19 : MURID BARU

127 11 0
                                    

-🍃🍃🍃-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🍃🍃🍃-

Langit yang cerah di pagi hari, namun matahari tidak menampakkan cahaya terangnya. Angin bersepoi-poi membuat Zahira menikmati sejuknya angin itu di sepanjang koridor sekolah. Setelah mengalami masalah kemarin Zahira bertindak biasa saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Seperti pepatah mengatakan 'Selalu ada harapan di situasi yang buruk, Ketenangan sangat memiliki pengaruh besar dalam kehidupan' Zahira mengabaikan tatapan dan cibiran aneh yang terlontar untuk dirinya. Ia tetap berjalan dengan wajah datar penuh ketenangan.

Namun sepertinya, ketenangan itu tidak berlangsung lama ketika Zahira mendengar cibiran yang membuat atensi darahnya naik seketika.

"Anak nya munafik pasti tidak jauh dari ibu-"

"IBU SAYA KENAPA HAH?!" bentak Zahira sembari menatap tajam siswi tersebut.

Suasana seketika mendadak hening. Atensi-atensi seluruh siswa tertuju pada kedua insan yang tengah saling melempar tatapan tajam.

"Cie, ngga terima. Kenapa? Pasti bener ya?" ejek siswi tersebut.

Zahira mengepalkan tangannya kuat. Dia sangat tidak suka wanita yang paling berharga dalam hidupnya di hina walau sedikit pun.

"Justru karena perkataan kamu yang ngelantur saya tidak terima!" desis Zahira tajam.

Zahira sibuk memberi peringatan untuk siswi tersebut. Hingga Zahira tidak sadar bahwa atensi seluruh manusia itu sudah tidak lagi tertuju pada dirinya. Zahira mengernyitkan dahinya heran, kenapa siswi ini hanya diam saja? Bukan kah tadi dia yang mengibarkan bendera perang? Dan kenapa ia terlihat seperti malu-malu?

Eh, itu siapa?

Kok saya ngga pernah liat wajahnya

Dari wajahnya si dia murid baru deh kayanya

Hua tampan nya dia

Nambah koleksi cogan nih

Kerutan dahi Zahira makin dalam ketika mendengar desas-desus warga SMA Tadika Mesra ini. Tidak ingin penasaran, Zahira mengalihkan perhatiannya pada sosok yang tengah berjalan di koridor sekolah juga ada Sella yang terlihat tengah menghampiri nya dengan raut wajah khawatir.

"Ra, kamu ngga papa? Saya denger tadi kamu berantem."

Zahira mengalihkan pandangannya pada Sella.

"Bunda saya tadi di hina tapi saya udah baik-baik aja kok," jawab Zahira tersenyum kecil.

Sella lega mendengar jawabannya temannya. Namun di sisi lain ia ikut terpancing ketika tau seseorang yang sudah ia anggap sebagai Bundanya di hina.

Catatan Takdir Zahira || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang