N

155 19 1
                                    

"Kamu masih ingat dengan apa yang saya ucapkan saat kamu datang ke rumah saya kan?" tanya Chanyeol pada pria yang sudah terbaring tak berdaya di tanah dengan wajah memarnya. Pria itu mengangguk lemah.

"Kamu paling tahu kalau saya tidak pernah main main dengan ucapan yang keluar dari mulut saya. Saat ini saya masih membiarkanmu untuk tetap hidup karena saya masih menganggap ayahmu. Jika bukan karena beliau, saya bisa pastikan kalau kamu tidak akan pernah melihat matahari lagi." Chanyeol berdiri dari tempatnya dan meludah ke wajah pria yang baru saja ia pukuli dengan brutal itu lalu pergi begitu saja.

Ia mengendarai motornya ke arah rumah yang berada tak jauh dari rumah sakit yang dulu pernah ia datangi. Ia mengetuk pintu beberapa kali sampai ia bisa melihat wajah sang pemilik rumah.

"Chanyeol? Ada apa? Tumben sekali datang ke rumahku?" tanya pria itu.

"Aku hanya ingin saja, hyung. Boleh aku masuk?" tanya Chanyeol.

"Tentu saja. Ayo masuk." Chanyeol langsung masuk setelah pria yang ia panggil hyung itu mempersilahkannya.

"Sudah lama tak mampir. Apa kau butuh sesuatu?" tanya pria itu. Chanyeol berbalik dan menatap pria itu.

"Kau tahu jika aku bisa saja mencabut izin praktikmu kan, hyung?" ucap Chanyeol.

"Apa maksudmu, Chan?" Chanyeol menyeringai dan membuat pria itu sedikit merasa waswas.

"Aku hanya perlu kau jujur, hyung. Apa yang sudah kau lakukan pada pria manis bernama Sehun beberapa tahun lalu?" tanua Chanyeol.

"Sehun? Siapa dia? Aku tidak mengenalnya."

"Kau masih mau mengelak ternyata. Kau tidak ingin jujur saja, hyung?"

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, Chan? Aku tidak mengerti."

Chanyeol sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia langsung menerjang pria itu dan memukulinya dengan brutal. Ia tidak membiarkan pria itu untuk melawan, ia memukulinya sampai wajahnya tidak berbentuk lagi. Ia bahkan menendang perut pria itu tanpa ampun, bahkan alat vital dari pria itu tidak luput dari tendangan brutal milik Chanyeol. Setelah puas memukul dan menedang pria itu, ia berjongkok dan meludah ke wajah pria itu.

"Kau tahu dari dulu aku tidak pernah suka dengan tindakan pelecahan. Aku membenci tindakan itu karena hal itu sudah membuatku harus kehilangan adik perempuan yang 15 tahun aku jaga dengan baik. Ibuku bahkan sampai harus mengalami stress selama dua bulan untuk bisa menerima semua keadaan itu. Dan kau? Kau melakukan hal keji itu pada pria yang aku cintai dan membuatnya mengalami trauma sampai saat ini. Kau membuatnya harus mengalami ketakutan yang sangat mendalam. Jika bukan karena mengingat kau adalah keponakan paman Jung, aku sudah mengantarmu ke neraka saat ini juga, Johnny hyung." Chanyeol berdiri dari tempatnya dan keluar dari rumah itu.

¤¤¤

"Kamu dari mana saja? Aku bertanya pada bibi tapi bibi mengatakan tidak tahu," tanya Sehun saat melihat Chanyeol masuk ke dalam kamar. Chanyeol hanya tersenyum dan mendekati Sehun.

"Aku ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Kamu sudah makan siang?" Sehun menggeleng.

"Baiklah, tunggu aku sebentar ya? Aku akan membersihkan diriku dulu." Chanyeol masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tidak butuh waktu lama untuk Chanyeol untuk membersihkan dirinya. Ia keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya dan pakaian yang sudah terganti.

"Ayo, kita harus makan siang sekarang. Aku sudah mendengar perutmu berbunyi tadi." Sehun mengerucutkan bibirnya dan berjalan melewati Chanyeol begitu saja.

Let Me In (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang