🌼
Kringgggg!!!!!
Bunyi bel terdengar pertanda jam istirahat sudah masuk, Murid-Murid segera menyelesaikan soal-soal ujiannya sepertinya sudah menjadi kebiasaan para murid mengerjakan soal di detik detik waktu terakhir sedangkan dari tadi mereka sibuk tidur,mengobrol,dan mencontek.
Dean kembali memeriksa lembar jawabannya takut nanti ada yang belum terisi dan salah mengisi , Dean memicingkan matanya menurutnya semuanya sudah benar tapi dia tidak terlalu yakin jika dia mengisi lembar jawaban dengan benar. Karena sepanjang mengerjakan soal pikirannya tertuju kepada perkataan Andre tadi pagi dia tidak fokus untuk ujian hari ini.
"Dean apa kau sudah selesai? Ayo ke kantin." Dean yang mendengar ucapan Salma langsung saja dia berdiri dan memberikan lembar jawaban ke meja guru.
Dean dan Salma kini tengah berada di kantin, Kantin saat ini sangat penuh Salma menelusuri se isi kantin dengan matanya untuk mencari meja kosong,Dia menemukan meja kosong di pojokan langsung saja Salma menarik Dean untuk duduk disana.
Salma pergi untuk memesan sehubung dengan janjinya kepada Dean yang akan mentraktirnya bakso karena Dean telah membantunya mengerjakan piket. Dean menunggu salma sambil memainkan ponselnya ,Ponselnya sudah retak dan lecet dia ingin sekali mengganti ponselnya tapi mengingat dirinya tidak mempunyai cukup uang untuk membeli ponsel yang baru.
"Ponselnya rusak ya?" Ucap seseorang dengan nada mengejek.
Dean mendongak ketika mendengar suara yang sangat dia kenal, Tentu saja dia kenal itu suara Andre. Entah sejak kapan Andre dan Dua temannya ada didepannya Dean tidak menyadarinya.
"Kenapa tidak beli yang baru De?" Ucap Doni bertanya. Andre yang mempunyai sifat licik tersenyum smirik" Kalo dia beli hp baru dia gabakal sekolah disini Don uang dia gabakalan cukup buat beli hp baru,orang biaya sekolahnya aja sering ditanggung orang tuaku,makan gratis,tempat tidur gratis duh serasa pangeran" Jelas andre tersenyum licik.
Salma yang melihat andre dan kedua temannya dimeja Dean buru-buru mengambil pesanannya, Dia tahu sikap Andre kepada Dean seperti apa.
"Pesanan dataaangg!!"
" Eh ada Andre dan dua kurcaci gimana ujiannya aman? kira kira dipanggil ke ruang BK lagi ga ya,karena nyontek." Salma tersenyum puas melihat raut muka Andre yang menahan kesal.Siapa yang tidak tahu Andre? disekolahnya Andre cukup populer karena ke nakalannya dia sudah sering masuk ruang BK , Tapi di satu sisi dia juga pandai dalam bidang non akademik sehingga dia selalu membawa piala diberbagai jenis olimpiade, memang bisa dikatakan jika Dean adalah rival untuk andre tak ayal banyak yang membanding-bandingkan keduanya.
"Sal apa aku kerja paruh waktu aja ya?" Salma yang sedang menyuapkan bakso kemulutnya menatap Dean.
"kamu mikirin perkataan Andre tadi?" Dean Berdehem mengangguk." Aku ga enak Sal sama Bibi Melinda ,Andre bener aku udah sering nyusahin mereka." Ucap Dean sendu
"Untuk sekarang kamu jangan mikirin itu dulu sekarang fokus ke ujian ,tinggal beberapa mata pelajaran lagi kamu harus lulus dengan nilai terbaik De supaya bisa masuk di sekolah impianmu" Dean menatap salma dan tersenyum, Salma selalu bisa membuat Dean tenang.
Ujian sudah selesai kini murid-murid bersiap untuk pulang ,mereka semua sangat lega akhirnya beban yang penuh dikepala itu selesai,sekarang mereka tinggal menunggu hasilnya dan mempersiapkan untuk hari kelulusan
"De hari ini kamu sibuk?" Salma bertanya sambil meminum pop ice nya.
"Tidak aku akan pulang kerumah,atau mau keliling nyari kerja paruh waktuya itung itung buat nambahin uang jajan pas liburan." Jelas Dean
"Gimana kalau kita jalan-jalan,sekalian nyari kerja paruh waktu buat kamu,gimana?" Dean mengangguk lagipula jika pulang kerumah dia akan sangat bosan sebaiknya dia mulai mencari kerja part time sekarang.
"Dean kamu sudah pulang? Dimana andre kenapa kamu tidak pulang bersamanya?."Dean yang sedang melepas sepatunya menjawab."Berhubung ujian telah selesai, Mungkin dia pergi bersama teman temannya Bi." Melinda mengangguk tersenyum
Dean menyempatkan pulang untuk berganti pakaian sekalian ingin meminta izin kepada Melinda,jika dia akan mulai mencari kerja paruh waktu dari sekarang dia tidak ingin jika terus menerus bergantung pada bibinya ini, Dan dia juga tidak mau terus menerus di sindir Andre.
Dean sudah turun dari kamarnya dengan sweater oversize putih dan celana hitam Melinda yang melihatnya terkagum Dean memang manis.
"Bi, Aku mau bicara sebentar sama bibi." Melinda yang terkejut seketika sadar dari lamunan nya
"Ada apa Dean,katakan lah." Dean duduk disamping bibinya dia bingung harus mulai bicara apa." Aku akan mencari pekerjaan paruh waktu , Sebelumnya aku minta maaf jika tidak menghargai apa yang sudah bibi lakukan untukku, tapi mulai sekarang aku ingin belajar mandiri, aku ingin menghasilkan uang dari keringatku sendiri." Melinda terheran mengapa Dean membuat keputusan ini
"Apa kau memikirkan perkataan Andre? Sejujurnya bibi tidak ingin kamu bekerja ,bibi takut itu akan mengganggu sekolahmu tapi jika itu yang kamu mau bibi akan mendukungmu." Ucap melinda tersenyum
"Terimakasih Bi, Aku berjanji itu tidak akan mempengaruhi pendidikanku, dan aku ingin meminta izin aku akan keluar sebentar dengan Salma." Melinda mengangguk tersenyum mengiyakan.
Kini Salma dan Dean tengah berada di cafe , Dean bertanya kepada cashier apakah disini membuka lowongan pekerjaan paruh waktu untuk pelajar, Kali ini keberuntungan memihak Dean kebetulan disini sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai pelayan, Dean yang mendengar itu bahagia sekarang dia tidak terlalu harus bergantung pada bibinya. Ketika asik berbincang dengan cashier Dean dan Salma dialihkan dengan suara ribut seperti segerombolan pria yang memarahi pelayan yang tidak sengaja menumpahkan kopi kebajunya Dean pergi kesana pemuda itu hendak menumpahkan air ke pelayan itu dan Dean berhasil mencengkram lengan remaja itu.
"Lepasin sialan!!." Umpat Remaja itu
Byurrr!!!
Dean menekuk tangan remaja itu sehingga air itu tumpah mengenai mukanya.
"Urusan kita belum selesai!!." Ucap Pria itu pergi meninggalkan cafe di ikuti grombolannya.
🌼
Happy Reading,jangan lupa vote dan komen dong biar semangat:)

KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deandra Pratama
Fiksi Remaja"Terlalu rapuh untuk bertahan, terlalu kuat untuk di hancurkan"