اللهم صلي على سيدنا محمد
وعلى آل سيدنا محمد*
*
*
*
*Maula yaa sholli 'alaa habibikal musthofa...
Salim ya robbi 'alaa nabiyyikal mujtabah...Alarm dari ponselnya yang berbunyi di jam 03.00 . Syifani pun terbangun dengan mengucek matanya yang sebenarnya masih mengantuk. Langsung saja dia mematikan alarm tersebut.
"Alhamdulillah... " gumamnya sambil mengucek mata dan mengusap wajahnya.
"Udah jam segini, mending langsung solat"
Lantas dia pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu.
Selesainya solat ia pun tidak lupa untuk berdzikir dan berdoa.
'Ya Allah, Syifani ikhlas kalo semua yang terjadi itu ujian dalam jalan hijrah. Tapi ya Allah syifani mohon pertemukan syifa dengan orang tua syifa'.
Bisiknya dalam hati setelah ia selesai berdoa (doa solat tahajud) . Air mata menetes, tak ingin lebih nangis, syifa pun mulai mengambil Al Qur'an dan mulai membacanya.
**************Pagi hari yang cerah sudah datang. Syifani mulai menata semua buku yang akan ia bawa ke sekolah, tidak lupa juga ia memakai ciput di balik kerudungnya .
"Bissmillah.... Semoga di hari ini syifa bisa bertemu dengan orang tua yang syifa rindukan ya Allah.... Yaaaaa meskipun itu sangat mustahil, tapi bukankah Allah Maha pemurah lagi maha mengabulkan?". Sambil tersenyum, dan menahan tangisnya , ia melangkahkan kaki keluar dari rumah menuju ke jalan raya untuk mendapat kendaraan umum.
Di sela sela kegabutan nya ia sambil berdzikir dan tidak sengaja seorang mahasiswa menabraknya.
Bruk..
" allahuakbar "
"Astaghfirullah"Kaget mereka bersamaan. "Maaf mba saya gak sengaja, saya buru buru" ucap laki laki itu.
Syifa malu, sangat malu. Ia pun hanya menunduk sambil terus gemeteran. Syifa hanya membalas nya dengan mengangguk. Dan berucap "hati hati lain kali".
"Iya mba" jawab lelaki itu. Setelahnya ia berpamitan dengan Syifa dan langsung jalan cepat lagi.
"Siapa sih kyanya baru lihat, penduduk baru kali ya?" batin Syifa.
Tidak lama kemudian kendaraan umum yang Syifa tunggu pun lewat di hadapan nya. Angkot, langsung saja Syifa melambai tangan untuk menghentikan angkot itu.
"Eh neng sipa! ayok naik neng" ucap sang pembawa angkot.
"Siap mang!" balas syifani
"Eh kamu? Mba tadi yang saya tabrak kan ya?" tanya seorang laki-laki yang ternyata dia lari lari untuk mendapatkan angkot.
Hampir saja syifani tertawa, tapi sebisa mungkin ia tahan. "Iya saya. Jadi kakak tadi lari untuk mendapatkan kendaraan umum? Kenapa tidak di tunggu saja di pinggir jalan raya?". Tanya syifani.
Laki laki itu hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal karena malu. "hehe iya saya gak tahu mba, makanya saya lari lari tadi, maaf ya mba".
" iya gak papa kak. Kaka kuliah deket sini?"
"Iya saya kuliah deket sini, biasanya sih pake motor, cuma motornya lagi rewel. Makanya saya naik angkot ajah"
"Boleh berkenalan?" tanya si laki-laki.
"Eh? Nama saya syifani kak" jawab Syifa dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada."Nama saya Imam" .
Namanya Imam. Muhammad Imam Ali haidar, keren kan?. Imam adalah mahasiswa PAI di Universitas Study, dekat dengan daerah dimana Syifa tinggal dan dirinya juga tinggal. Bisa di bilang baru 1 tahun Imam kuliah di situ.
Makanya syifani juga belum pernah melihat nya. Selain dia adalah anak rumahan, dia juga tidak biasa dekat dengan laki-laki. Memang dulunya dia belum berhijab, belum juga memakai pakaian yang longgar, namun dirinya percaya bahwa saat ini dia hidup di masa yang tidak semua laki-laki memegang janji dan ucapannya. Hal itu mampu membuat syifani tidak nyaman berada dekat laki-laki selain mahramnya.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•
B-brapa menit kemudian, syifani pun sampai pada sekolah yang ia tuju. MAN , sekolah yang dulu pernah ibunya amanah kan. Tapi sekarang dirinya bersekolah di sini pun tak tahu ibunya tahu atau tidak.Syifani menghentikan angkot dan dia pun tak lupa mngucapkan terimakasih pada pak supirnya.
"Mang makasih yaa, syifa duluan" ucapnya seraya memberikan uang pada sangat supir.
"Iya neng, hati²".
Syifani pun langsung di sambut dengan kedua sahabat nya itu. Sahabat nya heran, mengapa sekarang syifa sangat berbeda, padahal libur cuma 1 minggu.
"Syifa gw kangen banget sama lo... " mikaela angelina, yang biasa di panggil angel (enjel).
"Padahal nih ya libur itu cuma 1 minggu, trus sekarang lo beda banget woy" Michelle Panduwinata. Yang biasa di panggil Michel.
"Sini sini peluk dulu" ucap syifa seraya merentangkan kedua tangan nya.
Mereka pun berpelukan seperti teletubbies, bedanya mereka hanya ber 3.
"Masuk ke kelas dulu yok, nanti aku ceritain semuanya sama kalian. Tapi kalo soal kedua orang tua aku,,, maaf yaaa aku belum bisa" ucap syifa.
"Iya iya gak papa kita ngerti kok. Ayok masuk dulu" balas angel.
Setelahnya mereka pun masuk ke dalam kelas, di Koridor Koridor pasti semua kaget melihat penampilan Syifa. Memakai ciput , memakai handsock tangan. Siapa yang tidak kaget dengan perubahan tiba tiba itu.
"Eh Syifa? Lo!? Ini beneran lo?! . Ada angin apa cba?" salah satu teman kelasnya yang bernama Indri.
Syifani hanya tersenyum menanggapi hal itu. Karena mungkin 1 minggu mengasing dari lingkungan bisa membuatnya kebal dengan pertanyaan pertanyaan itu.
"Misi indri kita mau lewat" ucap Michel.
"Ya bentar dulu dong, kan gw nanya sama sahabat lo itu. Ayok jawab!"
"Kan gw punya ciput dirumah, punya handsock juga. Jadi kalau gak gw pke mau buat apa? Pajangan? Emang ada pajangan pake nya ciput dan handsock? Gak ada kan. So ya gw pake" ucap Syifani tiba tiba.
٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠٠
Spam astaghfirullah yook....
Inget yaaa hidup itu gak cuma sedih dan bahagia aja. Tapi hidup itu dimana kita mampu menahan diri dari perbuatan yang tidak baik, meskipun lingkungan kita tidak baik.
Hidup itu harus seperti ikan, dia hidup di air yang rasanya asin. Tapi dia gak ikut asin.
Masa mau kalah sama ikan?
🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Hati
Short StorySyifani Al Hidayah. Gadis gaul yang cuek dengan laki-laki. Penuh luka akibat di tinggal kedua orang tuanya. Hingga akhirnya perjalanan hidup membuat hatinya terbuka untuk bertaubat dan berubah sebagaimana yang di amanahkan kedua orang tuanya. Di per...