028

4.3K 290 14
                                    

Hari ini polisi gantian mengunjungi Gilang untuk dimintai keterangan seputar kasus lama yang kembali dibuka, yang tak lain adalah kasus kematian Banu. Ditambah dengan kasus pembacokan Gilang yang baru saja Fino laporkan.

Setelah mengambil beberapa keterangan yang sekiranya diperlukan, dua polisi tersebut keluar dari kamar rawat yang Gilang tempati.

Secara berbondong, semua orang yang sedari tadi menunggu di luar langsung masuk ke dalam ruangan itu. Hampir setengah anggota Yoran datang untuk menjenguk ketuanya. Mereka bertanya khawatir pada kondisi Gilang.

"Badan lu masih sakit, Bang?" tanya salah satu anggota Yoran.

"Ya lu pikir aja sendiri anjrit! Baru juga kemaren gua sadar" jawab Gilang dengan sewot sambil berusaha menempeleng main-main kepala orang yang tadi bertanya.

"Halah dia mah sakitnya cuman gimik doang. Kemaren aja udah bisa lari nyariin bucinannya," celetuk Argam ikutan nimbrung.

Perkataan Argam disambut dengan celetukan ramai oleh yang lain. Mereka melempar ejekan bercanda untuk sang ketua yang tak jarang diiringi dengan gelak tawa yang menggema.

"Namanya juga orang lagi usaha, sukur-sukur kalo nanti jadi," sahut Gilang bercanda yang langsung di balas dengan teriakan mengamini secara serentak.

"Eh, Bang, tadi polisi nanyain apaan aja, kok lama banget?" tanya salah satu anggota Yoran.

Semua mendadak diam. Sejenak suasana menjadi terasa serius sampai Gilang menghela napasnya. "Nanya pertanyaan basic aja sih, kaya gimana kronologi kejadiannya, awal mulanya, kenapa kita bisa musuhan gitu-gitu lah" kata Gilang dengan santai.

"Tapi aman kan, Bang? Gak ada masalah?"

"Iya, terus masalah Astral Astral itu gimana?"

"Kelar." Gilang mengalihkan pandangannya menyisir seluruh orang di dalam ruangan itu, sampai netranya berhenti pada sosok Fatah yang berdiri di belakang, tertutup oleh beberapa orang. "Sebenernya gak sepenuhnya kelar sih karena ketuanya masih belom ketangkep, tapi buat sekarang kaya gini dulu mah masih aman lah," kata Gilang meneruskan perkataannya dengan pandangan yang masih fokus menatap Fatah.

Senyuman kecil tanpa sadar terbit di wajah Gilang, ketika melihat Fatah yang terus berusaha untuk mengalihkan pandangannya supaya tidak bersitatap dengan dirinya. Gilang tau Fatah sedang salah tingkah karena terus diperhatikan.

Akhirnya, Gilang mengalihkan fokusnya dari Fatah. Dia menatap satu persatu teman satu gengnya sebelum bertanya, "Gimana yang lain? Aman?" tanyanya untuk memastikan keadaan anggotanya.

Argam mengangguk dan mengacungkan jempolnya. "Aman. Tadinya ada beberapa yang ke tangkep polisi, tapi udah diurusin sama Fino jadi mereka bisa bebas sekarang"

"Udah bebas semua?"

"Udah"

Gantian Gilang yang sekarang mengangguk-angguk kecil. Terselip rasa lega mendengar anggotanya sudah dalam keadaan yang tidak perlu dikhawatirkan. Dia tersenyum puas.

Pada detik selanjutnya, obrolan mengalir, sehingga ruangan itu menjadi ramai. Gilang memilih untuk memisahkan diri dari obrolan dan justru fokus pada satu orang yang selalu menarik perhatiannya.

Gilang fokus memperhatikan Fatah, persis seperti setahun yang lalu, dimana dia pertama kali merasa tertarik pada pemuda itu. Bedanya, kali ini Fatah menyadari atensinya dengan sesekali menatap Gilang, kemudian melempar senyum padanya.

Manis. Senyum Fatah terlihat manis dan Gilang sekali lagi jatuh dalam pesona pemuda itu. Gilang jatuh cinta. Tidak seperti setahun yang lalu, kali ini dia dapat mengatakan dengan yakin kalau dia benar-benar telah jatuh cinta pada Fatah.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang