Tak terasa sudah setengah hari singto bersama krist di lokasi syuting, singto duduk tak jauh dari mereka dan menonton suaminya dengan di temani oleh tay tentunya karna tadi krist meminta tay agar menemani singto.
Hanya tay satu-satunya orang yang di kenal oleh singto disana, itu sebabnya krist meminta tay agar menemani singto.
"Bagaimana krist menurut mu?" Tanya tay sehingga membuat singto mengalihkan tatapannya dari sang suami.
"Huh, kenapa?" Ucap singto tak mengerti.
"Apa dia terlihat keren?" Ucap tay.
"Tidak" ucap singto.
"Apa kamu tak ingin menjadi seorang artis seperti krist?" Tanya tay.
"Tidak" jawab singto.
"Aku juga tak akan membiarkan suami ku menjadi seperti ku! Aku tak rela wajah indahnya di lihat orang lain, apa lagi jika ada yang berani menyentuhnya" ucap krist yang tiba-tiba mendekat ke arah mereka.
"Cih, bagaimana dengan mu!?" Ucap singto sinis.
Singto memang menyimpan amarah sejak tadi saat melihat krist berakting dengan lawan mainnya, meskipun itu hanya akting dan di depan mereka banyak kamera bahkan orang-orang, tetap saja rasanya menyakitkan.
Krist hanya diam tak menjawab, singto memang mudah sensitive jika membahas perihal itu, tapi apa yang krist ucapkan tadi benar, krist sangat tidak mau jika singto menjadi public figure sepertinya.
"Bukankah agency X sedang mencari model baru?" Ucap tay.
"Huh, benarkah?" Ucap singto.
"Hmm, apa kamu tertarik bergabung bersama agency itu?" Tanya tay.
"Tidak, tapi teman ku tertarik" ucap singto mengingat jika namtarn sangat ingin menjadi seorang model.
Singto mengeluarkan ponselnya dan mengirimi namtarn pesan, sedangkan krist kini menyandarkan kepalanya di pundak singto, tangannya melingkar posesif di perut singto.
"Aku sangat bersemangat hari ini, mungkin karna ada singto disini" ucap krist.
"Kamu ada acara jam 8 nanti" ucap tay.
"Acara apa?" Ucap krist.
"Iklan sebuah products detergent" ucap tay.
"Oh, bisakah aku menyuruh singto mengambil alih itu? Aku tak terlalu mengerti tentang detergent pakaian" ucap krist sambil terkekeh kecil.
"Krist, aku lapar. Apa tak ada makanan disini?" Ucap singto.
"Kenapa tak kamu katakan sejak tadi, sing" ucap tay.
"Apa phi tak memberi suami ku makanan!" Ucap krist pada tay.
"Krist, sekarang giliran mu" ucap patt yang kini menghampiri krist.
"Beri suami ku makanan, phi" ucap krist sembari beranjak dengan malas dan berjalan pergi dari sana sedangkan patt duduk di dekat singto dan tay.
"Hai, senang berkenalan dengan mu" ucap patt pada singto.
Singto tersenyum menanggapinya.
"Sudah berapa lama kamu mengenal krist?" Tanya patt.
"Belum sampai satu tahun" ucap singto.
"Oh, itu masih terlalu dini untuk menikah" ucap patt.
"...."
"Berapa lama kalian menjalin hubungan?" Tanya patt penasaran.
"Kami tak berpacaran" ucap singto.
"Oh" ucap patt.
Patt merasa aneh, ia menatap singto dari atas hingga bawah mencari letak special singto dimana, apa lagi mereka belum sampai 1 tahun saling mengenal dan yang lebih parahnya mereka tak berpacaran lebih dulu, apa krist di pelet? Bisa saja kan? Apa lagi singto berasal dari desa, dia mungkin memakai ilmu hitam agar krist menyukainya?
YOU ARE READING
Love at the village ✓
FanfictionKrist perawat seorang aktor papan atas, setiap harinya di habiskan dengan bekerja, dia juga selalu di kejar wartawan membuat krist jengah, hal itu membuatnya nekat melarikan diri ke sebuah desa terpencil yang ia yakini tak akan ada seorang pun yang...