Enjoy it guys ~
Suara tawa dan binar teduh antara Yeosang dan Jongho beradu.
Jongho memastikan agar Yeosang selalu ia limpahkan kasih sayang agar menjadi awal mula Yeosang bangkit dari keterpurukan.
Jongho dengan senyuman serta perhatiannya bagai hujan di tengah gurun pasir,menjadi oasis bagi Yeosang.
Jongho yang menjadi obat penghalau segala pemikiran buruknya, mematahkan setiap spekulasi pada kepala Yeosang yang teramat sangat ribut."Habiskan makananmu jika tidak maka aku tidak akan pulang."
Jongho mengerang menahan sabar,sebab Yeosang dengan wajah pucat nya terlebih pada bagian bibir yang kehilangan ronanya enggan terbuka memberikan akses agar makanan itu masuk.
Jongho memberi ekspresi cemberut dimana membuat Yeosang mengerinyit bingung,bagaimana bisa ia dekat dengan seorang pria dengan sifat yang kekanakan seperti ini namun sayangnya memiliki wajah yang tampan dan senyum berpotensi tak baik untuk kesehatan jantung."Jika aku menghabiskan makanan ku maka kau akan pulang?."
"Jika kau mengabiskan makanan mu maka aku juga tidak akan pulang."
Jongho mengulas senyum yang menjadi candu Yeosang,namun meskipun terpukau Yeosang tak menampilkan ekspresi berarti diwajahnya.
Ia diam menyelami pikirannya kembali pada saat kejadian Jongho yang menolak dan melukai perasaan seorang wanita.
Yeosang juga merasa tertampar pada kenyataan.Yeosang mengerti dan menyelidik jika Jongho dan Yohan memiliki kesamaan.
Sama-sama melukai perasaan seseorang namun dengan cara yang berbeda.
Mereka sama-sama meninggalkan masa lalu namun dengan jalan yang berbeda.
Jika Jongho melupakan masa lalunya dengan meninggalkan penjelasan maka Yohan berbeda,ia pergi tanpa berucap apapun.Meninggalkan tanda tanya besar di benak Yeosang dan juga luka yang mengaga."Kitten?."
Yeosang ingin menjadi penyihir,menjadikan Yohan kembali hidup dan tetap berada disisinya.
"Yeosang?
Menentang perpisahan dan selamanya tidak mau terlibat pada perpisahan.
Itu menyakitkan dan memberi luka gores yang bernanah."Sayangku."
"Eh iya Yohan?."
Terjebak pada lamunannya,ketika tersadar Yeosang malah menjawab seakan-akan ia tengah berbicara dengan Yohan.
Seketika Yeosang menyadari perubahan raut Jongho,ia bersalah telah menyebut nama orang lain di hadapan sosok yang mampu menyembuhkannya.
Netra Yeosang melebar dengan panik."J-jongho...ma-maaf aku..aku..."
"Habiskan makananmu dan setelah itu minum obat.Seonghwa-hyung akan kembali sebentar lagi,aku akan pulang."
Jongho mengulas senyum namun kali ini menyiratkan kekecewaan.
Yeosang bergerak gusar di ranjang rumah sakit kala mendapati Jongho yang akan beranjak dari duduknya.
Ia gelisah dan panik,bukan ini yang ia harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑸𝒖𝒆𝒓𝒆𝒏𝒄𝒊𝒂||𝙹𝚘𝚗𝚐𝚂𝚊𝚗𝚐
RandomWaktu perlahan menyembuhkan ku...Bermula saat Raga dan Kesepian menyatu...Terasa mencekik batinku dan mendesak ku untuk segera pergi sejauh mungkin.Logika ku berpikir untuk lebih logis namun jiwa malang ini terlalu bodoh dan terus berlari. Bersikuku...