(9) •|| Keributan - Berbagi Cerita - Dendam ||•

24 2 1
                                    

•Heppy Reading•

***

Sekolah Lavend

Pagi telah tiba, semua siswa/i telah berada di pekarangan sekolah. Beberapa siswa/i masih ada di parkiran untuk memarkirkan kendaraan mereka.

“Hai, Ratara?” Shefgan melambaikan tangannya, dan langsung pergi menemui sahabatnya itu.

“Kenapa tiba-tiba, kau datang di pagi hari sekali?” tanya Ratara yang masih memarkirkan sepeda listriknya.

“Tidak apa-apa, memangnya kenapa? Oh iya. Apa kau sudah tau, Ratara?” Ia langsung beralih membahas yang lain.

“Apa?” tanya Ratara yang langsung meliriknya.

“Dari info yang aku ketahui, sekolah kita akan mengadakan pesta!” jawabnya yang membuat Ratara menyerngit.

“Atas dasar apa sehingga pesta?” Pertanyaan Ratara malah mendapatkan tatapan mata malas dari sahabatnya itu.

“Oh iya aku lupa, kau siswa baru ya? Jadi tidak tau. Maka aku sebagai sahabatmu akan memberi taumu! Setiap tanggal sepuluh dalam satu kali sebulan, memang sengaja dibuat sebuah pesta.”

“Lalu, kenapa harus pesta? Aku benar-benar tidak mengerti.”

“Hmm ... aku juga tidak mengerti, tapi dari yang aku ketahui tanggal sepuluh itu adalah hari keberuntungan sekolah Lavend ini, walaupun aku sendiri tidak tau apa maksudnya, keberuntungan apa, dan tujuannya?” Shefgan menjelaskan sambil merentangkan tangannya karena ia sama sekali tidak tau.

“Aneh, bahkan satu siswa/i pun tidak ada yang tau tentang hal itu?” kata Ratara yang merasa janggal.

“Iya, begitulah. Ayo ke kelas!” tukas Shefgan.

Kedua sahabat itu pun berjalan bersama menuju kelas mereka, tak lupa Shefgan selalu merangkulnya.

Sementara di kelas mereka tengah ramai dipenuhi oleh siswa/i dari kelas lainnya, entah apa yang terjadi membuat kedua siswa yang baru datang itu merasa heran.

“Ini, kenapa ramai sekali?” tanya Ratara yang melihat keramaian itu.

Para siswa/i tak henti merekam atas kejadian yang terjadi di kelas XII itu, Ratara yang merasa bingung lalu berjalan menyelip-menyelipkan badannya agar bisa masuk ke dalam kelas tersebut.

Di saat kedua sahabat itu telah masuk ke dalam kelas, dan tepat berdiri di depan pintu. Mereka malah mendapatkan pemandangan yang tak bagus.

Siswi berbola mata biru baru saja didorong hingga terpental ke hadapan kedua sahabat itu, membuat mereka kaget atas hal tersebut.

“Kaneisha!” Ratara langsung berteriak keras, saat gadis itu terpental ke arahnya.

Shefgan yang biasanya suka membuli Kaneisha, saat ini malah membantunya berdiri. Sementara Ratara langsung berdiri menghadap ke arah sosok siswi yang telah mendorong Kaneiha.

“Hai, Ratara?” Siswi itu melambaikan tangannya seolah tak merasa bersalah.

“Apa maumu! Kenapa mendorong teman sekelasku?” Ratara bertanya dengan tatapan yang begitu tajam.

“Tidak ada, aku hanya ingin sedikit melatih kekuatanku. Dengan cara bermain bersama Kaneisha,” ujar siswi itu dengan santai.

“Naeva! Apa kau sudah gila? Kaneisha bukan bola yang bisa kau lempar begitu saja!” Untuk pertama kalinya Shefgan berteriak membela Kaneisha yang sering ia buli.

“Waw ... sangat luar biasa! Biasanya kau sangat suka membulinya, dan sekarang membelanya? Apa kau sedang kesambet!” Naeva seorang siswi yang suka semena-mena itu berkata balik menatap Shefgan.

Taruna Ratara [Detektif]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang