Part 8

456 53 38
                                    

Singto menenggelamkan wajahnya di dalam selimut, ketukan pintu terus terdengar sejak tadi namun singto tak menghiraukan itu. Anggap saja itu hukuman untuk krist karna sudah sangat mesum.

"Sing..." ucap krist memohon namun tak di hiraukan oleh singto.

Krist berdecak kesal karna singto tak memperdulikannya, ia terpaksa merebahkan tubuhnya di lantai yang dingin itu, tanpa kain dan bantal, memeluk tubuhnya sendiri berusaha untuk menghangatkan tubuhnya hingga ia terlelap tidur.

Setelah krist diam, singto mengeluarkan tubuhnya dari dalam selimut, baru ia memulai tidurnya.


****
Pagi hari menyapa, singto bangun dengan tubuh yang terasa segar, mungkin ini kali pertama singto mendapatkan kualitas tidur yang baik selama krist tinggal bersamanya.

Biasanya mereka selalu berebut kain dan tempat tidur karna ranjangnya memang hanya cukup untuk dia sendiri namun semenjak kehadiran krist, ia harus berbagi dengan krist membuatnya tak bisa tidur nyenyak.

Singto beranjak dari ranjang, menggerakan tubuhnya sejenak lalu berjalan keluar dari kamar. Saat singto membuka pintu kamar ia terkejut melihat krist tidur meringkuk di depan pintu kamarnya.

Krist terlihat sangat kedinginan dan tubuhnya menggigil, wajahnya memucat, ia tidur sembari memeluk tubuhnya sendiri.

"Krist" ucap singto sembari mengguncang tubuh krist membangunkan krist dari tidurnya.

"Huh..." gumam krist saat ia bangun.

Kepala krist terasa sangat pusing, begitu juga seluruh tubuhnya yang terasa hancur karna tidur di lantai, karna ini kali pertama dalam hidup krist ia tidur di lantai.

"Apa kamu demam?" Tanya singto khawatir sembari meletakan tangannya di kening krist.

Tubuh krist sedikit hangat sekarang membuat singto bertambah khawatir.

"Ayo pindah ke kamar" ucap singto.

Krist hanya mengangguk, ia beranjak dan berjalan masuk ke kamar. Krist merebahkan tubuhnya di atas ranjang kemudian mengambil selimut menaikan selimut menutup seluruh tubuhnya.

"Tubuh ku benar-benar terasa sangat sakit" ucap krist.

"Maaf karna telah membiarkan mu tidur di luar semalam" ucap singto merasa bersalah.

"Tak perlu minta maaf, aku juga salah semalam" ucap krist.

"Aku akan memijat tubuh mu" ucap singto sembari memulai kegiatannya.

Krist memejamkan matanya menikmati pijatan lembut dari tangan singto, tubuhnya terasa membaik sekarang, beberapa menit kemudian krist terlelap tidur.

Hampir satu jam singto memijat tangan dan kaki krist, kini ia beranjak dari duduknya berjalan keluar kamar membiarkan krist beristirahat.

Singto berkutat di dapur, membuat sop hangat untuk krist, juga membuat kue manis yang di sebut oleh krist kemarin. Anggap itu sebagai ungkapan rasa bersalah singto atas kejadian tadi malam.

Hampir 3 jam singto berkutat di dapur, sekarang ia berjalan ke kamar melihat keadaan krist.

Krist memejamkan matanya saat melihat pintu kamar terbuka, singto duduk di samping krist dan meletakan tangannya di kening krist untuk mengecek suhu tubuhnya. Panas krist sudah turun membuat singto bernafas lega.

"Krist...." ucap singto lembut, baru krist membuka matanya.

Krist memang sudah bangun sejak tadi, bahkan bangun dengan keadaan tubuh yang segar, mungkin karna di pijat oleh singto tadi.

"Hmm" gumam krist.

"Apa tubuh mu masih sakit?" Tanya singto.

"Masih, tolong pijatkan tubuh ku lagi" ucap krist lemah.

Love at the village ✓Where stories live. Discover now