"Ayok beritahu aku bagaimana rasanya disayangi oleh orang yang kalian anggap sebagai rumah?"
"Queenalita Axelyn Anastasya".••••
Pesta semakin meriah hingga waktu semakin larut. Acara yang semulanya ramai kini berganti dengan kesunyian, seluruh keluarga besar dari Arkan dan Viola kini pulang kerumah megah mereka masing-masing.
Mereka terlihat sangat bahagia tanpa mereka sadari ada satu malaikat kecil yang hanya terdiam sambil menatap iri saudaranya yang terlihat begitu bahagia.
Waktu kini menunjukkan pukul 22.30, sudah menunjukkan waktu istirahat bagi keluarga kecil Arkan.
Clara yang sudah tertidur pulas digendongan Arkan kini teralihkan oleh Viola yang kini membawa adik dari Queenalita itu menuju ke lantai atas dimana letak kamar Clara berada, sedangkan Devan sudah tidur pulas dikamarnya ditemani oleh pembantu dirumah mereka.
Kini yang tersisa hanya Arkan dan satu putri kecilnya yang masih setia berdiri dipojokan. Sempat ragu ingin melangkah karena takut membuat ayahnya marah, tapi dia meyakinkan dirinya kalau ayahnya tidak akan marah, dia pun kini melangkah ke arah sang ayah yang menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan. Queen melangkah pelan dan tinggal beberapa langkah lagi dia sudah berhadapan dengan sang Ayah.
Arkan tidak tau apa mau dari anaknya jadi dia hanya diam saja tanpa berniat bertanya kepada anaknya. Queen menghela napas pelan dan meyakinkan dirinya sendiri agar Ayahnya tidak akan marah jika dia ingin meminta satu permohonan dihari ulang tahunnya juga.
Pandangannya yang tadi menunduk kini memberanikan diri agar menatap ayahnya yang menjulang tinggi. Tanpa di duga oleh Arkan, anaknya kini mengangkat tangannya ke udara seraya memberi isyarat kepadanya kalau dirinya ingin di gendong.
"Ayah... h-hali ini adalah hali ulang tahun aku juga, aku hanya ingin satu pelmintaan yaitu di gendong sepelti adek Clala tadi." Ucapnya ragu-ragu tapi dia berusaha tersenyum karena berharap kepada Arkan, sang ayah.
Tanpa diduga oleh Queen, Arkan malah berbalik badan pergi meninggalkannya sendirian diruang keluarga, Queen termangu ditempat, dengan tangan yang masih setia mengambang di udara. Dia menatap punggung ayahnya yang semakin jauh semakin menghilang dan kini menyisakan Queen sendirian.
Merasa mustahil untuk dikabulkan, Queen kini menarik tangannya kembali, senyum yang semula penuh suka kini terganti menjadi senyum penuh duka. Padahal dia sudah meminta hadiah yang tidak mustahil kan?? tapi kenapa sangat susah dia dapat.
Dihari ulang tahunnya yang kini menginjak 5 tahun, seharusnya dia senang, seharusnya dia bisa merayakan bersama ayah dan ibunya, seharusnya dia bisa merasakannya tapi kenapa tidak bisa sama sekali? dia tidak meminta hal yang diluar nalar bukan? dia hanya meminta untuk digendong, apakah itu hal yang mustahil?.
Dia menangis... menangis tanpa suara, dia menggigit bibir mungil bawahnya agar isak tangisnya tak terdengar. Dia hancur, mentalnya rapuh untuk usianya yang masih sangat muda. Jika biasanya anak kecil akan menikmati masa kecilnya dengan bahagia, disayang keluarga, di manjakan ayah dan ibunya tapi kenapa Queen tidak bisa mendapatkannya? dia juga manusia, dia juga memiliki orang tua tapi kenapa dia sangat sulit untuk disayangi? Semakin rapuh dirinya apakah keluarganya semakin bahagia?.
![](https://img.wattpad.com/cover/352623793-288-k706273.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
QueenAgantha [Bertahan Untuk Hidup]
Teen FictionCover by pinterest Kisah ini akan menceritakan bagaimana kehidupan seorang gadis yang bertahan untuk hidup demi mengetahui bagaimana rasanya disayangi oleh orang yang dia anggap sebagai keluarga ataupun sebagai rumah. Setiap manusia pasti memiliki...