Riko, Zali, Imam

8 4 0
                                    


Seburuk apapun masalalu kita. Allah selalu kasih kesempatan kita untuk bertaubat. Sekarang ambilah kesempatan itu , sebelum Allah memanggilmu untuk pulang.

-Imamalihdr

>>>>>

Masih ingatkan dengan Riko? Yap Riko Antariksa, cowo yang pernah meminjamkan pulpen pada Michelle.

"Bang Imam" panggil Riko pada seseorang. Yang tak lain adalah Imam.

"Riko? Tumben kesini?"

Riko pun berjalan dan menyalami Imam "assalamu'alaikum bang, iyah"

"Wa'alaikumussalam, ada perlu sama umi?" tanya Imam

"Gak ada sih bang, cuma pengen minta pendapat dan pencerahan dikit hehe"

Imam dan Riko adalah saudara sepupu. Dan kedekatan mereka sudah seperti kaka dan adek, tapi itu dulu. Karena sekarang Imam sibuk dengan kuliah dan Riko pun sekolah, jarang mereka kumpul lagi.

"Oh.. Ya udah masuk dulu. Ada bang Zali juga di dalam"

"Aduuh! Ada bang Zali? Gawat gw bisa di olok-olokin ini" ucap nya sambil menepuk jidat.

"Emang nya mau minta pencerahan apa?"

"Gak deh bang, nanti aja di dalam. Kalo gitu gw masuk dulu yaa" Riko ngacir masuk ke rumah nya Imam.

Imam pun  menggeleng pelan. Ia berjalan di belakang Riko.

"Ko, bentar lagi lo lulus kan?"

"Iya bang, kenapa?"

"Gak papa sih"

Tiba tiba ada suara Zali berasal dari kamarnya "dia mau lamar teman satu angkatan lo Rik!" ucap zali sambil berteriak.

"Bang! "

"Hah! Seriusan bang? Lo mau lamar teman satu angkatan gw?"

"Ck apaan sih!"

Zali menuruni anak tangga seraya tertawa karena merasa puas telah membuka sedikit rahasia adiknya.

"Ya kalo beneran juga gak papa sih bang, lagian apa masalahnya?" ucap Riko sambil duduk dan mengemil beberapa cemilan di atas meja.

"Masalahnya itu Rik, abang lo itu malu dia , gak PD an. Lihat noh wajahnya udah kaya kepiting rebus ahahahahha" zali tak henti hentinya untuk mengerjai adiknya itu.

"Diem!"

Riko yang melihat itupun ikut tertawa.

>>>>


Di tempatnya Syifani. Ada bibi Tanti yang duduk di sofa untuk menunggu Syifani yang sedang bersiap (memakai jilbabnya).

Syifani datang pada bibinya. "Bibi?"

"Bibi mau jelasin nak... Tapi ini cukup hanya setengah. Tentang ibu mu pulang yah?"

"Kenapa gak semua bi?"

Jeritan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang