7. Perasaan yang Runyam

100 11 0
                                    

Selamat membaca dan silakan menikmati asupan yang akan membuat hati senang. Chapter ini akan cukup panjang. Jadi mohon bersabar ya...

Gojo Satoru x Geto Suguru

The sorrow behind your smile make me feel guilty.

-

-

-

Entah sudah berapa hitungan lamanya Gojo dan Geto tak berbincang lagi. Sejak kecanggungan dingin itu, mereka saling berdiam diri dan hanya mengatakan sepatah kata jika diperlukan.

Geto tetap menemani Gojo untuk menjalankan jadwal aktivitasnya sebagaimana yang telah diatur. Begitu juga dengan Gojo, ia tetap selalu tampil dengan baiknya. Hanya saja setelah semuanya berakhir, mereka tak saling bersautan pamit dan langsung pulang ke kediaman masing-masing.

Begitu seterusnya, berulang kali mereka lakukan tanpa bosan. Padahal tanpa disadari perasaan mereka di hati terdalam ada yang mengganjal.

Gojo sendiri sebenarnya juga tak tahu apa yang dipikirkan oleh manajernya itu. Sudah hampir terhitung 2 tahun lebih mereka bekerja sama tapi tetap saja pikiran mereka tetap tak terkoneksi dengan baik.

Gojo hanya tahu dirinya yang salah karena beberapa hari yang lalu telah membentak Geto. Padahal dirinya sendiri tak seharusnya melarang pria itu untuk bertemu teman lamanya sendiri.

Ternyata hanya berdiam diri dan membisukan kata tak akan menyelesaikan masalah di antara mereka. Sebenarnya ini hanya masalah dari pikiran Geto saja, tapi tak ia sangka malah berujung pada kinerja mereka berdua. Memang egois perasaan Geto kalau ia pikir-pikir kembali.

Padahal ini hanya masalah kecil dari suasana perasaan Gojo yang bisa dilatih secara konsisten tapi semakin hari ternyata semakin buntu untuk menemukan jalan keluarnya.

Dan ya kembali pada realita sekarang. Kini Gojo dan Geto tengah berjalan menunju ballroom sebuah hotel untuk acara fansign. Dari jarak yang agak jauh, Geto masih tak bisa menebak apakah hari ini Gojo tengah bersemangat atau hanya berpura-pura.

Hingga ketika tiba di tempat acara tersebut, sorak-sorakkan kesenangan dari para fans Gojo langsung membuat Geto tersadar kalau tanpa dirinya sekalipun, Gojo tetaplah bintang yang bersinar.

Hingga acara selama 2 jam itu usai, masih belum ada percakapan yang berarti diantara mereka. Sialnya keheningan yang menyelimuti mereka tadi malah makin menjadi-jadi ketika mobil mereka terjebak kemacetan. Entah apa yang terjadi di depan sana.

"Goj-

"Sugu-

"Kau saja yang duluan bicara,"

Walaupun Gojo berada di sisi kursi pengemudi, tapi pria berambuat gelap itu tak ingin mengalihkan atensinya dari jalan raya di depannya. Geto tak ingin melihat ekspresi apa yang tengah dipasang oleh Gojo.

"Aku mau minta maaf soal perkataanku tempo lalu. Kau pasti sakit hati."

Akhirnya Geto menyerah, ia melihat ke arah Gojo, ada tatapan sendu di wajah pria muda itu. Geto jadi langsung merasa bersalah gara-gara mendiamkan Gojo selama hitungan berminggu-minggu.

"Tak apa, bukan masalah yang besar." Genggaman pada kemudi mobil semakin erat. Ayolah kenapa dirinya malah jadi gengsi untuk meminta maaf. "-Aku juga minta maaf untuk hal itu, Gojo-san."

Geto mengelus setiap helaian rambut Gojo dengan lembutnya. Geto tahu bahwa pria itu pasti butuh dukungan emosional setelah masalah bisu membisu yang sudah mereka selesaikan barusan.

Tentu saja Geto yang diperlakukan begitu di tengah macetnya jalan raya langsung menyemburkan asap ilusi blushing. Demi apa Gojo sungguh salting brutal saat ini, apalagi orang yang ia sukai tengah tersenyum padanya.

Kita Bicarakan Soal CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang