Krist perawat seorang aktor papan atas, setiap harinya di habiskan dengan bekerja, dia juga selalu di kejar wartawan membuat krist jengah, hal itu membuatnya nekat melarikan diri ke sebuah desa terpencil yang ia yakini tak akan ada seorang pun yang...
"Kenapa susah sekali untuk bertemu dengan krist!?" Keluh namtarn kepada singto yang tengah duduk di sampingnya.
"Bukankah dia artis terkenal? Jadi menurut ku wajar jika kita susah bertemu dengannya" ucap singto.
Sudah 2 bulan singto dan namtarn berada di kota. Kini keduanya juga sudah menyewa sebuah rumah kecil dengan dua kamar di dalamnya, ya.. mereka memutuskan untuk menyewa rumah bersama, agar lebih murah membayar biaya sewanya.
Keduanya juga sudah mendapatkan pekerjaan menjadi cleaning services di sebuah perusahaan besar.
"Sing... apa menurut mu wajar jika aku bercita-cita menjadi seorang model? Aku ingin terkenal seperti krist" ucap namtarn.
Singto menatap ke arah namtarn sembari tersenyum.
"Aku yakin, kamu bisa menjadi model terkenal, kamu cantik dan juga manis" ucap singto.
"Lalu jika aku terkenal, aku akan lebih pantas bersanding dengan krist nanti" ucap namtarn sambil terkekeh kecil.
Senyum singto memudar saat mendengar itu, entah kenapa dia kesal sekarang.
"Ayo kembali bekerja" ucap namtarn sembari beranjak dari duduknya.
Saat ini jam istirahat mereka memang sudah selesai, singto dan namtarn kembali memegang alat tempur mereka melanjutkan pekerjaannya mereka.
*** Di tempat lain saat ini.
"Apa yang kamu pikirkan, krist?" Ucap tay kepada krist.
"Aku memikirkan singto. Kemarin aku menyuruh orang untuk melihat keadaan singto di desa, namun orang suruhan ku mengatakan jika singto tak ada di rumahnya" ucap krist
Ya, karna rasa rindu krist yang sangat besar kepada singto, dia menyewa seseorang untuk melihat keadaan pria itu di rumahnya, krist membayar mahal untuk itu, tapi apa yang dia dapat? Krist malah mendengar informasi jika singto sudah pindah.
Krist benar-benar gelisah sekarang, kemana dia harus mencari singto?
Mobil tay tiba di tempat tujuan. Krist memakai topi hitam, memakai masker dan kaca mata hitam, lalu keluar dari mobil.
Tay dan krist masuk ke dalam sebuah bangunan yang menjulang tinggi. Tay memang membawa krist ke sebuah perusahaan untuk membicarakan kontrak krist, karna perusahaan tersebut menginginkan krist mempromosikan produk yang mereka buat.
"Bukankah itu krist?!" Ucap seseorang saat menyadari krist lewat di dekat mereka.
Krist langsung melarikan diri saat beberapa karyawan perusahaan tersebut menghampiri dirinya. Ia dalam suasana hati tak baik sekarang, itu sebabnya ia menghindari orang-orang, krist masuk ke dalam sebuah lift naik ke lantai atas.
Saat tiba di atas, krist berlari namun ia tergelincir karna lantai yang basah, krist terjatuh di sana membuat seorang pria yang sedari tadi mengepel lantai menoleh ke arah krist.
Singto menghampiri pria yang terjatuh dan membantunya berdiri.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya singto.
Krist merasa ia mengenali suara itu, ia menoleh ke arah pria yang membantunya berdiri.
"Singto" ucap krist.
"Krist?" Gumam singto.
Hey, singto masih ingat dengan jelas suara krist, itu sebabnya ia langsung mengenali krist walau wajah krist tak terlihat jelas.
"Ya, ini aku. Apa yang kamu lakukan di sini?" Ucap krist.
Terdengar suara orang berlari semakin dekat ke arah mereka, krist reflek berlari tak lupa ia memegang tangan singto sehingga membuat singto ikut berlari bersama krist.
Mereka masuk ke dalam sebuah toilet, krist melepas topi dan maskernya kemudian tersenyum menatap singto.
"Kenapa kamu menarik ku ikut dengan mu!" Ucap singto marah sembari bersiap ingin memukul krist.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku hanya ingin bicara dengan mu, apa yang kamu lakukan di sini? Aku masih tak percaya jika kita bertemu sekarang!" Ucap krist bahagia.
"Apa kamu tak melihat seragam ku? Aku bekerja sekarang" ucap singto.
"Oh, ya. Aku hanya tak menyangka jika kamu akan ke kota" ucap krist.
"Lalu apa yang di lakukan artis terkenal disini" tanya singto.
"Kamu tahu itu?" Ucap krist.
"Ya, aku sering melihat mu di televisi, bahkan foto mu banyak terpajang di jalanan dan di mall" ucap singto.
"Aku ada janji bertemu dengan CEO perusahaan ini" ucap krist sembari menatap singto dengan penuh cinta.
Krist benar-benar bahagia, singto berada di hadapannya sekarang, ia memeluk singto sehingga membuat singto terkejut.
"Ini di kota, tak perlu takut, lagi pula tidak akan ada yang tahu" bisik krist, sebelum singto melepas pelukannya.
Wajah singto memerah mendengarnya, ia bahagia bisa bertemu dengan krist, bahkan tangan singto membalas pelukan krist sekarang.
Ponsel krist berdering membuat krist melepas pelukannya di tubuh singto. Tay mengiriminya pesan mengatakan agar krist langsung ke ruang CEO.
"Aku harus pergi" ucap krist.
"Hmm" jawab singto.
"Apa kamu marah?" Tanya krist.
"Cih, tidak! Silahkan pergi!!" Ucap singto sinis.
"Kamu tak pernah berubah" ucap krist sambil tersenyum.
Singto hanya diam memasang wajah kesalnya, entahlah singto juga tak tahu dengan perasaannya sendiri, entah kenapa dia kesal saat krist mengatakan akan pergi. Apa karna krist seorang artis terkenal sehingga membuat krist seperti itu!?
"Apa kamu mempunyai ponsel?" Tanya krist.
"Tidak, aku belum mampu membeli ponsel, lagi pula aku juga tak tahu cara menggunakannya" ucap singto.
Krist memegang tangan singto dan memberikan ponselnya.
"Simpan ponsel ku, aku akan menghubungi mu nanti" ucap krist.
"T-tapi ini bukankah ponsel mu? Bagaimana caranya kamu menghubungi ku" ucap singto.
"Aku mempunyai banyak ponsel di rumah ku, setidaknya hanya dengan cara ini kita bisa bertemu lagi nanti" ucap krist.
"Aku tak tahu cara menggunakannya" lirih singto.
"Lakukan apa saja hingga panggilan itu terangkat" ucap krist.
"Baiklah" ucap singto.
"Sampai bertemu lagi nanti, manis" ucap krist sembari mencolek dagu singto kemudian ia membuka pintu toilet dan keluar dari sana meninggalkan singto sendiri.
Singto menatap ponsel krist yang berada di tangannya, ia menyimpan ponsel tersebut di dalam saku celananya kemudian keluar dari toilet melanjutkan kembali pekerjaannya.