19 Maaf

522 16 0
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

SELAMAT MEMBACA CERITA AKU.
DIAMBIL BAIKNYA DAN DITINGGALKAN

BURUKNYA DI KOLOM KOMENTAR...

NIKMATI CERITANYA, IKUTI ALURNYA....







* * * * * *







Bara sampai di rumahnya dengan wajah yang masih bingung. Bara duduk di sofa depan tangan menutupi wajahnya.
"Bara"
Panggilan lembut yang memasuki indra pendengarannya.

"Bunda"
Ucap Bara menatap Andin yang tersenyum manis.

Andin duduk di samping Bara, mengelus pelan pundak anaknya itu.
"Bara, bunda tau kamu lagi punya masalah sama Bella. Tapi kamu harus ingat, kamu pernah depresi karena kehilangan Bella, kamu nggak mau kan kejadian itu kembali terjadi?"

Bara benar-benar mersesapi setiap ucapan Andin.
"Aku sayang sama Bella bunda, tapi nggak tau keinginan aku buat bantuin Dinda itu pasti ada"
Ucap Bara yang juga bingung dengan dirinya sendiri.

"Apa yang di katakan sama hati kamu, itu yang kamu ikuti"
Ucap Andin tersenyum manis, menatap Bara yang perlahan mengangguk.

Bara mengalihkan pandangan menatap ponselnya, siapa yang menelfonnya?
"Halo"

"Halo Kak Bara, Bella lagi di rumah sakit, lu datang deh ke rumah sakit cahaya sekarang"
Ucap Fika yang masih terbilang cuek, setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya mereka memutuskan untuk menelpon Bara memberi tahu Bella yang masuk rumah sakit.

"Apa? Bella masuk rumah sakit?"
Tanya Bara lagi, siapa tahu pendengarannya salah.

"Iya, udah buru"
Setelah mengatakan itu tanpa menunggu jawaban dari Bara, Fika langsung menutup telfonnya.

"Bella kenapa?"
Tanya Andin yang juga ikut panik

"Aku nggak tau Bun, aku ke rumah sakit dulu"
Ucap Bara yang langsung berlari ke pintu masuk rumahnya.

Dengan kecepatan di atas rata-rata Bara membelah kota jakarta, saking paniknya dengan kondisi Bella Bara sampai jatuh di pinggir jalan.
"Aggrhh"
Bara meringis kesakitan menatap tangannya yang mulai mengeluarkan darah.

"Bella, Bella lebih penting"
Setelah menguatkan dirinya agar kuat, Bara kembali menaiki motornya melaju ke rumah sakit.

"Bara"
Panggil Gavin menatap Bara yang berjalan menghampiri mereka dengan langkah yang sedih pincang.

"Bella mana?"
Tanya Bara saat sudah sampai di depan mereka.

"Bara lu nggak papa?"
Bukannya menjawab pertanyaan Bara, Riski malahan kembali bertanya.

"Gua nggak papa. Mana Bella?"
Tanya Bara lagi.

"Udah kayak gini aja, baru nanyain Bella"
Ucap Fika yang menyindir Bara.

"Maksud lu apa?"
Kenapa ia hanya bertanya, tapi ia juga tidak mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya.

* * * * * *

Satu Janji Untuk Dia!! (ALDEBARA 2. ENG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang