29 : KEMAH

111 6 2
                                    

-🍃🍃🍃-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🍃🍃🍃-

Ceklek...

Seorang gadis berkerudung hitam yang mengenakan jaket untuk menutupi tubuhnya, dengan tas ransel berukuran besar berada di pundaknya, terlihat ia baru saja keluar dari pintu kamar.

Zahira melangkahkan kakinya menuju depan televisi, di mana keluarganya tengah berkumpul sambil duduk di atas tikar. Ada yang aneh dengan gadis itu, raut wajahnya terlihat seperti tidak bersemangat untuk menjalani hari.

"Loh, mukanya kok kusut gitu Ra? Ada apa?" tanya Renata heran ketika melihat wajah anaknya.

Zahira segera tersadar dari lamunannya.

"Eh, ngga ada apa-apa kok Bun," sahut Zahira berusaha tersenyum.

"Iya udah, Hira berangkat dulu ya takutnya terlambat," lanjut Zahira seraya berjongkok untuk menyalimi telapak tangan Renata.

"Eh, makan dulu sayang, mau ke hutan kok ngga makan?"

"Ngga usah Bun, nanti di sekolah aja kan kumpul dulu di sekolah."

"Kalau begitu, berangkat nya di antar Ayah," tawar Abraham.

Zahira mengangguk. Pandangannya beralih menatap Mitta yang dengan asik menonton.

"Dek, kakak berangkat dulu. Selama kakak pergi kamu harus bantuin Bunda di rumah," pesan Zahira yang di balas acungan jempol dari Mitta.

"Ayo Ayah," ajaknya.

Abraham mengangguk.

"Aku antar putri kita dulu ya sayang," pamit Abraham pada Renata seraya mengecup dahi istrinya.

Zahira memutar bola mata jengah, melihat pemandangan yang berada di hadapannya.

Kemudian Ayah dan anak itu pergi meninggalkan rumah setelah mengucap salam.

-🍃-

"Hira masuk dulu Yah, terimakasih udah mau antar Zahira," ucap Zahira seraya mengecup punggung tangan Ayahnya.

Abraham mengusap kepala Zahira lembut. "Barangnya udah semua? Takut ada yang ketinggalan."

"Udah kok."

"Kalau begitu hati-hati, kalau ada apa-apa hubungi guru mu atau kakak kelas mu. Semoga Allah selalu melindungimu."

"Aamiin, Ayah juga jangan lupa shalat jum'at ya," pesan Zahira.

Catatan Takdir Zahira || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang