8. misi Renata (1)

74 9 0
                                    

Hari ini, Ia mau menjalankan misinya. Tetapi Ia akan berbicara baik-baik kepada dua lelaki manis yang sempat Ia dekati dan dibuat baper olehnya.

Namun, kalau bertemu. Kalau tidak ya... Tidak bicara, Ia terlalu malas untuk mencari mereka.

Renata naik ke tangga yang tertuju ke lantai tiga (dimana kelasnya berada) setelah mencium kening Damian karena Damian sudah berada di depan kelasnya.

"Najong kata gue mah," celetuk Ravean. Jika biasanya mereka akan berdebat, kali ini Renata enggan membalas makian Ravean.

Ia sudah sampai di kelasnya, menatap Dika yang seorang diri disana. Kedua babunya itu tidak satu kelas dengannya.

"Nggak mau lanjut, Dik?" tanya Renata, Dika mendongak. Tatapannya berubah kesal.

"Lanjut apa, bego? Ngga jelas."

"Lanjut berantem lah, one by one." balas Renata, Dika tak menjawab, kembali menidurkan kepalanya.

"Ogah."

"Yah, nggak bawa rombongan sih. Jadinya ciut," gumam Renata, Dika menendang mejanya kemudian.

Dan pergi dari kelas itu.

"Atut nya," gumam Renata seraya menatap kepergian Dika dengan wajah sok takut.

"Bikin gara-gara aja lo sama tu orang, udag tau sifatnya kayak binatang, dipancing mulu," teman Rsnata menyeletuk.

Namanya, Lulu.

"Bukan kayak binatang lagi, Lu. Emang binatang dia mah." balas Renata, lalu terkikik.

Disusul tawa Lulu.

"Lu," panggil Renata, Lulu yang hendak pergi ke luar kelas mengurungkan langkahnya lantaran dipanggil.

"Mtk udah?" tanya Renata, cengiran konyol Ia pancarkan, helaan nafas Lulu berikan.

"Ambil sendiri, buku tulis kecil sampul HelloKitty." balas Lulu setelahnya. Ia sudah faham betul tanpa diminta, hanya dengan Renata menanyakan dirinya sudah mengerjakan tugas belum saja sudah tertebak kalau orang itu ingin menyontek.

"Aduh, emang baik banget yang namanya Lulu tuh, cantik lagi." ujar Renata, lalu dengan tergesa membuka tas Lulu dan mencari buku yang dimaksud.

"Pujian Lulu cantik udah basi, Nat. Bawain uang satu truk kek," balasnya, lalu terkekeh, Ia berjalan keluar kelas setelahnya.

"Nat! Gebetan lo noh!" lelaki dengan baju seragam ketat masuk ke kelasnya, dan duduk di meja tempat Ia mengerjakan tugas.

"Morning, lagi ngerjain PR ya?" tanya nya terkesan sensual, teman-teman Renata yang menyaksikannya sedikit terkejut, dan sebagian terlihat tak suka.

"Buta?" tanya Renata singkat, padahal baru beberapa hari yang lalu mereka ciuman di toilet.

"Ih, kok kasar banget.." ujarnya, namanya Alan. Ia bisexual, terkadang dengan lelaki dominan, terkadang dengan wanita dominan. Ia ini binal, suka sekali menggoda.

Kalau nggak salah Renata nemuin dia pas dia lagi solo di kamar mandi sekolah, kalian bayangkan saja, di kamar mandi sekolah, main sendiri, desahannya dikencengin lagi...

Kalo kata komen sih ‘lebi mahalan yupi’

Iya, kata 'Murah' memang sangat cocok untuk mendeskripsikan Alan, tapi untuk Renata Ia. Sama sekali belum menyentuh tubuhnya, hanya ciuman saja. Itupun satu kali.

"Kamu kenapa? Lagi PMS ya? Pasti moodnya lagi acak-acak an, mending main sama aku," ujarnya lagi, bokongnya sengaja di arahkan ke Renata.

BRAK!

Renata berdiri dengan cepat sehingga mengeluarkan bunyi bantingan karena kursi yang Ia gunakan untuk duduk terdorong keras kebelakang.

"Alan. Gue harap lo bisa ngerti, lo tau kan kalo gue punya pacar?" ujar Renata, sekarang Ia sudah bisa sabar dari pada tadi.

Alan menatap Renata takut seraya mengangguk pelan.

"Iya, Damian kan—"

"Sekarang, gue mau prioritasin dia dulu- ah ralat! Bukan sekarang doang, tapi seterusnya. Gue minta maaf banget sama lo, tapi lo tau kan gue sering main malesub? Selain sama Damian, gue cuma bosen." lanjutnya, Ia menatap Alan dengan tatapan yang tegas, seolah enggan dibantah.

Tapi memang begitu.

"Oh, aku ngerti, kamu udah ngga mau sama aku lagi?" tanya Alan, Ia berdiri kemudian. Renata mengangguk.

"Iya, bener. Cari yang lain aja ya, ada hati yang udah gaboleh lecet, takutnya mati rasa. Gue udah nyakitin dia beribu-ribu kali, Lan." balas Renata, Ia menatap Alan dengan tatapan sayu.

"Oke, aku ngga bakal deket-deket kamu lagi kok Nata. Soalnya, aku masih punya banyak konbrut." balas Alan, Ia melangkah keluar kemudian.

Renata akhirnya sadar, yang susah diakhir juga pasti dia. Kalian tau nggak tipe yang punya pacar, tapi belum cukup satu.

Cuman buat mutusin ya nggak mau, soalnya mereka nganggepnya rugi, jadi tetep di nomor satukan meski banyak simpanan.

Untungnya, Renata belum pernah melihat seacara langsung bokong dan tytyd cowok. Dia nggak senakal itu.

#end

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Renata Supermacy (Femdom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang