Time [8]

123 27 15
                                    

Komen dan Vote!!!

**

🥦 Jum'at, 10 November 2023 🥦

***

Diana masih tetap berada di dalam. Perempuan itu tetap berusaha fokus dengan doanya, meski suara tembakan terus terdengar tanpa henti.

Perempuan itu merasakan rasa takut yang luar biasa. Bagaimana perempuan itu cukup berkeringat karena ketakutan.

"Sial. Aku takut. Bagaimana ini?" ucap Diana. Perempuan itu menoleh ke belakang untuk memastikan ada seseorang yang menolongnya dan menghentikan kecemasannya.

"Bisakah aku kembali ke masa depan saat ini, Tuhan? Aku takut." Diana merengek.

Perempuan itu sudah tidak lagi bisa menahan rasa takut yang dirinya rasakan. Pasalnya di masa depan dimana dirinya tinggal tidak ada hal seperti itu.

Diana mengigit kuku-kuku tangannya.
Perempuan itu bahkan menunduk untuk bersembunyi di antara kursi panjang itu.

Hingga suara pintu terbuka terdengar di telinga Diana.
Suara seseorang berlarian mendekatinya membuat perempuan itu semakin takut.

"Tidak! Tolong jangan bunuh aku! Aku mohon." ujar Diana.

Perempuan itu merasakan ada seseorang meraih tangannya yang menutupi wajahnya.

Diana bangun dan menemukan sosok laki-laki tadi datang kembali dengan banyaknya noda darah di pakaian laki-laki itu dan bahkan wajahnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Diana.

"Kita harus pergi dari sini!"

"Apa?!"

"Kita harus pergi!"

"Tidak! Seseorang akan mencari ku nanti." ujar Diana.

Laki-laki itu benar-benar panik dan benar-benar berburu dengan waktu.

"Kita harus pergi! Atau kita akan mati!"

"Namun," Diana masih enggan. Perempuan itu tidak mau pergi, jika dia pergi bagaimana dengan Bambang. Laki-laki itu pasti akan mencarinya dan Diana sudah berjanji tidak akan mengacau atau pergi.

Laki-laki yang lebih tinggi dari Diana itu tidak bisa membiarkan Diana begitu saja meski perempuan itu enggan.

"Kita harus pergi!" Bagaimana Diana di tarik paksa untuk pergi dari gereja itu melewati pintu lain.

Bagaimana tidak lama beberapa orang dengan seragam lengkap khas penjajah itu masuk.

"Cari ke semua tempat!"

****

"Tetaplah diam." ucap Laki-laki itu.

Bagaimana keduanya memilih untuk bersembunyi di kebun di dekat gereja itu, karena bagaimanapun mereka tidak bisa pergi jauh dan mungkin saja semakin jauh mereka berlari dan bersembunyi, mereka berdua tidak akan aman.

Time, 1945 [Hyunsik ft Dita]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang