1. gaduh

1.2K 49 4
                                    

Renata menaruh helm nya ketika sudah selesai dengan urusan parkirnya, Ia memasuki gerbang sekolah nya dan berjalan santai menuju kelasnya, padahal Ia sudah terlambat namun tingkahnya sangat santai.

Setelah masuk ke dalam kelas Ia langsung duduk dan tidur di mejanya.

"Renata?! Sopan kah begitu?" sentak seorang guru yang sedang mengajar di kelasnya, Pak Ilham namanya.

"Pake nanya, ya enggak lah," jawabnya malas setelah mendongakkan kepalanya.

"Sudah tau begitu kenapa dilakukan?"

"Maaf pak, diri ini lagi malas berdebat, kalau mau menghukum agak nantian saya ngantuk banget ini pak," teman-teman sekelas yang menyaksikannya terlihat tidak heran, karena itu adalah kebiasaan yang dilakukan Renata setiap terlambat.

"Astagfirullah," tuh kan si bapak nyebut.

"Sabar pak," ujar Anna, siswi yang duduk di dekat meja guru.

"Udah nggak bisa sabar kalau sama Renata, setiap pelajaran saya telat terus," katanya.

"Sengaja itu pak! Caper!" ujar Dika, siswa laki-laki namun mulutnya sangat enteng mengeluarkan celaan / ejekan istilahnya lemes.

"Brisik, banci!" teriaknya.

"Pacar lo juga banci," balasnya, sorot mata Renata berubah tajam.

"Pacar lo suka jual diri," balasnya setelahnya.

"MAKSUD LO APA?!" sentak Dika, kenyataanya memang benar Prisil suka menjual tubuhnya pada lelaki-lelaki diluar sana, namun karena Dika terlalu cinta Ia menolak semua fakta menjijikkan tentang Prisil.

"Bener kok,"

"KALO NGGA TAU APA-APA NGGA USAH BACOT!"

"DIKA!! ADA GURU JUGA, NGGA SOPAN!" teriak Meli, wakil ketua kelas yang dikenal galak dan suara lantangnya.

Pak Ilham hanya dapat mengelus dadanya.

"Dika sama Renata keluar dari kelas ini, saya nggak mau ada dua manusia yang nggak bisa menghargai saya mengikuti pelajaran saya," pedas, perkataan itu mampu membuat Dika merasa bersalah, begitu juga Renata.

Walau hanya sedikit.

Renata tanpa protes keluar dari kelas lalu memulai memasang earphone nya.

"Nggak ada yang nyuruh kamu pakai earphone, handphone sama earphone kamu saya sita!" sentak pak Ilham, sementara Dika tetap berdiri di depan kursinya, tidak mau keluar.

"Kalau harus nunggu buat disuruh apa nggak jadi manusia oon? Mentang-mentang jabatannya guru suka seenaknya sama anak didiknya, saya juga butuh kebebasan nggak cuma tekanan," setelahnya Ia melepas Earphone nya dan melemparnya ke meja guru.

Disusul handphonenya.

"RENATA! KAMU UDAH KETERLALUAN SAMA BAPAK, DARI SEKIAN BANYAKNYA ANAK NAKAL CUMA KAMU YANG BIKIN TALI KESABARAN BAPAK PUTUS, KE RUANGAN BK SEKARANG, SAMA SAYA!" bentak Pak Ilham, Renata membuang nafas gusar, Ia mengikuti pak Ilham dari belakang

"Wah Nata parah banget sih, baru kali ini gue liat pak Ilham semarah itu,"

"Gokil, nyali Renata gede banget,"

"Asik jamkos nih. Login, login, login!"

Kelas 11 ips 3 itu ricuh dibuatnya, setelah selesai dengan urusan per-bk an nya, Ia pun memutuskan untuk mengikuti pelajaran

"Tumben ngga bolos?" tanya Anna.

"Berbakti dikit," jawaban Renata mampu membuat Anna terkekeh.

"Banyak dong,"

"Sibuk,"

"Sibuk ngapain?" tanya Anna, heran rasanya wong disekolah hobinya tidur, pikir Anna.

"Sibuk tidur," tidak salah, perkiraan Anna tentang jawaban nyeleneh Renata sudah dipikirkannya sebelumnya, gadis ini jarang serius atau bahkan tak pernah.

"Jangan tidur mulu Ren, kasian Damian," ucapnya.

"Tidur bareng lah,"

#end

Anna bilek : 😁

Renata Supermacy (Femdom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang