E

129 20 0
                                    

"Dimana Chanyeol?" tanya Seulgi pada Minho.

"Dia tidak masuk, nona. Dia mengatakan jika dia sedang sakit dan harus bedrest selama dua hari. Jadi dia meminta izin untuk tidak masuk hari ini dan besok," jawab Minho. Seulgi hanya mengangguk dan pergi begitu saja.

"Bagaimana? Apa yang terjadi?" tanya Sehun setelah Seulgi masuk ke dalam ruangannya. Jadi alasan kenapa Seulgi bertanya tentang Sehun adalah karena Sehun. Lelaki manis itu tidak menemukan lelaki jangkung itu di ruangannya. Ia berpikir Chanyeol telat datang namun setelah dua jam berlalu, lelaki tinggi itu tidam menunjukkan tanda tanda akan datang. Jadi ia meminta Seulgi untuk menanyakan keberadaan Chanyeol.

"Dia sakit. Jadi dia meminta izin untuk tidak masuk hari ini dan besok. Dia baru akan masuk di hari ketiga." Sehun sedikit lemas mendengar jawaban Sehun.

"Itu salahmu. Kau memintanya untuk pergi memantau toko kita yang jaraknya sangat jauh dan posisinya saat itu sedang hujan deras," ucap Seulgi. Sehun menunduk.

"Sehun, aku tahu kamu mempercayainya untuk memantau toko toko yang kamu miliki. Tapi bukan dengan memaksanya untuk tetap pergi dengan kondisi seperti kemarin. Aku minta maaf ya karena sudah menyalahkanmu tadi. Aku tidak bermaksud," ucap Seulgi. Sehun hanya mengangguk.

"Mau aku cari tahu alamatnya? Jadi kamu bisa menemuinya di rumahnya." Sehun menggeleng.

"Biarkan saja. Dia akan balik dua hari lagi. Semuanya akan baik baik saja. Kembalilah bekerja."

"Sehun,"

"Kembali bekerja, Seulgi." Seulgi mengangguk. Ia membungkukkan badannya lalu berjalan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Sehun yang kembali berkutat dengan berkas berkasnya itu.

¤¤¤

"Chan, kamu sudah minum obatnya?" Tiffany masuk ke dalam kamar putranya itu dan duduk di sampingnya.

"Sudah, eomma. Aku juga sudah merasa baikan," jawab Chanyeol. Tiffany mengangguk.

"Kamu mau makan sesuatu?"

"Aku mau makan kimbap dan tteokbokki pedas, eomma."

"Jangan makan makanan yang pedas dulu nak, kamu masih sakit."

"Tak apa eomma. Makan makanan yang pedas bisa membuat kita keringat dan kita bisa sembuh lebih cepat," ujar Chanyeol.

"Yasudah, eomma akan membuatkannya dulu. Tunggu ya?" Chanyeol mengangguk dan menatap Tiffany yang sudah keluar dari kamarnya.

Chanyeol mengehla nafasnya pelan. Ia rindu Sehun. Sebenarnya, keduanya semakin dekat setelah Sehun memberikan bekal berisi kimbap dua minggu yang lalu. Mereka sering menghabiskan waktu jam makan siang bersama. Namun mood Sehun yang kadang naik turun membuat Chanyeol bingung. Terkadang Sehun bersikap sangat manis, tapi besoknya berubah lagi. Masih segar diingatannya sehari sebelum dirinya disuruh untuk meninjau toko mereka di daerah Gangnam, mereka masih terlihat baik. Entah kenapa, hari itu mood Sehun turun drastis dan membuat Sehun menyuruh dirinya pergi dengan kondisi hujan lebat dan berakhir berbaring di atas ranjang saat ini.

Sifat Sehun yang seperti itu membuat Chanyeol berpikir, apa sebenarnya hubungan diantara mereka? Rekan kerja? Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Sehun juga tidak menolak setiap kali Chanyeol mengusap kepalanya, menggenggam tangannya atau melakukan sentuhan lainnya. Kekasih? Belum ada kata komitmen di antaranya. Chanyeol pusing memikirkan hubungan mereka dan memilih untuk menidurkan dirinya kembali.

¤¤¤

Sudah 30 menit Sehun berdiri di depan rumah Chanyeol. Akhirnya ia memilih untuk mencari tahu alamat rumah Chanyeol. Setelah berdebat dengan hati dan pikirannya, ia memilih untuk datang ke rumah lelaki itu.

Let Me In (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang