Musibah yang menyatukan

23 8 3
                                    

Saat kita mencintai hamba Allah. Maka itulah ujian.
.
.
.
.
.
.
.

اللهم صل على سيدنا محمد
..........

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan semua murid tersenyum girang, karena sebentar lagi mereka bisa sampai di rumah dan beristirahat dengan tenang.

Lain halnya dengan syifani yang sangat kebingungan akan pulang dengan siapa.

Hal itu dikarenakan keadaan saat ini sedang hujan. Dan jika hujan seperti ini pasti tidak ada kendaraan umum.

"Syifa lo pulang sama siapa?" tanya Michelle.

"Iya ini kan hujan, mau gw anterin aja? Tanya angel.

" aku juga bingung mau pulang sama siapa. Kalo di anterin kamu, kamu nya kasian kan rumah kita gk searah. Nanti malah kamu muternya jauh lagi" jawab Syifani.

"Trus sama siapa dong?"

"Gak tahu, mungkin nunggu hujan reda"

"Hah lo gila apa!! kita kan gak tahu Allah mau berhentiin hujan ini tuh kapan. Trus lo dengan mudahnya bilang 'nunggu hujan reda'?" ucap angel.

"Allah kan maha penolong. Makanya aku gak ragu" jawab Syifani.

"Tapi kan fa... " ucap Michelle yang belom selesai tapi langsung di balas dengan Syifani.

"Udah gk papa, kalian pulang aja. Aku bisa kok pulang sendiri"

Dengan berat hati Michelle dan Angel pun pulang. Karena desakan dari Syifani yang tidak mau di antar dengan dalih 'kasian kalian muternya jauh nanti sakit kelamaan kena hujan'.

Perasaan khawatir pun Michelle dan Angel rasakan. Mereka tahu kejahatan sekarang itu tidak memandang apapun. Kalo orang sudah berniat jahat ya siapapun bisa di jahatin.

"Ya Allah tolong jaga Syifani sahabat hamba" bisik keduanya di atas motor yang berbeda dengan guyuran hujan yang sama derasnya.



**************************

Di lain tempat syifani sedang berada di halte depan sekolah. Dia menunggu kendaraan umum tak lupa juga sambil berdzikir. Sesekali ia memejamkan mata akibat sambaran petir.

Tiba tiba dua orang berbadan besar dan menakutkan menghampiri nya.

"Gadis cantik ngapain sendirian?" tanya salah satu orang itu dengan nada menggoda.

"Astaghfirullah.. Maaf Pak, bapak tanya sama saya?" ucap Syifani berusaha tenang.

"Lah ya iya dong, memang kamu pikir saya tanya siapa lagi?" jawab orang itu.

"Barangkali bapak ber dua melihat mba kunti disini" Syifani mencoba menakuti mereka. Namun....

"Kamu jangan coba coba menakuti kita ya!!".

Tanpa membalas perkataan preman tersebut, Syifani langsung menyambar tasnya dan melangkah untuk pergi dari sana. Tapi ke 2 orang itu masih saja mengganggu nya, menghalangi jalannya.

"Maaf Pak ini saya masih sopan, permisi jangan halangi jalan saya!" ucap syifa tegas.

"Hahahhaha kamu pikir bisa lolos dari kita dengan mudah anak cantik"

Tiba tiba salah satu dari preman itu mencekal tangan Syifani.

"Aaaaa lepasin astaghfirullah dosa pak dosa!" teriak Syifani.

"Dosa dosa, kaya pernah lihat wujud dosa aja lo!" balas si preman.

"Astaghfirullah... Tolong! Tolong!!!!!" teriak Syifani.

"Diem!!!!"

'Ya Allah Syifani mohon tolong Syifani ya Allah....'
Doa nya dalam hati.

Creeeg

Suara motor berhenti tepat di kejadian itu.

"Woy!! Lepasin dia! Braninya lo sm perempuan. Cih"

Tak lama dari itu pemuda itu pun di serang oleh kedua preman tersebut.

Ya, ternyata dia adalah Muhammad Imam Ali Haidar. Pemuda yang pernah satu angkot sama Syifani. Pemuda yang tidak sengaja menabrak Syifani. Dan sekarang atas izin Allah, pemuda itulah yang menolong Syifani.

"Loh kak?... I.. Mam. Kak imam?" ucap Syifa .

"Kamu mundur biar saya yang habisin mereka" ucap imam.

Ketiga nya beradu kekuatan di tengah derasnya hujan. Imam sempat saja mau tumbang tapi dia mengingat seseorang yang ia kagumi. Ya, itu lah Syifani Al Hidayah. Perempuan yang tidak sengaja masuk ke ruang hati sang kulkas.

Akhirnya imam lah yang memenangkan pertandingan.

"Cabut" ucap preman kepada temannya.

Imam segera menghampiri Syifani yang berdiri melamun di halte.

"Kamu tidak apa²? " tanya imam.

"Saya gak papa. Kaka juga gak papa kan?"

"Iya saya gak papa"

Beberapa detik terdiam akhirnya imam pun bertanya.

"Sendirian?"

"Iya saya tadi lagi nunggu kendaraan umum"

"Hujan"

"Iya"

"Dengan maaf dan terpaksa saya harus membawa mu pulang dengan motor saya"

"Tapi? "

"Sudah ayok saya anterin".

Dalam hati syifani berbisik 'gak mau ya Allah, syifani gak mau sama kaka ini'.

"Hei ayok!" ucap Imam diatas motor.

"I-i-iyah kak"

Imam pun melajukan kendaraan motornya menuju rumah syifani. Bagi mereka ini adalah pertama kalinya mereka naik kendaraan bermotor dengan yang bukan mahram. Karena selama ini Imam adalah seorang santri, dan Syifani adalah gadis yang cuek dengan laki laki.

Motor Imam pun telah sampai depan komplek yang dulu dia dengan syifani pertama kali di pertemukan. Lantas Imam menghentikan motornya.

"Disini kan?" tanya Imam.

"Ya kak, sampe sini aja, saya turun ya" jawab syifani dengan bersiap untuk turun.

"Oke"

"Terimakasih kak i? Imam"

"Iya. Saya duluan assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Syifani melanjutkan jalannya menuju rumah. Beberapa menit syifani pun sampai di rumah nya. Sudah ada bibi nya - tanti, yang sedang menanti kepulangan nya.

"Assalamu'alaikum" ucap syifani.

"Wa'alaikumussalam. Kamu ujan²nan?" tanya sang bibi.

"iya bi.. Tadi nggak ada kendaraan umum"

"Yasudah sana masuk, bibi mau pulang. Jangan lupa langsung ganti baju, nanti sakit kamu".

" iya bi"



~•|•~

Reminder jangan lupa bersyukur dalam keadaan apapun yaaa

Follow me IG @sintia_andinii
Follback? DM.

Papay

#Janganlupavotedankomennya.yaaa
Klo klean punya saran untuk aku komen aja.

Tiktok@snwian25

Jeritan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang