Latar 1945, ya?
****
Mohon maaf untuk Typo dan kesalahan kepenulisan....
***✨***
🌾 Minggu, 24 September 2023 🌾
Diana tiba-tiba terbangun, perempuan itu terbangun dari dalam ruangan penuh dengan kayu-kayu yang di susun menjadi Pondasi sebuah rumah.
Tiba-tiba sebuah takbir penutup pintu itu terbuka menemukan seorang laki-laki mendekatinya dengan semangkuk air dan juga kain.
"Kamu sudah bangun? Kamu baik-baik saja, kan?" tanyanya.
Diana tentunya bingung, perempuan yang terduduk itu juga heran dengan kondisinya.
"Dimana aku? Seingat ku aku terjatuh dan apa yang terjadi padaku?" tanya Diana.
"Di rumah ku, maaf jika rumah ku jelek,"
"Aku tidak bertanya soal itu. Bagaimana kamu bisa menemukan ku? Apa yang terjadi? Aku tidak mati, bukan?"
"2 hari lalu, aku melihat mu tidak sadarkan diri di bawah tebing di hutan. Aku saja tidak tau apa yang terjadi padamu, jika kamu memang jatuh dari atas sana, seharusnya kamu sudah mati, namun kamu masih hidup, dan bahkan tidak terluka sedikitpun." ucapnya. Laki-laki itu juga bertanya-tanya apa yang terjadi dengan perempuan yang dirinya selamatkan.
"Bambang." Seorang perempuan yang memegang centong nasi dari batok kelapa itu membuka takbir itu.
"Ibu."
"Kamu sudah sadar? Kamu baik-baik saja, kan?" Tanyanya ke Diana.
Perempuan itu mengangguk.
"Jika begitu, bagaimana kalian berdua keluar, ayo makan."
Perempuan setengah baya berambut pendek itu pergi meninggalkan keduanya.
"Kamu belum makan selama dua hari, ayo makan bersama dengan kami." ucap Laki-laki bernama Bambang itu.
Diana yang masih pucat itu mengangguk dan berdiri, badannya benar-benar tidak terasa sakit sama sekali. Harusnya tubuhnya memang remuk jika jatuh dari sana.
Perempuan itu menemukan rumah itu begitu sederhana, bagaimana di matanya rumah itu seperti rumah-rumah yang ada di desa kampung halaman neneknya, sangat kuno.
"Ayo duduk." Diana duduk di meja makan di mana meja itu telah usang.
Dirinya tau betul banyak orang yang tidak kaya, meski dirinya tidak kaya, setidaknya rumahnya cukup layak daripada ini, namun menurut perempuan itu meski terlihat sederhana, mereka mau menolongnya.
"Terima kasih." ucap Diana.
"Sama-sama."
"Makanlah." Ibu dari laki-laki bernama Bambang itu mengambilkan nasi dan lauk untuk Diana. Bagaimana hanya ada satu jenis lauk, perempuan itu tidak pernah makan sebelumnya, itu adalah sayur daun singkong.
"Terima kasih." Diana menerimanya dengan senang hati.
"Maaf, hanya bisa memberikan mu ini, kamu pasti terkejut karena tidak ada makanan mewah." ucap Bambang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time, 1945 [Hyunsik ft Dita]
Historical Fiction"Aku ingin mencintaimu. Mungkin aku benar-benar sudah mencintaimu. Namun, aku merasa, mungkin aku salah. Aku mencintai seseorang yang jauh dari tempatnya tinggal." - Bambang Yudro Purnama "Apakah aku harus tetap berada di tahun ini? Aku tidak ingin...