Bintangnya bintangnyaaa... Gratis woyy!
-
-
-"Masih sama yang kemarin?" lelaki bertubuh tinggi itu bertanya pada Renata yang tengah sibuk menata rambutnya.
Ia Shaka, temannya dahulu, orangtuanya berkunjung ke rumah Renata guna bersilaturahmi dengan kedua orangtua Renata, dan Shaka ingin ikut.
"Yang kemarin tuh yang mana?" tanya Renata, Damian tak pernah bertemu dengan Shaka pasalnya.
"Gio?" jawabnya dengan tanya.
"Gue gaada pacaran sama dia, dia doang yang berharap lebih, udah sering gue tolak," jelasnya.
"Sekarang gimana?"
"Ngegay," balasnya singkat.
"Kayanya semua cowok yang gagal dapetin lo ujung-ujungnya nge gay deh Ren," ujarnya, Renata berdecak.
"Ck! Ngga gitu, emang mereka gay dari awal," balasnya, Shaka sedikit terkejut dengan pernyataan Renata barusan.
"Loh? Ngapain naksir elo kalo kaya gitu?" tanya Shaka.
"Gatau," balasnya, Shaka sedikit berfikir, Ia duduk di meja belajar Renata. Ia perhatikan sahabatnya dari atas sampai bawah, oh! Baru Ia sadari.
"Lo nggak kayak cewek, Ren." ujarnya, Renata lantas menengok.
Wajah yang sedari tadi menghadap ke kaca kini berubah menghadap ke wajah Shaka "Asem lo!" umpat Renata yabg tertuju kepada Shaka, Shaka terkekeh dibuatnya.
"Nggak salah tapi,"
"Sekarang sama siapa?" tanya Shaka.
"Sama Dam-"
Tok
Tok
Tok
Ucapan Renata terhenti kala ketukan pintu terdengar.
"Masuk," ujar Renata, ternyata yang mengetuk adalah Dewi, sang art.
"Kenapa bi??" tanya Renata.
"Ada Mas Damian di bawah,"
"SERIUS?!" kejut Renata, lalu Ia berlari ke bawah, disusul oleh Shaka yang hanya berjalan santai "Oohh, Damian.." ujarnya saat menuruni tangga.
"DAMII!!" serunya, orangtuanya dan orangtua Shaka terkejut dibuatnya.
"Siapa itu jeng???" tanya Maria, ibunda Shaka kepada Lita, Mama Renata.
"Pacarnya, saya sih kurang suka ya, nggak ada maco-maco nya," ujarnya, memang benar Lita kurang suka dengan Damian, namun tak sepenuhnya tidak suka, karen Damian cukup pintar memasak.
"Loh? Berarti nggak bisa sama Shaka dong kalau udah ada pacar?" tanya Maria, Lita mengangguk.
"Ih! Kamu kok nggak bilang ada tamu di rumah kamuu, mana rame banget lagi!" kata Damian setelah menarik Renata keluar rumah.
"Kamu nggak bilang juga kalau mau kesini," katanya.
"Hehe," tawa konyol Damian terdengar, Renata mencubit hidung mancung Damian gemas.
Terlihat Shaka yang baru saja keluar dari pintu.
"Hai," sapanya pada Damian, Damian memperlihatkan senyuman manisnya.
"Haloo," sapanya balik sambil melambai-lambai kan tangannya setelahnya Ia menatap Renata dengan tatapan bertanya, Shaka yang faham pun memperkenalkan dirinya.
"Kenalin, gue Shaka, panggil Aka aja boleh," ujarnya lalu menyodorkan tangannya.
"Sejak kapan lo punya panggilan begitu?"
"Ssst, kusus buat dia," setelahnya mata Renata memincing tidak suka.
"Okee, Aka!" kata Damian.
"Nama lo siapa?" tanya Shaka kemudian, basa-basi tentunya, karena Ia sudah menerkanya tadi saat turun dari tangga.
"Damian," jawabnya masih dengan senyuman manisnya, Renata yang menyaksikan interaksi antara sahabatnya dan pacarnya pun sedikit mendengus.
Renata sadar, Renata tau kok kalau keduanya sama jenis, tapi bukan sebuah kemustahil-an kalau Shaka akan merebut Damian darinya, lihat saja dari cara menatapnya dan perkenalan diri tadi?
Apa? Aka katanya? Bukan seperti Shaka yang biasanya. Pikir Renata.
"Dami, jangan boros senyum." tegur Renata.
"Aelahh, posesif bener," kata Shaka.
"Harus, susah dapetin dia," katanya, pipi Damian panas, itu artinya Ia spesial karena susah didapatkan.
"Se susah apa sih??" tanya Shaka dengan nada mengejek.
"Bacot," katanya.
"Nataa? Nggak di dalem aja ngobrolnya??" panggil Lita.
"Nggak maa, mau di teras ajaa!" balasnya tanpa memperlihatkan dirinya.
Mereka memutuskan duduk di gazebo kecil yang berada di depan rumah Renata.
"Pacaran sama Renata gimana Dam? Pasti capek kan?" tanya Shaka.
"Hah capek? Kenapa capek?" tanya Damian tak faham, Renata yang tau tujuan obrolan yang diciptakan Shaka pun berdehem.
"Dia kan pasien rsj yang ilang, gila." balasnya.
"Enggak tuh, malah aku seneng banget pacaran sama kak Nata, bisa dimanja sepuasnyaaa terus dibeliin yupi banyak bangeet! Beruntung banget aku jadi pacarnya Kak Nata," setelahnya hati Renata berubah hangat
"Gue juga beruntung jadi pacar lo Dam," katanya, Damian menunjukan full smilenya membuat Renata mencubit gemas pipinya.
Shaka terdiam, hubungan kedua manusia itu sangat lucu dimatanya, niat untuk merebut Damian pun hilang seketika.
Sebenarnya Ia adalah straight, 100% straight, tapi entah kenapa kala Ia melihat Damian Ia merasa suka pada pria kecil itu.
Tapi kini tak lagi, melihat betapa bahagianya seorang Damian.
"Kalo lo disakitin dia, bilang ke gue ya? Biar gue geprek!" kata Shaka kepada Damian, kata 'dia' tentu tertuju kepada gadis dengan badan tinggi itu.
#end
KAMU SEDANG MEMBACA
Renata Supermacy (Femdom)
Teen FictionDari awal Renata memang suka sekali dekat dengan banyak lelaki, Renata bahkan tidak tahu kenapa dia tidak cukup satu malesub. Tapi sepupu Damian (pacar yaang selalu di nomor satukan) menyadarkannya tentang apa alasan dirinya mendekati banyak lelaki...