Bahagia atau luka?

4 2 0
                                    


Jika doa menjadi saksi bahwa aku menyebut namamu. Semoga Allah mengabulkan doa itu.
-Imamalihdr

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد





"Ya kalo lo beneran suka, sayang, jangan rusak dia ko. Jaga dia lewat doa lo" jawaban itu terlontar dari Zali. Riko sudah menceritakan semuanya pada Zali.

"InsyaAllah bang"

"Lagian proses lo masih lama. Lo juga baru tahap SMA"

Riko hanya mengangguk. "Ya sudah bang, gw izin pulang dulu ya"

"Yaudah sonoh. Ti ati"

"Iya bang, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

|•|•|•|•|•|

Esok hari yang cerah itu, Syifani tak sabar menunggu sang Ibu kerumahnya. Ia tak hentinya tersenyum. "Bi, ibu beneran kesini kan?"

"Iya. InsyaAllah"

Di lain tempat, Kamelia sedang menunggu Arkan untuk menepati janjinya. Tak lama, sebuah mobil  berhenti tepat di depan rumah kos yang di tempati Kamelia.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Deg!

'Arkan mengucap salam?' -batin Kamelia.

"Wa'a-w-wa'alaikumussalam"

"ayok cepat" ucap Arkan.

"I-iya"

"Kamu tidak bohong sama saya kan Arkan? Kamu benar mau mengantarkan saya ke rumah saya kan?"

"Bawel sekali calon istri"

"Diam! Bicara seperti itu lagi, aku tampar kamu!"

"Istighfar" ucap Arkan.

Reflek Kamelia pun beristighfar dalam hati.

Di depan rumah, Syifa terus-terusan mondar mandir. Tanti mengerti kebahagiaan Syifani saat ini, namun apakah setelah ia mengetahui semuanya dia masih bisa tersenyum?

Kurang lebih 15 menit, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah Syifani. Tanpa berpikir lama Syifani langsung mengetok kaca mobil itu, ia tersenyum dan menangis.

Tok tok tok

"Ibu? Ini ibu kan? Ayok buka bu"

Tanti segera menenangkan keponakan nya itu.

"Sabar sebentar Syifa"

Pintu mobil terbuka, seorang perempuan kurang lebih berumur 40-an, dengan pakaian serba hitam yang melekat di tubuhnya.

"Syifaaaaa" saat itu juga tangis Tanti, Syifa, Kamelia dan Arkan pecah.

Jeritan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang