7. Pelukan Sedetik

4 0 0
                                    

Bantu ramein yokk,
Shere ketemen temen kalian.

Happy Reading
.
.

"Rin, Lo liat Istri Gw ngak?" Alvian mendekat ke arah Karin yang baru saja akan masuk kedalam Kelas. Laki laki itu terlihat celingak-celinguk mencari keberadaan pujaan hatinya. Sudah dari pagi Alvian mencari namun sepertinya dia tidak Sekolah. Tentu saja itu membuat Alvian khawatir.

Karin menghentikan langkahnya. "Mana saya tahu, sayakan robot," ketus Karin mengendikkan bahunya.

"Rin, Gw lagi serius," mohon Alvian terlihat tidak main main.

"Ckk, Gw gatau yah,"

"Lo kan Temennya. Masa Lo gatau!" Sinis Alvian greget.

"Dihhh, emangnya harus Gw kasih tahu gitu setelah apa yang Lo lakuin di Konser waktu itu?!" Sinis Karin mulai masuk kedalam Kelasnya.

Alvian mengerutkan keningnya. Memangnya apa yang salah? Bukankah harusnya dia senang secara ngak langsung dia ditembak oleh vocalis band??! Sombong dikit ngak ngaruh!!

"Ckk, gw harus gimana?!" Alvian mengacak rambutnya prustasi.

___

Sudah puluhan menit waktu berdiam diri di Balkon ia habiskan. Panasnya sinar matahari mulai menguap masuk ke celah celah Kamarnya. Zella sama sekali tidak berniat untuk beranjak justru dia lebih menikmati angin kencang yang menerpanya.

Hari ini Zella izin tidak Sekolah, bukan karna kejadian Konser kemarin seperti ucapan Karin hanya saja Zella telat bangun karna semalaman ia terlarut dalam kesedihannya.

Perlahan tangan lentik itu terangkat, menatap tangan yang kini tersorot oleh matahari. Menggerakkan perlahan sebelum diturunkan kembali.

"Hufff, jangan lagi Zell," ucapnya pada diri sendiri. Memilih memejamkan matanya sejenak sebelum membukanya kembali.

Deringan ponsel disampingnya berhasil membuyarkan lamunannya.

"ZELLA LO KENAPA SIH NGAK SEKOLAH??! LO SAKIT?!"

Zella berdecak, menjauhkan ponselnya dari telinga. Apa apaan sih?

"Ishh, Rin. Pelanin suara Lo, Zella ngak budeg kali," suara Vebby yang menegurnya.

"Ckk, banyak protes Lo!"

"Kesiangan, biasa," ucap Zella santai, dia menyeruput kopi yang sudah dingin.

"Yaelah, biasanya Lo terobos aja tuh,"

"Males,"

"Ckk, tadi tuh cunguk nyariin Lo. Btw, dia ke Rumah Lo nggak? Dia maksa banget pengen tahu Rumah Lo," ucap Karin membuat Zella mengerutkan keningnya. Dia berdiri dari duduknya untuk melihat luar gerbang juga perkarangan Rumah yang terlihat sepi.

"Ngak ada,"

"Syukur deh, Gw dari tadi udah was was tahu," resah Karin. "Lo sih malah keceplosan!"

"Lohh, kalo keceplosan yahh gimana, ckk,"

"Nanti pulang Sekolah kita ke Rumah Lo yah," ucap Karin.

"He'em, kita main. Udah lama kita ngak main di Rumah Lo," sahut Vebby.

"Kita nonton aja kali yah?" Pikir Karin.

"Boleh tuh, nanti kita mampir dulu ke Alfamart, buat beli cemilannya,"

Zella terasingkan. Selagi kedua nya sibuk menyibuk merencanakan acara nonton nya. Zella menyeruput kembali kopinya sampai habis.

My Bad Ice GrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang