Enjoy it guys ~
"Kau pembunuh."
"Kau melenyapkannya."
"Harusnya kau ikut mati!."
"Ini salah mu!."
"Ia tiada karena dirimu."
"Hey pembunuh."
"Kau tidak pantas untuk hidup."
"Mati saja."
Suara-suara yang berputar dikepala nya terhenti sesaat setelah pisau lipat itu berhasil menyayat lengan kiri nya yang terasa kebas karena Yeosang menekan sedikit lebih dalam benda tajam itu agar menghasilkan cairan merah pekat lebih banyak.
Tangan kanannya yang memegang pisau mengalami Tremor hebat menyebabkan daya menggenggam melemah,pisau lipat kecil itu terjatuh begitu saja di lantai kamarnya yang tidak sedikit terdapat noda darah.
Matanya bergerak gusar, ketakutan melingkupi seluruh tubuhnya.
Kematian.
Suara itu selalu menyerukan agar ia melakukannya dan selalu saja ia harus melukai dirinya sendiri agar suara itu berhenti.Entah sudah seperti apa sekarang kedua lengannya,yang pastinya penuh luka sayatan.
Mengapa ia mengalami hal ini?
Namun jika di pikir kembali ini jauh lebih baik karena ia pantas mendapatkannya.
"Yohan aku bersalah,aku penuh dosa... maafkan aku."
Ucap Yeosang parau.
Asistensi Yeosang teralihkan saat pintu kamarnya diketuk dari luar, Yeosang hanya menoleh sebentar tanpa berniat membukakan pintu yang sebenarnya tidak dikunci.Yeosang lebih memilih untuk menundukkan kepalanya dan kembali merenung.
Sosok pemuda berparas manis masuk dengan nampan digenggamnya,ia mengulas senyum dan belum menyadari keadaan Yeosang.
"Saatnya mak- astaga Yeosang!." Pekiknya panik setelah menyalakan saklar lampu dan melihat apa yang terjadi di dalam kamar Yeosang.
Pemuda itu,Park Seonghwa buru-buru meletakkan nampan berisi makanan di atas meja lalu meraih lengan Yeosang dengan raut khawatir yang kentara.
"Tenanglah,ayo duduk dulu."
Seonghwa membantu Yeosang duduk di pinggir kasur lalu meraih kotak obat yang tersedia di laci samping tempat tidur setelahnya ia dengan telaten mengobati luka baru yang Yeosang ciptakan hari ini.
"Kita kerumah sakit saja ya?."
Seonghwa bukannya tidak ingin mengobati namun ia khawatir jika terjadi infeksi bila tidak ditangani dengan baik karena peralatan medis yang ada pada kotak obat ini tidak lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑸𝒖𝒆𝒓𝒆𝒏𝒄𝒊𝒂||𝙹𝚘𝚗𝚐𝚂𝚊𝚗𝚐
RandomWaktu perlahan menyembuhkan ku...Bermula saat Raga dan Kesepian menyatu...Terasa mencekik batinku dan mendesak ku untuk segera pergi sejauh mungkin.Logika ku berpikir untuk lebih logis namun jiwa malang ini terlalu bodoh dan terus berlari. Bersikuku...