turun saja Doni sudah merasa lega, jangan sampai Liam kembali demam.

"Hemm tapi Adek mau makannya di gendong OmDon dan di suapi Abang boleh ya?" Pintanya dengan memelas.

"Tentu saja tuan kecil, dengan senang hati. Ayo kita pergi ke kamar dan makan disana." Ajak Doni sambil berjalan menuju kamar anak asuhnya ini.

****

Di kamar Kara sedang menyuapi adiknya dengan bubur, sungguh sekarang ia merasa gemas sekali, seujung sendok bubur itu di kunyah oleh adiknya dengan sangat lamban, bahkan adiknya itu sesekali berhenti mengunyah. Makin lama lah habisnya. Padahal seharusnya tidak perlu di kunyahpun buburnya langsung telen juga bisa, adiknya ini memang selalu menguji kesabarannya yang setipis tisu ini. Kara sangat salut pada Doni yang selalu sabar menghadapi tingkah Liam dan tidak pernah marah atau jengkel sedikitpun. Doni selalu menanggapinya dengan kepala dingin dan tutur kata yang lembut. Seperti seorang ayah kandung pada anaknya, padahal Doni menikah saja belum alias masih jomblo tapi ia heran belajar dari mana ia mengurus majikan nakalnya ini dengan telaten dan sabar. Atau mungkin dari Abimanyu ayahnya, yah bisa jadi. Kara terus terlarut dalam fikirannya. Hingga tak lama ia menoleh pada Liam dan anak itu masih saja mengunyah. Ya Tuhaannn....

LIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang