10.

227 16 0
                                    

Abimanyu memijat pelipisnya merasa frustasi. Sekarang ia sedang membujuk putra bungsunya untuk naik dari parit, tapi tidak di hiraukan oleh anak itu. Liam masih asik memasukan ikan-ikan kecil ke dalam botol bekas. Bujukan Ayah dan sahabat-sahabatnya seakan angin lalu. Ia terlanjur larut dalam dunianya.

Bahkan sekarang sekolah sudah sepi karena semua murid sudah pulang.

Abimanyu tidak bisa memaksa ataupun memarahi Liam takut-takut malah tantrum anaknya. Beda lagi kalau mungkin ini anak sulungnya ia akan langsung menjewer telinganya. Tapi ini Liam si permata semua orang, tidak ada yang pernah main tangan atau bahkan membentaknya sekalipun kelakuannya yang selalu bikin naik darah.

Yang terakhir datang kesini adalah Cakra, karena ia jauh mencari Liam sampai ke gudang belakang. Ia bergegas mengahampiri lokasi yang di beritahu Nando tempat Liam di temukan. Dan betapa kagetnya ia saat mendapati Liam sekarang sedang berada di dalam parit.

"Adek lo Cakra udah kaya anak TK tau gak! kelakuannya aneh-aneh aja. Mana bujuknya susah lagi. Noh samperin tuh gue mah ogah maksa takut tantrum anaknya". Adu Nando kepada Cakra. Sementara Cakra hanya menghela nafas dalam mencoba meredam emosinya agar tidak meledak, ia sungguh merasa khawatir karena Liam mendadak hilang begitu saja namun bocah itu malah nangkring dalam parit.

Dengan muka datarnya Cakra berjongkok dan menarik perlahan  tangan Liam dari dalam parit "Ayo naik Will kita pulang, nanti masuk angin baju lo udah basah" ucap Cakra dingin.

Dan dengan ajaibnya tanpa penolakan, tanpa bantahan, bahkan tanpa sepatah katapun Liam menurut dan merentangkan kedua tangannya minta bantuan Cakra untuk naik dari parit.

Semua orang bernafas lega. Memang selain pengasuhnya Doni cuma Cakra pawang Liam yang bisa menjinakannya. Selain mereka berdua mana mau Liam jadi penurut seperti anak kucing.

"Dek...Dek, baju sama celana Adek jadi basah kan. Sepatu Adek kotor. Ayo lepas aja sapatunya cuci dulu kaki Adek nanti gatel-gatel lagi". Abi menuntun Liam ke toilet intuk membersihkannya. Liam menurut saja sambil terus memegang botol bekas yang berisi ikannya. 

"Ayah bilang apa nanti sama Bunda Dek?" Sekarang kepala Abi benar-benar sakit melihat kelakuan putra bungsunya ini. Bukan cuman kiasan tapi memang sakit. Mungkin  sampai rumah ia harus meminum aspirin.

Didalam toilet Liam asik memperhatikan ikan hasil tangkapannya, seolah merasa bangga ia mendapat ikan dari hasil jerih payahnya sendiri. Sementara Ayahnya sibuk membersihkan kaki anaknya.

"Sini tangannya cuci dulu Dek nanti banyak kumannya, taro dulu ikannya".

"Ayah ikannya bawa pulang yah nanti masukin aquarium Adek yang di kamar". Ucap anak itu antusias.

"Iya nanti di bawa pulang sekarang kita ganti baju dulu takutnya malah masuk angin kedinginan kalo pulang pake ini, di loker Adek ada baju olahraga kan?" Liam hanya mengangguk patuh.

Selesai membersihkan Liam dan mengganti pakaiannya akhirnya Abi pulang. Sahabat-sahabat Liam pun sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Tidak lupa Abi mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah menjaga Liam di sekolah dan mencari Liam yang hilang. Terutama pada Cakra yang berhasil membujuk Liam untuk naik dari parit. Abi tidak akan melupakan jasa pawang Liam yang satu ini karena Liam selalu patuh pada Cakra.

***

Di dalam mobil Liam tertidur pulas sambil terus memeluk botol berisi ikannya. Mungkin ia kelelahan setelah menjalani aktifitasnya seharian yaitu menangis, belajar, dan terakhir berburu ikan di parit.

***

Anin bergegas keluar rumah setelah mendengar suara mobil, ia yakin itu suaminya. 2 jam yang lalu ia di kabari oleh suaminya akan menjemput Liam dari sekolah. Tapi tidak biasanya telat pulang sampai molor 2 jam. Ia sempat khawatir mengingat kondisi Liam, tapi masih berfikir positif mungkin terjebak macet. Dan setelah mendapat chat dari suaminya kalau Liam baik-baik saja dan mereka sedang dalam perjalanan pulang barulah ia bisa bernafas lega.

Tapi saat melihat Liam yang berada dalam gendongan suaminya ia kembali dilanda cemas. Bergegas menghampiri mereka dan melontarkan serentetan pertanyaan "Mas kenapa sama Adek kok di gendong? Sakit lagi? Terus bajunya kenapa ganti kan sekarang gak ada pelajaran olahraga?"

"Kamu tenang Adek gak apa-apa cuman tidur mungkin kelelahan abis berburu ikan di sekolah. Mending sekarang kita masuk terus siapin air hangat buat mandiin Adek. Badannya kotor takut banyak kuman yang nempel, tadi di sekolah dia masuk parit nyari ikan, udah nanti Mas ceritain". Jawab Abimanyu sambil bergegas melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Sementara itu Anin sedikit blank dengan jawaban suaminya itu. Apa ia barusan tidak salah dengar Liam masuk parit? Anin tidak habis fikir dengan kelakuan anak bungsunya itu. Anin adalah pecinta kebersihan, terutama itu menyangkut putra bungsunya yang rentan terhadap kuman dan virus yang bisa saja menyebabkan penyakit.

Anin segera masuk ke kamar Liam dan menyiapkan air hangat untuk mandi Liam. Tidak lupa baju ganti untuknya. Setelah selesai ia menghampiri suaminya yang sedang duduk di sofa sambil menggendong Liam yang tertidur nyenyak.

"Airnya sudah siap mas ayo cepet mandiin nanti banyak kuman takut gatel-gatel atau bahkan berakhir sakit lagi."

"Dek bangun sayang mandi dulu terus makan. Adek juga belum minum obat kan? Nanti lanjut tidur lagi yah". Bujuk Anin lembut sambil mengusap surai putranya guna membangunkannya.

"Eungghh...Hiks..."Liam yang baru tertidur sebentar itu langsung kesal saat di bangunkan. Dan sudah di pastikan berakhir rewel.

Liam terus merengek tidak mau mandi dan ingin melanjutkan tidurnya karena sangat mengantuk.

Namun Abi tetap membuka pakaiannya meski sulit karena Liam terus menggeliat menolak untuk mandi. Abi fikir lebih baik Liam menangis dari pada tidak langsung mandi dan berakhir sakit.

Abi menggendong Liam ke kamar mandi meski dengan paksaan. Abi memandikan Liam di dalam bathtub dengan keadaan anaknya yang sekarang menangis meraung-raung.

Sudah seperti anak kucing saja takut dengan air.

Tbc.

SIAPA YANG MAU DOUBLE UP? VOTE, KOMEN DAN FOLLOW DULU LAH BISA DOONGG...

LIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang