Part 15
Kupinta Stela berjalan menuju kursi yang 'tak jauh dari lapangan; meninggalkannya sendiri untuk mengambil obat di dalam uks.
Dengan langkah cepat aku kembali menghampirinya, memberikan kotak P3Kitu kehadapan Stela.
"Shh, nggak peka sih," Stela terdengar menggerutu. Aku hanya mengangkat salah satu alis ke atas.
"Ya obati kek, masak gitu doang pakek diajarin," Stela menjawab dengan nada yang terdegar sebal.
Tidak lama dari itu Queen menghampiri Stela, tanpa basa-basi kuambil P3K dari tangan Stela dan memberikannya kepada Queen.
"Obati," aku berucap sebelum pergi dari hadapannya.
Aku menghampiri geng Rezorz dan geng Alfarz, saat sampai di sana, rupanya hanya tersisa geng Rezorz yang sedang berdiri sembari mengobrol entah apa.
"Gimana Zo? Aman kan cewek lo?" Brian berucap dengan melemparkan senyuman. Aku menatap tajam ke arah Brian.
"Cabut?!" Aku berucap.
Terlihat Stela dan Queen yang masih berada di kursi sebelum aku pergi. Aku merasa kasihan; meminta Lio membawa Queen pulang.
"Ikut gua," aku berucap dengan nada dingin; melanjutkan jalan menuju ke parkiran.
Sebelum pergi dr yg lain, terdengar suara-suara seperti orang heboh dari anak geng Rezorz.
Kulajukan motor membelah kota, dengan laju yang lumayan kencang.
Suara Stela yang meminta untuk melajukan motor dengan pelan 'tak kugubris sedikitpun. Sesampainya di depan rumah milik Stela, tampak sosok perempuan paruh baya, dengan laki-laki paruh baya sedang bercengkarama hangat.
"Orang tua lo?" aku tiba-tiba melontarkan ucapan yang sebelumnya memilih untuk menahannya.
Stela turun, menatapku sembari menganggukkan kepala.
Aku segera bersalaman ke arah orang tuanya Stela.
Stela terlihat mencium punggung tangan orang tuanya, serta mendapat kecupan dari keduanya.
Sedikit rasa iri menusuk relung hati; sesak begitu terasa tapi kututup dengan senyuman tipis.
Aku berpamitan untuk segera pulang. Saat ditengah perjalanan teringat abang yang masih dirawat di rumah sakit.
Aku melajukan motor menuju ke rumah sakit untuk menjenguk abang.
Di perjalanan aku berusaha keras meyakinkan diri sendiri agar tak larut dalam kesedihan.
☆☆☆☆☆
Ruangan Bang Aydan hanya menyisakan dirinya yang sedang beristirahat. Aku duduk dibangku sampingnya sembari memainkan handphone.
"Dah balik Zo?" Bang Aydan terdengar berucap lirih tapi sedikit mengejutkanku.
"Gimana sekolahnya?" Bang Aydan bertanya sembari menatapku lekat.
"Ya gitu-gitu aja. Ayah mana? Dari kemarin nggak balik ya?" Aku betanya seolah 'tak tahu.
Bang Aydan menjelaskan jika ayah semalem menunggunya di rumah sakit, jam setengah delapan ayah balik untuk bersiap-siap ngantor, sekalian mengambil baju buat nginap nanti malam.
Hati teramat sakit mendengar penjelasan itu tapi, harus kuat karna aku sendiri yang melontarkan pertanyaan itu.
"Zo, " Bang Aydan memanggil sembari menggengam tanganku yang berada di ranjangnya.
"Nanti abang suruh ayah tidur di rumah kok," Bang Aydan berucap mengejutkanku.
Aku menggelengkan kepala, "Nggak, biar ayah disini. Kenzo di rumah ada bibi."
KAMU SEDANG MEMBACA
REZORZ
Teen FictionKenzo-seorang anak sma dengan ribuan luka, dia ingin mendapatkan kasih sayang Adipramana-ayahnya, yang senantiasa memperlakukannya dengan buruk. Stela yang semula penasaran dengan kehidupan Kenzo, semakin lama dirinya masuk kedalam cinta laki-laki d...