6.

587 35 1
                                    

Siang hari di kamar Liam. Anak itu tidak sendiri, ia di temani teman-temannya yang datang menjenguk. Hanya ada keheningan di ruangan itu. Mereka tidak berani bersuara ribut seperti biasanya di karenakan tidak mau mengganggu istirahat Liam. Ke 3 teman Liam izin pulang lebih awal karena ingin menjenguk sahabat mereka. Di tambah mereka ingin membolos juga di pelajaran fisika. Susah 20 menit mereka berdiam diri di kamar Liam. Anin sudah mengizinkan mereka masuk kamar Liam dengan syarat tidak mengganggu istirahat Liam sampai ia terbangun sendiri. Dan mereka dengan senang hati menyetujuinya.

20 menit berlalu mereka hanya berdiam diri sambil menatap sendu sang sahabat yang sedang tidur dengan damainya. Ini bukan kali pertama mereka melihat Liam terbaring dengan selang infus tertancap di tangannya. Bahkan mereka pernah melihat kondisi Liam yang jauh lebih parah dari ini.

Selang beberapa saat Liam terlihat gelisah dalam tidurnya, dahinya mengernyit, lalu ia terbangun dengan mata melotot. Nafasnya tersengal. Sumpah demi apapun ia bermimpi buruk. Alur mimpinya itu ia melihat ikan hias miliknya yang mati kemarin sedang berenang bebas di sungai yang sangat jernih dengan di kelilingi pemandangan yang sangat indah. Ia tersenyum menyaksikan itu dan dalam benaknya ia berpendapat mungkin ikan-ikan itu sudah tenang di surga. Tapi selanjutnya ia di buat kaget saat mimpinya berpindah ke tempat seperti neraka. Banyak api dimana mana. Dan yang paling membuat dirinya kaget adalah ikan-ikan miliknya melompat ke kuali yang besar berisi minyak goreng yang panas dan berakhir menjadi ikan goreng. Mati 2x mungkin fikirnya. Ia manangis meraung raung menyaksikan ikan-ikan miliknya itu. Namun seketika ia terbangun dan terlonjak kaget.

Ia menatap sekeliling dan mendapati ke 3 sahabatnya sedang mengerubunginya dengan raut muka yang terlihat khawatir.

Ia bergumam "Anj**g mimpi buruk, awas aja gue bakalan bales Bang Kara yang udah buat ikan gue meninggoy dan masuk kuali di neraka."

Teman-teman Liam cuman bisa menganga mendengar kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya ini, mereka heran bangun-bangun sudah mengumpat dan merutuki abangnya sendiri. Mimpi buruk bukannya istigfar malah mengumpat. Haduuhh...

"Heh bocah bangun-bangun bukannya berdo'a malah ngumpat!" Tegur Gery.

Liam cuman mendelik dan menatap Cakra yang sudah berada di dekatnya duduk di sisi ranjang miliknya. "Bang Cak bolos ya? Gue aduin guru BK tau rasa."

Cakra hanya tersenyum menanggapi ucapan Liam. Di antara mereka berempat cuman Cakra yang waras, pemikirannya yang dewasa dan cenderung tenang. Tetapi jangan salah ia sangat menyeramkan kalau sedang marah. Ia sangat mengayangi ke 3 sahabatnya ini terutama Liam yang sangat ia jaga dengan sepenuh hati. Usianya 1 tahun lebih tua dari mereka, karena suatu alasan dia berhenti 1 tahun tidak sekolah. Tetapi yang masih punya sedikit adab memanggilnya dengan embel-embel abang ya cuma Liam, yah meskipun agak laknat juga panggilannya. Liam memanggilnya dengan sebutan Bang Cak. Ah sudahlah paling tidak Liam mau memanggilnya Abang dan ia sudah sangat senang memiliki adik seperti Liam.

"Heh bocah piyik! Enak aja kita bolos, kita tuh udah izin ke guru kalo kita mau pulang cepet karna mau jenguk lo". Jawab Nando mewakili Cakra yang hanya diam.

"Hallah bilang aja itu alesan lo aja karna pengen bolos. Kan bisa tuh jenguk gue abis pulang sekolah" ucap Liam menggebu gebu. Ia sangat tau akal bulus mereka.

"Haha tau aja lo cil." Jawab Nando sambil nyengir.

Gery mendekat dan memberikan botol dot milik Liam sambil meledeknya dengan kata yang di buat-buat seperti pada anak balita "Eh adik bayi bangun tidur minum dulu cucunya nih nih nih."

Sungguh sekarang muka Liam memerah menahan marah dan malunya bersamaan. Ia meraih botol dot yang masih tersisa setengah itu dengan kasar lalu melemparnya pada kening Gery dan PLETAK...!!! tepat sasaran.

LIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang