"Kak Alif!!" teriak Deelah yang masih setengah dari atas bukit.
Alif yang mendengar hal itu tentu saja terkejut, dalam hatinya tersenyum "Deelah manggil dia?" namun ia tetap berusaha tenang di tempatnya menunggu gadis kecilnya itu sampai di hadapannya.
"Kak Alif, tadi di cari kak Syam sama kak Nai," ucap Deelah setelah itu langsung melengos pergi tanpa memikirkan perasaan laki - laki itu.
Alif pun hanya mengangguk takzim dan berusaha menetralkan perasaannya.
...
Hari ini merupakan hari terakhir dari segala kegiatan mereka dan untuk menutup biasanya mereka melakukan acara santai dan unjuk bakat. Namun sebelum itu mereka pada siang harinya tetap menyelesaikan agenda yang sudah tersusun.
Mungkin bisa dibilang hal baik berpihak pada arga, karena ternyata untuk agenda siang dan malam nanti ia di pasangkan dengan Deelah. Arga bersorak dalam hatinya namun biasa saja untuk Deelah ya walaupun sebenarnya dia juga penasaran.
"Deelah ambil ini terus ikat," ucap Arga memberikan dua buah tongkat kecil pada gadis dihadapannya.
"Oh oke kak," jawab Deelah sambil membenahi tali yang justru melilit jarinya.
Arga melihat itu hanya bisa tersenyum dan membiarkan gadis itu melakukannya sendiri "Lucu" batinnya.
Mereka hari ini membuat miniatur tangga dan jembatan, semua peserta terlihat begitu supportive dengan pasangan mereka masing - masing.
"Deelah," ucap Arga sambil menempelkan minuman dingin di pipi kanan gadis itu, tentu saja membuat hal itu membuat Deelah cukup terkejut.
"Astagfirullah kak Arga, kaget tau," ucap Deelah sedikit merungut. Arga tertawa melihat expresi gadis itu.
"Maaf - maaf, ini sambil minum dulu," balas Arga sambil mengulurkan minuman dingin itu kepada Deelah.
Namun sebelum Deelah sempat menenggak minuman itu cairan merah dari hidungnya membuat arga sedikit panik. Penglihatannya mulai memburam karena sebenarnya Deelah tidak bisa terlalu lama terpapar panas yang begitu sangat.
Arga dengan sigap membersihkan cairan merah itu dengan sapu tangan miliknya ia sangat panik begitupun Deelah yang dengan terpaksa bersandar di bahu pria itu.
"Kak Arga kepalaku pusing banget, aku nyender bentar yaa?" ucap Fadeelah yang segera di angguki Arga. Tapi belum sempat hal itu terjadi tubuh gadis itu sudah melunglai.
Arga segera menahan tubuh Wanita itu, dan menggendongnya menuju Uks, sisa darah dari hidungnya pun masih menetes.
"Kak Arga sakit banget kak," entah mengapa Deelah terus memanggil namanya.
"Sabar Deel, dikit lagi nyampe," ucap Arga pada gadis dalam gendongannya. Gadis itu mengangguk lemah.
Sampai di uks Deelah langsung di tangani, untung saja Raina dan Elma juga cukup cepat menyusul mereka berdua. Semua orang tentu saja panik tapi Alhamdulillahnya Deelah perlahan membaik.
"Deel, kamu istirahat aja yaa kita jagain kamu kok yaa. Nanti sisanya di urus Aira sama yang lain.
"Ra, nggak usah telfon mamah, aku nggak pp kok," ucap Deelah yang membuat Raina menghentikan tindakannya itu.
"Ra aku nggak pp, yang penting kalian temenin aku aja sampe sedikit membaik, maaf udah ngerepotin yaa," ucap Deelah
"Santai aja Deel, kita nggak merasa direpotkan kok ya kan El? Ucap Raina yang di angguki oleh Elma
"Deel, Kak Arga mau ketemu bentar, boleh nggak dia di luar tu udah nungguin," ucap Raina
Deelah mengangguk kemudian berkata " Boleh tapi kalian berdua jangan jauh-jauh" mendengar hal itu Raina pun menyanggupinya.
YOU ARE READING
Jejak Sang Gadis Mungil (Ongoing)
Teen FictionPerjalanan hidup Deelah adalah kisah tentang keteguhan iman dalam mengejar ridho Allah. Meskipun banyak ujian dan cobaan yang menimpanya, Deelah tetap sabar dan tegar, menerima setiap kesulitan dengan lapang dada. Hatinya, meski diuji dengan berbaga...