2

683 69 7
                                    


Lenguhan yang terdengar dari anak yang tengah meringkuk menahan sakit dari berbagai luka fisik dan batinnya

Fisik nya sekarang menjadi masalah utamanya

"Akhir shhh , sakit banget , apa ini tubuh Arla " tanya anak itu bertanya entah pada siapa
Dan anak itu tidak lain dan tidak bukan adalah Agra

"Badanku sakit semua dan perih , sebenarnya ini dimana " ucap Agra yang melihat sekeliling

'Ruang penyiksaan ' itu yang terlintas di pikiran Agra setelah melihat lemari penuh barang itu
Berbagai benda yang digunakan untuk menyiksa tubuhnya

Agra mencoba berdiri dan melangkah ke arah pintu keluar dengan tertatih tatih

Namun sebelum Agra sampai tubuhnya kembali jatuh

Bruk

Dan kembali pingsan

Setelahnya matanya sulit terbuka meski kesadarannya ada selain itu nafasnya sangat tidak beraturan dan sangat cepat seperti tengah lari maraton

.
.
.
.
.
.

.

..
.
.

Agra telah tertidur tidak tau berapa lama
Matanya perlahan terbuka dan mengedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya

Setelah beberapa saat mengembalikan pengelihatannya Agra melihat sekeliling ruangan

Ruangan itu terlihat berbeda dari ruangan pertama yang ia lihat
Ruangan itu bercat putih bersih dan berbau has obat obatan

Agra sadar sekarang berada di rumah sakit
Namun pertanyaannya ialah ' siapa yang membawanya ke mari?' Itulah pikiran Agra saat ini
Tanpa sadar Agra menjadi melamun karena memikirkan hal hal diluar teori yang ia alami sendiri

Cklek

Suara pintu terbuka , namun tidak membuyarkan lamunan Agra
Agra masih terdiam melamun dengan posisi telentang dengan tangan kirinya yang dipasangi infus sejak ia terbangun tadi

Orang yang tadi membuka pintu masuk dan kembali menutup pintunya

"Bagaimana keadaan mu Arla , apa kau merasakan sesuatu yang tidak nyaman " tanya orang itu

Yang saat itu juga membuat lamunan Agra buyar
Agra melihat sosok pria berjas putih layaknya seorang dokter

"Tidak dok , saya baik " ucap Agra yang juga menyadari dirinya bertransmigrasi ke tubuh Arla
Jadilah ketika dokter menyebut nama Arla dirinya menjawabnya

(Kita panggil Agra sekarang Arla )

"Jadi kamu ingat siapa yang ada disana " tunjuk dokter itu kepada seorang pemuda yang mengenakan jas dan berdasi serta memiliki rahang yang tegas dan badan yang sempurna

Namun enyah kenapa aura yang dikeluarkannya  sama sekali tak membuat nyaman orang orang didekatnya

Sedangkan Arla menjawab pertanyaan dari dokter itu dengan gelengan

Karena memang dirinya tidak tau siapa pemuda di sana itu

"Huh , sepertinya memang benar " gumam dokter itu pelan

Setelahnya dokter itu menghampiri
Pemuda yang berjas rapi yang keberadaannya tidak dihiraukan oleh Arla

"Maaf tuan tapi , sepertinya adik anda mengalami amnesia " perkataan sang dokter
Itu membuat pemuda berjas itu bagaikan tersambar petir di tengah teriknya matahari

"Lalu ?" Tanya kembali pemuda berjas itu

"Saya mohon meski saya hanya menyarankan, tolong jangan buat adik anda berpikir sangat berat kembali , atau .." ucap dokter itu yang menggantung di akhir kalimat

"Atau apa ?" Tanya pemuda berjas itu

"Atau adik anda akan amnesia total dan dapat menyebabkan kematiannya sendiri " ucap dokter itu

Didalam hati
Bagaikan teriris oleh pisau yang tepat mengenai ulu hatinya
Sehingga terasa sakit dan nyeri

Setelah ucapannya dokter itu berpamitan lalu keluar dari ruangan

Arla atau Agra yang masih terbaring ingin membenarkan posisi nya sehingga bergerak tidak nyaman

Pemuda yang berjas itu menyadari pergerakan Arla dan pergi menghampirinya

"Jangan terlalu banyak gerak atau infusmu akan tercabut" ucap pemuda itu

Arla hanya memandangi pemuda ber jas itu tanpa berkedip
Dan tanpa disadarinya ekspresinya membuat orang dihadapannya menjadi gemas sendiri sehingga dirinya menggigit pipi dalamnya untuk melampiaskannya

"Namaku Salgara sailore Graharta
Saya abang kamu satu satunya di keluarga ini dan namamu Arla faresta Graharta , kamu bungsu sekaligus adik saya satu satunya dalam keluarga " ucap pria berjas itu yang ternyata salgara

Seketika Arla atau Agra terdiam
Bukankah keluarga Graharta itu keluarga dalam novel

Pemikiran Arla atau Agra tiba tiba teringat dengan silsilah keluarga itu

"Tunggu tunggu , bukankah keluarga Graharta hanya memiliki anak 1 putra dan 1 putri?" Tanya Arla

Gara yang mendengarnya mengernyit heran

"Tidak ,anak mereka hanya kita , tapi setelah kamu lahir mommy meninggal dan daddy membencimu
Dan kamu malah melukai Melisa , karena itu kamu dihukum dan masuk rumah sa.."

"Aku tidak melukainya " sela Arla dan membuat perkataan Gara terhenti

Gara seperti tengah menahan marah
Namun Arla hanya mengabaikannya
'Bahkan karakter ibu mereka ternyata sudah tiada ya '

Gara menghela napas guna menetralkan emosinya

"Apa kamu ingat, bahkan sekarang kamu sedang lupa ingatan dan telah melukai Melisa , kamu menyangkalnya pun semua terlihat jelas " ucap Gara dengan emosi

Arla hanya menghela napas
"Terserah kau percaya atau tidak , tapi aku memang tidak melukai gadis itu , malahan aku mengingat jelas perlakuan kalian padaku " ucap Arla atau Agra

Memang secara perlahan ketika dari waktu Agra terbangun di tubuh Arla perlahan memori kenangan Arla masuk dan memenuhi otaknya
Jadi sekarang dirinya tau perlakuan keluarga Arla padanya

"Saya tau , saya anak tidak diinginkan dan seluruh keluarga beserta anda membenci saya , maka dari itu anda tidak perlu berpura pura peduli pada saya , silahkan anda keluar saja dan pulang dari pada membuang buang waktu anda yang berharga disini " ucapnya

Gara yang mendengarnya hatinya terasa ditusuk beribu ribu jarum yang membuat hatinya terasa sakit

Namun tak ayal dirinya juga keluar dari ruang rawat Arla

Setelah keluarnya Gara Arla menghela napas
Memikirkan bagaimana kehidupannya kedepannya

"Apa aku cari kerja ya , setidaknya nanti bisa cari kos yang murah buat tinggal, kalo gak salah masih ada tabungan itu kan ya" gumam Arla. Memikirkan kehidupannya nanti

Setelah selesai memikirkan apa yang akan dirinya lakukan
Arla sedikit memiringkan badannya meskipun sakit dan perih agar bisa menempati posisi nyaman untuk tidurnya
Setelah selesai Arla menutup matanya dan menyelami mimpinya

Tidak Arla sadari seorang pria masihlah berada di depan pintu yang tidak ia tutup rapat dan dirinya juga mendengar apa yang Arla ucapkan
Dan orang itu tidak lain Gara sendiri

Kini Arla sudah terlalap tidur
Gara membuka pintu dan masuk ke sana perlahan

Gara sampai di samping Arla
Gara duduk disampingnya
Tangannya terukur mengusap rambut Arla yang sedikit lepek karena banyaknya keringat juga karena sering  dikurung di ruang bawah tanah

Gara mengusap rambut anak yang sekarang memunggunginya
Tanpa sadar lelehan air bening turun dari sudut kedua mata Gara

"Maafin abang dek , abang tau abang salah tapi abang gak berani sama daddy, tolong maafin abang mulai sekarang abang akan jagain kamu" ucap Gara tidak terlalu keras agar tidak membangunkan Arla

"Abang akan usaha buat kamu bahagia , tapi kamu jangan pergi dari abang " ucap Gara kemudian berdiri dan pergi dari sana

Meskipun Gara pergi dirinya juga menempatkan penjaga di depan pintu Arla

Transmigrasi Agra or Arla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang