T

140 22 0
                                    

"Apa Anda memanggil saya, Sehun-ssi?" tanya Chanyeol setelah mendapatkan izin untuk masuk ke ruangan itu. Sehun mengangguk.

"Aku ingin kau merekap hasil penjualan kita selama satu bulan kemarin," ucap Sehun.

"Tapi saya baru bekerja dua hari disini, Sehun-ssi. Bagaimana bisa saya melakukannya?" tanya Sehun.

"Saya tidak tahu, yang jelas, saya butuh datanya nanti sore." Chanyeol mengangguk dan izin untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Ada apa Chan? Kenapa wajahmu kusut seperti itu?" tanya Jongdae.

"Pak Sehun memintaku untuk merekap hasil penjualan selama satu bulan kemarin," jawab Chanyeol.

"Bukankah kau baru masuk? Kenapa pak Sehun memintamu untuk melakukannya? Lagipula, bukankah laporannya sudah Anda berikan ke pak Sehun, Minho-ssi?" tanya Wendy.

"Seingatku, aku sudah memberikan laporan itu bulan lalu. Apa pak Sehun lupa? Tapi tidak mungkin, laporan yang salah 3 bulan lalu saja dia masih ingat," ucap Minho.

"Sudahlah, lebih baik aku mengerjakannya. Minho-ssi, bisa aku meminta data penjualan bulan lalu?" Minho mengangguk dan memberikan map yang berisi berkas penjualan mereka bulan lalu. Chanyeol mengambilnya dan langsung mengerjakan tugasnya.

¤¤¤

"Chan, sudah waktunya makan siang. Ayo ke kantin kantor," ajak Baekhyun. Chanyeol menggeleng.

"Kalian saja, aku akan makan disini sambil menyelesaikan laporanku," jawab Chanyeol.

"Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu nanti, Chan." Chanyeol tetap menolak.

"Baiklah kalau begitu, kau mau menitip sesuatu? Aku akan membawanya setelah selesai dari kantin nanti," tanya Jongdae.

"Tolong belikan air dingin untukku. Aku akan membutuhkannya nanti." Jongdae mengangguk dan menyusul Baekhyun yang sudah berjalan lebih dulu.

Terlalu fokus dengan pekerjaannya, Chanyeol tidak menyadari kehadiran Seulgi di ruangannya. Gadis cantik itu meletakkan paper bag di meja Chanyeol dan membuat si pemilik meja sedikit terkejut.

"Apa ini, Seulgi-ssi?" tanya Chanyeol.

"Itu roti isi coklat dan juga air dingin," jawab Seulgi. Chanyeol sedikit bingung dengan hal itu.

"Untuk apa ini semua, Seulgi-ssi? Saya sudah membawa bekal sendiri jadi saya tidak memerlukan rotinya," ujar Chanyeol.

"Terima saja. Mau kau makan besok, lusa atau bahkan tahun depan, itu terserahmu. Yang terpenting aku sudah memberikan roti itu kepadamu dan menyelesaikan tugasku dengan baik," ucap gadis itu dengan kesal lalu keluar dari ruangan itu. Chanyeol menatap aneh pada gadis itu. Tugas? Tugas apa? Memberikan roti ini padanya? Tugas macam apa itu?

Chanyeol membuka paper bag itu dan mengambil satu bungkus roti isi coklat. Roti itu sama persis dengan roti yang ia beli untuk Sehun kemarin. Apa ini dari Sehun? Tapi untuk apa? Chanyeol mengendikkan bahunya dan membuka bungkus roti itu lalu menikmatinya.

Setelah berkutat dengan laptopnya, akhirnya data yang diminta oleh Sehun tadi sudah selesai. Ia langsung merapikannya dan akan membawanya ke ruangan Sehun.

"Dae, nanti sore mau kemana?" tanya Chanyeol.

"Pulang," jawab Jongdae singkat.

"Nanti temani aku ke toko baju ya? Mau beli baju buat eomma," ucap Chanyeol.

"Kenapa mengajakku? Aku tidak tahu selera pakaian untuk wanita. Kenapa tidak mengajak Wendy atau Jihyo saja? Mereka pasti lebih mengerti pakaian mana yang cocok untuk ahjuma."

Let Me In (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang