15 : PERGINYA RENATA

134 17 4
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WIR

SEMOGA PADA BAHAGIA HARI INI

ALHAMDULILLAH BISA UPDATE SETELAH MENGALAMI WRITER BLOK AKU WKWK

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

TANDAI KALAU ADA TYPO

YANG NGGA SUKA SAMA CERITA AKU BOLEH PERGI💚

YANG NGGA SUKA SAMA CERITA AKU BOLEH PERGI💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🍃🍃🍃-

Tap

Tap

Tap

Zahira memasuki kediaman rumahnya dengan lesu setelah mengantar bundanya ke terminal. Dia mendudukan dirinya di kursi yang tersedia di ruang tamu.

Flashdisk on

Tiga jam yang lalu, Zahira pulang dari sekolah. Dia mencari bundanya yang ternyata sedang berkemas di kamar miliknya.

"Bunda mau kemana?" tanyanya di ambang pintu.

Renata menghentikan aktivitasnya. ia menatap Zahira sejenak sebelum mendudukan diri di tepi ranjang. Renata menepuk melambaikan tangannya, menyuruh Zahira untuk mendekat

Dengan patuh Zahira menghampiri Renata, Ikut mendudukan diri di sampingnya.

"Kalau mau masuk itu ketuk pintu dan salam dulu," ujarnya menasehati sang putri.

"Udah, tapi Bunda ngga denger."

"Bunda mau ke mana?" ulang Zahira.

"Bunda mau pergi menyusul Ayahmu, pekerjaan Ayahmu banyak di sana, Bunda mau bantu Ayahmu," ungkapnya menatap Zahira serius.

"Lalu Mitta?"

"Mitta akan tinggal di sini sama kamu, kamu bisa kan jaga adikmu?"

"Tapi kenapa Ayah ngga bekerja dekat sini aja," keluh Zahira sepertinya keberatan.

"Hira, kamu tau kan nak, ekonomi kita sangat keritis, uang saku kamu aja 5 ribu perhari, malah kadang kamu ngga jajan, belum biaya sekolah sama kebutuhan rumah, kita butuh banyak uang makannya Bunda mau bantu Ayahmu kerja di sana karena pekerjaan Ayahmu lagi menumpuk juga, dan kalau bekerja nya di sini gajinya kurang Ra, apa lagi di kota semuanya mahal," jelas Renata penuh kelembutan.

"Bunda berangkat sekarang juga?" tanya Zahira sendu.

"Iya, ngga apa kan? do'ain Bunda semoga uangnya cepet ke kumpul nanti bunda pulang, pokoknya do'ain Bunda terus Ra."

"Maafin Bunda, bukan maksud Bunda ninggalin kamu. Bunda ngga mau kalau akhirnya kamu gelandangan, Bunda si gapapa, tapi Bunda mau kamu hidup dengan layak, kita ngga bisa ngandelin gaji Ayah kamu doang Ra," ungkap Renata memberi pengertian.

Catatan Takdir Zahira || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang