'Ting' suara notifikasi membuat fokusnya beralih pada benda dengan case warna pink glitter itu.
Fadeelah menyimpan sejenak buku bacaannya dan mengambil handphonenya yang tergeletak di atas nakas. Rupanya pesan Whatsaap dari Hanna
Hanna Chan
Hanna Chan :Assalamualikum Del, besok ada kajian rutin dekat rumahku, mau ikut nggak?
Me :Waalaikumsalam, acaranya dimulai pukul berapa Hanna?
Hanna Chan : Acaranya pagi jam 9 Del
Me : Ohh iya Han, aku tanya Mama dulu yaa buat izin
Hanna Chan :Oke Del, kabarin aja kalau jadi
Me : Siap Han
Hanna Chan : Oke.
Fadeelah hanya melihat dan tak membalas pesan dari Hanna lagi. Ia kemudian beranjak dari tempatnya. Ia mencari Aini yang tengah bermain dengan syila di kamar
'Tok..tok..tok..tok' Ia mengetuk pintu kamar Mamanya
"Masuk aja," ucap Aini dari dalam kamar. Ia mengangguk dan melangkah ke kamar.
"Mahhh," ucapnya
Aini melihat putri sulungnya yang hanya menyembulkan setengah badannya di pintu.
"Masuk aja kak, Kenapa?" ucap Aini
"Mahh besok ada kajian dekat rumah Hanna, yang di masjid itu,boleh aku ikut nggak Mah?" tanya Fadeelah sembari memperbaiki duduknya di hadapan sang Mama.
"Mama nggak masalah kalau kakak mau ikut,tapi tanya Papah dulu," ucap Aini
"Emm gitu yah," ucap Fadeelah
"Yaudah bentar aku tanya Papah," lanjutnya. Sejujurnya ia takut berhadapan dengan Papahnya sejak kejadian beberapa tahun silam Sikap Papa sangat banyak berubah. Papahnya tak jarang begitu emosional
Ia kemudian bermain sebentar dengan si kecil Syila, mereka saling menimpuk satu sama lain, Deela tentu saja kewalahan menghadapi tenaga Syila yang seperti tak akan ada habisnya.
"Syila udah, kakak capek," ucap Fadeelah yang sekarang telah tertimbun boneka koleksi Syila.
"Udahhh yaa?" tanya Syila.
"Heem, engap nih kakak," jawab Fadeelah.
"Aaaaaa kakak peluk," ucap syila sembari berlari menghampiri kakaknya.
Fadeelah secara spontan melebarkan tangannya untuk menangkap gadis kecil itu yang kemudian menghempaskan tubuhnya ke pelukan sang kakak.
Hingga beberapa saat kemudian Deelah tak merasakan pergerakan lagi dari seseorang yang berada dalam pelukannya. Ternyata Gadis mungil sudah tertidur pulas. Ia lantas menidurkan adik kecilnya itu.
Ia bergerak ke arah pintu, namun sebelum itu "Kak Maafin Mamah yaa?" ucap Aini menatap penuh arti putrinya itu.
Fadeelah menarik napas lantas berucap " Udah Mahh, Kakak nggak mau bahas itu lagi," ia lelah dengan semua itu ia tak ingin membahasnya lagi yang lalu biarlah berlalu biarlah menjadi cerita saja.
"Semua baik – baik saja," lanjutnya tegas
"Lupakan saja Mah," tegasnya sebelum ia meninggalkan Aini yang masih menatap putrinya itu, ia tahu Deela menyimpan semua lukanya sendiri, ia merasa bersalah dengan apa yang terjadi di masa lalu. Ia menghela napas panjang semua kilasan itu masih membekas di kepalanya bagaikan potongan kolase yang terus berputar.
.....
Besok harinya Hanna dan Fadeelah sudah berada di lokasi kajian,tadi Fajar sendiri yang mengantarkan putrinya.
YOU ARE READING
Jejak Sang Gadis Mungil (Ongoing)
Teen FictionPerjalanan hidup Deelah adalah kisah tentang keteguhan iman dalam mengejar ridho Allah. Meskipun banyak ujian dan cobaan yang menimpanya, Deelah tetap sabar dan tegar, menerima setiap kesulitan dengan lapang dada. Hatinya, meski diuji dengan berbaga...