(10) •|| Smith Wilson - Terlintas - Kedatangan ||•

23 3 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah memasak udang dan makanan lainnya, ketiga sahabat itu pun langsung menyantap makan itu. Aroma yang begitu enak membuat semuanya begitu cepat menghabisi makanan itu.

“Masakanmu benar-benar enak! Apa kau suka memasak?” tanya Shefgan kepada Kaneisha.

“Hmm, iya-iya!” Gadis itu menjawab dengan mulut yang begitu penuh.

“Hei, bocah bodoh! Apa cara makanmu seperti itu? Buruk sekali.” Lelaki itu menggelengkan kepalanya karena tak menyukai saat makan sambil berbicara.

Kaneisha pun langsung menelan semua makanan di mulutnya, ia pun minum dan melanjutkan perkataan Shefgan.

“Sudah tahu aku sedang makan, masih saja diajak bicara!” timpal Kaneisha memutarkan bola mata malasnya.

“Ngomong-ngomong, Shef. Acara nanti malam itu apakah hanya dihadiri oleh para guru dan siswa/i saja?” Ratara membuka bicara karena masih memikirkan tentang acara pesta itu.

“Pesta perayaan sekolah di tanggal sepuluh itu? Jadi kau benar-benar ingin pergi?” kata Kaneisha melirik lelaki itu.

“Hei, bocah bodoh! Bukankah setiap siswa/i memang harus pergi, kenapa kau berkata seperti itu?” tukas Shefgan menyela pembicaraan mereka.

“Iya aku tau, tapi jujur saja. Aku tidak ingin kalian atau pun aku pergi,” jawabnya sembari meminum juz.

Mendengar semua perkataan Kaneisha membuat Ratara benar-benar bingung, apa alasannya.

“Memangnya kenapa?” tanyanya mematap gadis itu.

“Bukankah Shefgan itu sahabatmu? Kenapa dia tidak memberitahumu,” jawab Kaneisha melirik tuan rumah itu.

“Aku? Ah, anu ....” Shefgan tampak bingung, ditambah ia mendapatkan tatapan tajam dari Ratara.

Disaat itu pun suara mobil terdengar dari luar, membuat Shefgan tampak antusias, sementara kedua temannya malah menatap heran.

“Siapa?” Keduanya bertanya dengan serentak menatap arah Shefgan.

Tuan rumah itu segera berdiri lalu menarik kedua tangan temannya itu, hal itu benar-benar membuat Ratara dan Kaneisha sangat bingung.

“Shefgan, apa yang kau lakukan?!” Pertanyaan Ratara hanya diabaikan olehnya, lelaki itu langsung menarik mereka berdua lalu menyembunyikan di sebuah ruangan gelap.

Ratara dan Kaneisha pun mengedor-ngedor pintu itu karena tidak tau apa maksud dan tujuan Shefgan mengurung mereka di ruangan itu.

Tatkala keduanya saling memberontak, berteriak, agar Shefgan membukakan pintu tersebut. Namun tuan rumah itu malah menyuruh mereka diam.

“Hei, sabarlah! Papahku datang. Jadi harap kalian diam di sini, jangan bersuara.” Setelah mengatakan hal itu lelaki itu pun segera pergi.

Ia langsung membersihkan meja ruang tamu itu, dan menyembunyikan sepatu berserta tas milik temannya agar tidak ketahuan bahwa ia telah membawa teman-temannya ke dalam rumahnya.

Taruna Ratara [Detektif]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang