Time [7]

97 23 0
                                    

Hi? Ini cerita pendek, ya! Mohon maaf untuk Typo dan cacat logika dari cerita ini, tidak aku sebut latar tempat.
Mohon maaf untuk kesalahan kepenulisan🌻

***

Jangan lupa!! Berikan vote! Komen! Dan bantu Sharekan!!

***

Butuh banyak waktu untuk mereka tiba di sebuah Gereja yang lumayan besar itu, terlihat begitu sepi. Karena ini bukan hari dimana mereka harus pergi ke gereja.

"Astaga. Ternyata jauh sekali, aku lelah." ucap Diana. Perempuan itu berdesis lelah.

Bambang tersenyum kecil, "Memang jauh, karena agama kristen itu minoritas disini." ucap Laki-laki itu.

"Tidak ada kendaraan, apa setiap pagi kamu pergi berkuliah dengan berjalan kaki?" tanya Diana.

"Tidak juga."

"Lalu, apa yang kamu naiki? Delman?"

"Mobil." Kata Bambang.

Diana terkejut dan bingung. "Apa maksud mu?"

"Masuklah, dan jangan pergi kemana-mana, hingga aku datang menjemput mu, ya?" ujar Bambang.

Diana mengangguk.

"Jika begitu, aku pergi dulu."

Laki-laki itu berjalan pergi meninggalkan Diana yang masih ada di depan gerbang gereja itu.

"Mobil? Bukankah di jaman ini, mobil untuk orang kaya? Apa jangan-jangan Bambang ini CEO kaya raya seperti dalam drama-drama? Apa dia sedang menyamar?" pikir Diana.

"Ah, sudahlah. Kenapa aku memusingkan itu? Lagipula, jika memang Bambang orang kaya dan tidak memamerkan hartanya dan hidup dengan sederhana, bukankah itu lebih nyaman?"

"Astaga. Dia laki-laki yang sempurna." ucap Diana.

Entah perempuan itu menyadarinya atau tidak. Namun, senyuman perempuan itu berbeda ketika mengatakan kalimat yang baru saja perempuan itu ucapkan.

Diana memilih untuk masuk ke dalam gereja, perempuan itu masuk kedalam gereja yang tidak di kunci dan bagaimana di dalam gereja itu terdapat ukiran-ukiran unik yang membuatnya kagum. Gereja bergaya barat itu begitu indah dan suasana yang tenang dan sejuk, membuat senyuman terukir indah di bibir Diana.

Perempuan itu memilih untuk duduk di kursi panjang di barisan tengah.
Bagaimana Diana mulai berdoa dan berdiam disana.

"Tuhan, bagaimana caraku kembali ke masa depan? Kenapa kamu membawa ku ke masa ini?" tanya Diana.

Tidak lama pintu gereja terbuka, menemukan seorang laki-laki yang berjalan terus hingga berada di bangku paling depan. Laki-laki itu duduk dan tidak memperdulikan adanya Diana disana.

Namun, keberadaan laki-laki yang terlihat masih muda itu, membuat Diana takut, pasalnya hanya mereka berdua yang berada disana.

Diana nampak gusar dan tidak tenang.

"Duduklah dengan tenang, kamu berada disini untuk berdoa, bukan? Jika iya, duduklah dengan baik dan berdoalah dengan tulus." Kalimat itu terucap dari laki-laki itu.

Time, 1945 [Hyunsik ft Dita]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang