Part 09

747 13 0
                                    

Happy Reading

Ravi sedang menatap keluar kaca mobil, Matahari tampak menyorot dengan memancarkan sinar nya. Siang hari ini terlihat sangat cerah tapi tida secerah hati Ravi

Tadi dia kekantor polisi, untuk melaporkan adik nya yang secara tiba-tiba menghilang entah di culik atau apa!

Namun polisi itu tidak ingin memproses kasus tersebut, entah apa asalnya Ravi tidak tau

"Hiks"

Ravi menangis kembali, ia meneteskan air matanya

"Tuan, kenapa ada menangis? Apa anda baik-baik saja" tanya supir taksi itu

"Saya tidak kenapa-kenapa kok pak" Jawab Ravi

Ravi benar-benar bingung sekarang dia harus melakukan cara apa agar adik nya bisa dapat di temukan, Dia hanya orang miskin yang tidak memiliki banyak uang pasti akan sangat sulit untuk menemukan keberadaan adik nya

"Dek, kakak harus ngelakuin apa lagi. Agar bisa menemukan keberadaan kamu"

"Kakak takut jika kamu kenapa-kenapa, kakak ingin segera bertemu sama kamu dek"

Suara yang di keluarkan Ravi terdengar sangat menyedihkan, dia seperti tercekik sesuatu di tenggorokan nya

"Hiks"

"Aduh, kok jadi kasihan gini ya lihat nya" Batin supir taksi

"Uhhhh" Ravi membuang Nafasnya melalu mulut

Hawa dingin mulai menelisik kulit nya, dingin sekali.

"Dinding banget" Ucap Ravi gemetar

Ravi sedang sakit, karena semalaman dia hujan-hujanan untuk mencari keberadaan adik nya, sampe lupa makan dan minum

Pagi tadi dia terbangun di rumah sakit, karena mungkin orang yang  menolongnya yang telah membawa nya Kesana. Sebenernya dokter sudah melarang Ravi untuk pergi kemana-mana karena pria itu tetap harus di rawat untuk beberapa hari demam nya memang cukup beresiko bagi Ravi

"Tuan, saya harus mengantarkan anda kemana?"

"Kita lewat jalan melati saja pak, saya akan turun di dekat terminal"

"Baik"

Kembali pada bibi Elsa, Sarah dan juga Hero

Mereka masih berdebat masalah Rajendra, Hero yang mengancam bibinya akan membocorkan rahasia ini pada orang lain dan juga melaporkan ke polisi, sementara Elsa meminta Hero untuk tetap tutup mulut

"Hero, kamu Jagan macam-macam ya. Awas kamu" Ancam Elsa

"Heheheh aku tidak akan macam-macam kalo bibi mau memberiku sedikit uang"

"Anggap saja itu sebagai tutup mulutku, maka aku janji tidak akan memberitahu siapapun tentang rahasia ini"

Pria ini sangat pintar memanfaatkan keadaan, dia tidak akan membocorkan nya tapi Elsa harus memberikan nya uang

"Seperti yang ku minta tadi? Bagai mana"

"Kau gila, 200jt itu banyak. Bibi tidak memiliki jumlah uang sebanyak itu"

"Hmm, memangnya berapa uang yang di minta oleh bibi pada orang yang mengadopsi Rajendra? Kalian tidak meminta nya dengan jumlah sedikit bukan!"

"Tentu saja kami tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, kami langsung meminta nya dengan jumlah 4M" ucap Sarah

"Apa! 4M"

"Yes"

Elsa ingin sekali menyumpel mulut putrinya ini, karena Sarah selalu saja mengatakan kejujuran. Dia tidak bisa di ajak kompromi

"Hahahah" Hero tiba-tiba tertawa renyah

Elsa dan Sarah di buang bingung dengan tingkah pria itu, secara tiba-tiba tertawa tanpa sebab

"Kalian itu bodoh banget sih"

"Apa maksud dari perkataan kamu? Berani sekali kamu mengatai kalo bibi bodoh!"

"Tau gak jelas Lo"

"Kalian itu bodoh, bisa-bisa kalian cuma minta 4M kenapa tidak meminta lebih"

"Cuma elo bilang, 4M banyak tau ngk. Gini nih yang ngk punya duit banyak"

"Eh, kalo orang yang mengadopsi Rajendra itu kaya raya, ya seharusnya elo minta lebih banyak dong! Jagan cuma 4M sedikit itu mah"

"Seharusnya kalian meminta 100M, Jagan sungkan-sungkan pada orang kaya. Mereka

Elsa dan Sarah saling melirik satu sama lain, mereka kembali menatap Hero dengan tatapan super tajam

Kembali pada Ravi, pria itu baru saja turun dari taksi dia mulai berjalan menuju Kediaman nya

"Aku harus pulang dulu, untuk memberitahu bibi dan juga Sarah. Pasti mereka juga khawatir padaku karena tidak pulang semalaman" batin Ravi

Ravi  hentikan langkah nya, tanpa di sangka-sangka ia melihat seorang anak kecil yang menyerbang dengan sekelompok teman-temannya dan juga guru, namun anak laki-laki itu tampak tak memperhatikan jalan dan guru itu juga seperti tidak peka dengan bocah tersebut

"Astaga!"

Di sisi lain ada sebuah motor yang melaju dengan kecepatan tinggi, motor itu mengerahkan tepat pada bocah itu

Di saat teman-teman dan gurunya sudah berada di tepi jalan

"Eh, kayaknya ada yang kurang deh"

"Iya Bu, Kevin ngk ada" ucap salah satu bocah perempuan

"Apa! Kevin"

"Buuuu, itu Kevin di tegah jalan" menunjuk keberadaan Kevin

"Astaga!! Kevin!"

Bu guru itu tampak schok melihat salah satu murid nya tertinggal di sana, yang lebih bahayanya dia berada di tengah-tengah jalan

"Buuu, cepat selamatkan Kevin"

"Kasihan dia"

"Oh astaga bagi mana ini!"

Ravi berlari dengan sangat kencang, dia mendekati bocah laki-laki tersebut lalu mengendong nya menepi dari tegah jalan

"Haah haaah" Ravi merasa nafasnya memburu jantungnya juga berdebar-debar

"Aahh" Bocah itu turun dari gendongan Ravi

"Kamu Gpp" Ravi bertanya, sembari mengusap kepala bocah itu

"Aku Gpp kok paman, makasih ya udah nolongin Kevin" ucap Bocah itu

"Sama-sama, jadi nama kamu Kevin?"

"Iya Kevindra" Ucap bocah laki-laki itu tersenyum lebar

Ravi langsung terdiam, eksepsi wajahnya langsung berubah total. Pemikiran nya terbang kemana-mana

Di tatap nya dengan dalam wajah bocah laki-laki itu, manik mata nya sangat tidak asing bagi Ravi

"Paman, Kevin punya bunga mawar ini untuk paman tolong di terima yaaa" Ucap Kevin, memberikan setangkai bunga mawar

"Untuk paman?" Ravi menerimanya

"Iya, karena paman udah mau nolongin Kevin tadi, jadi Kevin kasih bunga mawar ini untuk orang baik kayak paman"

"Terimakasih ya"

"Sama-sama, semoga kita bisa ketemu lagi ya paman"

Ravi sedikit mengangguk
Ia tersenyum lebar pada bocah berumur 5 Thn itu

"Kevin"

Bu guru langsung menghampiri Kevin, dan memeriksa bocah itu takutnya ada yang terluka

"Kamu gpp Kevin"

"Kevin Gpp ko Miss" jawab Kevin

"Ahh, syukurlah" Bu guru bisa bernafas dengan lega

"Bu, tolong di jaga dengan baik ya Jagan sampe kejadian kek tadi terulang kembali" Ravi menasehati

"Iya mas, makasih ya udah nolongin Kevin"

"Sama-sama sudah tugas saya sesama manusia saling menolong" ucap Ravi

Wanita itu tersenyum pada Ravi

SUGAR MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang