10

144 21 1
                                    

Sudah masuk hari kedua, semenjak Jeremy masuk rumah sakit.

Aku dan Araya selalu menemani Jeremy dirumah sakit, Nadia juga kadang-kadang menjenguk Jeremy niatnya juga ingin menginap menemani Jeremy tapi kedua orangtuanya tidak mengijinkan karena mereka khawatir dengan Nadia yang akan tidur dimana, padahal ada kursi panjang yang lumayan empuk untuk dipake tidur tapi menurut mereka, kursi itu tidak layak untuk dipakai Nadia, jadinya Nadia hanya bisa menemani Jeremy sebentar saja tanpa bisa menginap menemani Jeremy.

Pada akhirnya Araya yang sering menginap, sebenarnya aku juga mau ikut gabung bersama Araya, hanya Maria yang tidak mempercayai Araya, Maria takut Araya lakuin yang tidak-tidak sama aku dirumah sakit, secara Araya ini kalau sama aku kadar kegatalan sama mesumnya selalu keluar saat bersama aku, karena itulah yang membuat Maria, tidak yakin dapat mempercayakan Aku untuk dijaga Araya.

Tapi, aku mencoba meyakinkan Maria. Kalau Araya gak bakalan berkelakuan genit sama aku secara kami dirumah sakit ini untuk jagain Jeremy terus juga aku bawa semprotan cabe + merica jadi aman.

Tapi, otak negatifnya Maria dan rasa curigaan yang masih mendominasi, terlebih ketidakpercayaan Maria sama Araya, yang pada akhirnya aku gak bisa ikut menginap bersama Araya, tapi tadi malam aku berhasil menginap menjaga Jeremy, itu pun juga ditemani bersama Maria.

Maria bilang ingin ikut mengawasi Aku dari Araya sekalian bisa melihat perkembangan kondisi Jeremy.

Sewaktu aku menceritakan kondisi Jeremy ke Maria. Maria benar-benar syok mengetahui kalau Jeremy sampai masuk rumah sakit, karena dihajar oleh pria yang merupakan kekasih dari wanita yang ditiduri oleh Jeremy, Maria gak nyangka kalau akibatnya bakal sampai separah itu.

Maria pikir hanya sebatas perkelahian biasa saja dan gak sampai masuk kerumah sakit tapi rupanya lebih parah dibandingkan yang dipikirkan Maria.

Saat Maria melihat langsung kondisi Jeremy yang babak belur, badannya yang kurus ditambah tangannya yang punya beberapa bekas luka, Maria berpikir ini pasti ada sangkut pautnya dengan keluarganya Jeremy.

Aku yang barusan mendengar Maria bilang seperti itu jadi menatap curiga ke arah Maria.

"Kenapa kamu bisa menyimpulkan seperti itu? Apa kamu tau sesuatu?"
"Maksud kamu?" Tanya balik Maria
"Perkataan kamu barusan?"
"Kenapa kamu bisa kepikiran seperti itu, padahal setahu aku Jeremy gak pernah menceritakan tentang keluarganya ke orang lain?" Tambahku menatap curiga ke arah Maria, Maria sendiri juga tiba-tiba jadi gugup bahkan dia sampai tidak menatap ke arahku balik.
Apa ada sesuatu yang terlewatkan? Apa ada yang Maria ketahui? Tapi apa.

"Itu...kamu tau dikehidupan ini, kita bertiga itu berteman baik jadinya Jeremy sering menceritakan tentang keluarganya...itu...waktu itu....pernah kita minum barengan sama Jeremy untuk merayakan keberhasilan dia dalam lomba, karena mabok Jeremy ceritain tentang keluarganya"
"Jadi kamu ngertikan maksudku"
"Jangan natap aku curigaan kayak gitu"  jelas Maria dengan terbata-bata dan gugup jelasin semuanya.

"Kamu yakin? Kamu gak bohongkan sama aku?"
"Percaya sama aku, kalau kamu gak percaya, kamu bisa tanya langsung ke Jeremy" balas Maria menyakinkanku dan hanya bisa kubalas dengan anggukan kepala, dan kembali menatap Jeremy, aku berharap Jeremy bisa cepat sembuh.

"Kamu tadi kayaknya, bilang selama ini keadaan Jeremy baik-baik saja? Walaupun dia mendapatkan pukulan? Jadi sebelum-sebelumnya dia sering dipukulin? Gara-gara cewek?"
"Iya, sebelumnya dia selalu baik-baik saja, mungkin hanya mulutnya yang terluka dan tangan yang lecet sedikit tapi selain itu dia bakalan baik-baik saja, gak sampai masuk rumah sakit kayak gini"
"Jeremy...dia sudah sakit, mungkin...apa ini berkaitan dengan perpisahan kalian?" Tanya Maria hati-hati padaku
"Mungkin saja, akulah yang  membuatnya seperti ini. Aku sudah salah langkah Maria" Aku menatap sedih kearah Jeremy dan meremas tangannya pelan
"Apa yang harus aku lakukan...semuanya terasa berbeda, harusnya semuanya sama saja dengan kehidupan pertamaku tapi kali ini berbeda, aku...kalau tau kayak gini...aku.."
"Hei"

Kehidupan Ke-2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang