(5) •|| Izin - Kafe - Identitas ||•

55 9 2
                                    

•Heppy Reading•

***
Tak lama kemudian seorang guru wanita telah muncul memasuki kelas XII itu, siswa/i yang tadi ribut, duduk tak ingat tempat. Kini sudah kembali ke tempat duduk masing-masing dan segera bersikap sopan dan baik.

“Selamat siang, anak-anak?” ujar guru itu dengan senyuman.

“Siang, Miss!” Semuanya menyapa dengan cepat terkecuali Ratara.

Miss Jenny yang mengetahui bahwa salah satu siswanya tak menyapanya, ia segera berjalan ke arah tempat duduk siswa tersebut.

“Kamu siswa baru?” tanya Miss Jenny menatap sinis Ratara.

“Iya, saya siswa baru, Miss!” jawabnya dengan cepat.

“Oke... apakah kamu tau? Saya adalah guru paling telaten di sini! Selain guru MTK saya juga guru bahasa inggris. Katakan, kamu siswa pindahan dari mana?” Miss Jenny tiada henti menatap dan bertanya-tanya.

“Sebelumnya saya tidak bersekolah,” jawabnya dengan santai.

“Terlalu tidak masuk akal! Jelaskan dengan bahasa Inggris, apakah kamu bisa berbicara dengan bahasa Inggris?” tanya Miss Jenny semakin menantang.

“Bisa,” jawabnya dengan ketus.

“Huh... ayo katakan! Dan lihat wajah saya, kenapa kamu bersikap acuh tak acuh kepada guru kamu sendiri?” Miss Jenny benar-benar dibuat kesal oleh sikap judes Ratara.

Sejenak Ratara melirik arah Miss Jenny yang baginya sedikit sombong, dan percaya dirinya terlalu tinggi.

“Ayo, jelaskan dan perkenalkan diri kamu dengan berbicara bahasa Inggris!” tekan Miss Jenny.

“My name is Taruna Ratara, I am eighteen years old. And I haven't been to school for a long time, but there are good people who help pay for my school fees. Therefore I can go back to school.” Taruna pun berbicara dengan bahasa Inggris membuat guru tersebut merasa antusias.

[Nama saya adalah Taruna Ratara, umur saya delapan belas tahun. Dan saya sudah lama tidak bersekolah, namun ada orang baik yang membantu biaya sekolah saya. Maka dari itu saya bisa bersekolah lagi]

“Begitu 'kan, Miss!” ucapnya menaikkan sebelah alisnya.

“Hem... hem ... o-oke! Dengar anak-anak sekarang kalian buka buku mata pelajaran MTK kalian!” perintahnya yang langsung meninggalkan siswa itu.

Miss Jenny kembali duduk ke tempat duduknya, sementara Ratara tersenyum miring.

“Waw... aku tidak salah pilih untuk menjadikanmu sahabat!” tukas Shefgan bertepuk tangan dengan suara kecil.

‘Dia pintar juga, berlawanan dengan penampilannya,’ batin Kaneisha.

***

Jam pulang sekolah pun telah tiba tepat di jam dua siang, Ratara mengingat kembali ucapan Belvyn di pagi hari tadi. Bahwa harus segera pergi menemui direktur Cabek.

Ia menyangdang tasnya di pundak sebelah kiri, lalu berjalan dengan santai untuk keluar.

“Tara... tunggu!” teriak Shefgan yang langsung berlari ke arah Ratara.

“Kenapa?” tanya Ratara yang fokus ke jalan.

“Nanti malam, jangan lupa untuk menelfonku! Jika bisa katakan kepadaku di mana rumahmu, aku akan menjemputmu lalu kita bisa pergi bersama ke kafe,” kata Shefgan yang penuh harapan.

“Aku tidak bisa janji, jika ada waktu aku akan pergi,” ucapnya yang menoleh sebentar. “aku pergi dulu,” lanjutnya yang pergi meninggalkan Shefgan seorang diri.

Taruna Ratara [Detektif]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang