CHAPTER 26

73 49 75
                                        

Happy Reading!



"Sampai jumpa besok."

Tavi membalas lambaian tangan pemuda berambut ikal itu, rona merah di pipinya tak kunjung memudar bahkan setelah pintu depan rumah keluarga McAlister tertutup rapat. Gadis itu memutar sepeda kayuhnya, bersiap untuk pulang.

Kakinya mengayuh santai, angin yang berhembus lembut terasa sejuk menampar wajahnya yang memerah bagaikan kepiting rebus. Bibirnya terasa hangat. Ia masih bisa merasakan ranumnya bibir Michael ketika pemuda itu menciumnya.

Badannya terasa ringan, seakan dirinya tengah melayang bebas di angkasa. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?

Sebuah kekehan kecil berhasil lolos dari bibirnya tanpa bisa ia cegah. Tavi mengayuh lebih cepat, membiarkan sepedanya meluncur membelah jalanan yang sepi.

Langit malam ini terlihat cerah. Bintang-bintang di angkasa tampak berkelip indah. Suara jangkrik dan serangga-serangga kecil di kejauhan menemani perjalanan sang gadis. Seakan alam ikut bersorak, turut bahagia dengan peristiwa mendebarkan yang baru saja terjadi di antara Tavi dan Michael.

Sesampainya ia di rumah, Tavi memarkirkan sepeda kayuhnya di halaman. Rumahnya sudah sepi karena jam telah menunjukkan pukul satu dini hari. Gadis itu berjalan tanpa suara menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

Ia melepas sepatu dan menghempaskan tubuh ke kasur. Gadis itu melamun memandang langit-langit kamar, sebelah tangannya terangkat untuk menyentuh bibir.

Lagi-lagi, sebuah senyum terbit di wajah cantiknya. Gadis itu meraih bantal dan membenamkan wajahnya di sana sembari memekik riang, kakinya menendang-nendang ke udara.

Setelah berhasil mengendalikan diri, Tavi duduk di tengah kasur, bantalnya terdekap erat di dada. Gadis itu mengeluarkan ponsel dari tas selempang, berniat untuk memeriksa foto-foto yang ia jepret bersama Michael--pemuda yang telah menghuni hatinya entah sejak kapan.

Ponselnya berdenting beberapa kali, menandakan bahwa ada notifikasi masuk. Ia mendapat beberapa respon dari akun-akun asing mengenai foto yang ia unggah.

Senyum Tavi perlahan meluntur, digantikan raut bingung ketika ia membaca komentar-komentar yang masuk ke unggahan foto tersebut.

'Bukankah itu Michael?' salah satu akun itu bertanya.

'Itu Michael, 'kan??' akun lain berkomentar, dan menyebut sebuah akun bernama Michael Davis di samping komentarnya.

'Dia tidak muncul selama beberapa minggu, dan sekarang dia berfoto dengan seorang perempuan?'

'Apa kau kekasihnya?' komentar sebuah akun dengan username TrevsGF.

'Aku tidak akan cemburu kalau ternyata itu memang kekasih Michael. Mereka terlihat serasi!'

Beberapa akun lain juga menyebut nama itu. Michael Davis. Davis, Tavi menegaskan dalam hati, bukan McAlister.

"Ah!" Tavi menjentikkan jari begitu dirinya mengingat sesuatu. "Michael mengatakan kalau ibunya berpisah dari Dexter. Ibunya pasti menikah dengan seseorang bernama Davis," gumamnya.

Penasaran, Tavi pun membuka akun dengan username MikeDavis itu. Terkejut ketika melihat jumlah pengikut akun Michael yang hampir menyentuh angka sebelas juta, Tavi mulai bertanya-tanya pada diri sendiri. Siapa sebenarnya Michael itu?

Ia membuka video terakhir yang diunggah Michael di akun sosial medianya. Sebuah video sponsor. Menonton video itu menambah rasa kagum Tavi terhadap Michael. Pemuda berambut ikal itu terlihat luwes menjadi seorang bintang sponsor, seolah berdiri di balik layar kamera adalah tempat ia berada.

Ghost Of The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang