TSS 12

17 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.

.

.

اللهم صل على سيدنا محمد

.

.

Mengapa aku mencintainya..
Dan merindukan nya
Dan hatiku terus merindukan nya
Dan aku mengetahui bahwa dia bukan untuk ku....
Dan begitu juga aku bukan untuk nya..
.........
Zalia AZ zahra

Kini matahari perlahan mulai menyembunyikan sinarnya dari bumi dan semburat berwarna oranye itu akhirnya sudah keluar di sore ini zalia dengan balutan mukenah nya ia baru saja menyelesaikan sholat ashar dan ia sedang berada di balkon rumahnya tak lupa juga ia membawa buku nya untuk menulis apa yang ia rasakan....

Zalia menghela nafas sampai sekarang dia masih belum menjawab pertanyaan dari orang tuanya itu, ia bingung harus apa selama ini ia sudah sholat istikharah tapi masih belum nampak hasilnya
Ia memandang langit yang berwarna orange itu dengan mata lentik nya itu.

Ia mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskan nya perlahan "ya allah aku harus apa " batin nya

Sungguh saat ini ia sangat bimbang dan juga di selimuti oleh kebingungan hatinya hati dan pikiran nya memberi jawaban yang tidak sama maka dari itu ia sangat bingung harus memilih kata pikirannya atau kata hatinya..

Di saat ia sedang sibuk melamun dengan pikirannya itu uma fitri datang dan menepuk bahu zia

"Nak" panggil nya

"Eh iya uma, ada apa?" tanya nya

"Apa yang kau pikirkan?" tanya uma fitri

Zia tak bergeming untuk sesaat "zia nggak lagi mikirin apa apa kok uma" elaknya

Uma fitri menatap sang anak dengan tatapan yang sangat dalam ia tau betul bahwa putri nya ini sedang memikirkan sesuatu "sayang jika ada sesuatu ceritakan lah kepada uma jangan pernah kau pendam sendiri " ujarnya

"Apakah kamu masih belum mempunyai jawaban atas perjodohan itu?" lanjut nya

Zia perlahan menggelengkan kepala nya"zia masih bingung uma, pernikahan bukan permainan tapi itu ibadah sepanjang hidup zia jadi zia mohon waktunya lagi untuk berfikir "ucapnya pelan

Sungguh uma fitri tidak tega dengan putri nya ini tapi mau bagaimana lagi jika semua sudah terjadi

" ya sudah kalau begitu fikirkan itu dengan baik baik jangan sampai salah langkah "

"Zia akan kasih jawaban ketika zia akan kembali ke pondok " kata zia

"Baik lah, berarti dua hari lagi kamu harus kasih jawaban itu kepada abi mu" ucapnya yang di angguki oleh zia

"Uma keluar dulu"

Setelah Uma nya keluar dari kamarnya air mata dia sudah tidak bisa di tahan lagi turun kah air mata itu membasahi pipi zia

"Hufff sabar zia semua ini pasti ada jalan nya jangan menyerah untuk berikhtiar "ucap zia sambil mengelus dadanya itu

.........

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

takdir seorang santriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang