TSS 6

11 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.

.

.

.

اللهم صل على سيدنا محمد

.......................

Di kantin pondok zia dan juga ketiga sahabatnya itu sedang menikmati makanannya sambil menunggu bel kelas kedua berbunyi

"Eh za kamu kok bisa tau itu tentang cerita yang kamu ceritain tadi di kelas? " tanya fira yang sedang asik dengan makannya itu

"Aku pernah baca di buku "! Jawabnya

" ohhh gitu "

"Ehh zia kamu tadi sadar nggak sih gus akbar senyum senyum pas tadi kamu cerita " celetuk habi

Kening zia berkerut "enggak aku nggak tau kalau gus akbar senyum, emang kenapa sih orang cuma senyum "

Hani hanya memutar bola matanya malas "iya aku tau , tapi kan gus akbar itu dingin, datar serem lagi tadi pas senyum behhhh manisnya " ujar hani

"Apasih hani , udahlah nggak usah bahasa itu" ucap zia sambil melanjutkan makan nya

Diam diam zia juga memikirkan ucapan hani, ngapain gus akbar senyum senyum pas di kelas tadi ya? Ah sudahlah

.......

Setelah shalat ashar semua santri akan berkumpul di aula untuk membaca nadhom alfiyah untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu makan tiba kecuali yang memiliki tugas seperti menyetor hafalan dan yang mempunyai tugas piket

Seperti saat ini zia sedang melaksanakan tugas paketnya di masjid bersama dengan satri santri lainnya Kini zia sedang sibuk mengelap kaca depan masjid

Saat dirinya sedang fokus fokusnya mengelap kaca tiba tiba ada pantulan seseorang dari arah belakang reflek zia langsung membalikkan badannya dan ternyata ustazd alfian

"Assalamu'alaikum" ucap ustadz alfian

"Wa'alaikumussalam " jawab zia sambil menundukkan pandanganya

"Ada apa ustadz " tanyanya

"Eummm zia apa boleh saya bertanya "

Kening zia berkerut apa sebenarnya yang akan di tanyakan oleh ustazd alfian?

"Boleh ustadz "

'Aduh nih ngomongnya gimana ya 'batin nya

"Jadi gini kamu kalau sudah lulus dari sini mau lanjut kemana, mau kuliyah atau kemana gitu "

'Astagfirullah jadi cuma mau nanya itu' batin zia

"Saya masih belom kepikiran ustadz " jawabnya

"Ohh begitu baik lah "ucapnya sambil menganggukkan kepalanya

Ekhemmm

takdir seorang santriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang