Damian menuruni tangga sekolah, bel istirahat baru saja berbunyi, Ia menuruni tangga berdua dengan teman sebangkunya - Raven.
Mereka menuju kantin sekolah guna menghilangkan rasa lapar, kelas mereka berada di lantau dua, sementara kantin utama berada di lantai 1.
Kantin lantai 2 sudah penuh dan tidak sebesar kantin lantai 1, maka mereka lebih memilih turun tangga dari pada mengantri.
Mereka sudah sampai di kantin, Raven hanya memesan susu botol dan Damian memesan batagor.
"Dam! Pacar lo lagi sama siapa tuh?" tanya Raven, jleb. Damian tau pasti Renata sedang bersama yang lain.
Ia menengok ke arah jari telunjuk Raven tertuju, setelahnya Ia mencoba tersenyum dan berbalik ke arah Raven.
"Sepupunya," balasnya dengan senyuman, Raven tau Damian bohong.
"Ngga akan percaya, lo nggak usah nutupin busuknya Nata, Dam. Karena tanpa lo jujur aja gue udah bisa nebak kalo Nata suka main sama cowok selain lo," kata Raven.
"Ngapain nutupin jeleknya orang yang nyakitin elo? Keenakan orangnya," kata Raven, Damian menghela nafas.
"Mau gimana lagi, aku sayang banget sama Kak Nata," balasnya, Raven terkekeh.
"Sayang sih boleh, tapi jangan tolol juga, putusin Dami.." kata Raven, Damian menggeleng kuat.
"Nggak, aku percaya kak Nata ngelakuin itu karna ada sesuatu, nggak mungkin cuma-cuma!" tolak Damian mentah-mentah.
"Iya, ada sesuatu, sesuatunya dia pengen enak-enak sama cowok lain selain lo."
"Yaudah, itu hak dia, kita belum nikah."
"Beneran bulol, terserah deh, pokoknya gue paling nggak suka sama Nata, gue harap lo cepet sadar," kata Raven.
Sudah lebih dari 3x Raven menyuruh Damian untuk putus dari Renata, tapi Damian yang memang pada dasarnya sangat mencintai Renata pun menolak suruhan Raven untuk memutuskan Renata.
Beralih ke Nata dan Saga.
"Ga, gue kayaknya udah bosen sama lo deh," kata Renata tanpa rasa bersalah, setelahnya Ia meminum cola dari kaleng.
"O-ohh.. Gitu ya, terserah kamu sih, aku nurut aja," kata Saga dengan tampang sedih.
"Ini konsekuensi yang harus lo dapet, waktu awal kenal kan gue pernah bilang sama lo kalo..."
Flashback.
"Lo mau jadi mainan gue nggak?" tanya Renata, Saga sedikit meringis mendengar kata mainan yang dilontarkan gadis incarannya ini.
"Gue cukup mainin lo aja, kalo perasaan gue yakin gaakan tumbuh, karena gue cuma suka sama 1 orang," lanjut Renata, Saga belum menjawab pertanyaan itu sedari tadi.
"Terima nggak?" lanjutnya lagi, Saga harus berfikir 2x untuk menerima tawaran Renata.
Saga diam sejenak, Renata berdecak.
"A-aku mau!" katanya reflek karena mendengar decakan tak sabaran dari Renata, Renata reflek tersenyum, membuat Saga memerah.
'Cantiiik bangeeet!' kagum Saga.
Flashback end
"I-iya, aku tau kok!" ujar Saga mencoba tersenyum, ladahal kenyataannya hatinya seperti tertusuk seribu jarum.
Tidak, Ia tidak marah karena Renata memakai badannya dan membuangnya begitu saja, namun Ia hanya sedih karena tak bisa memiliki Renata sepenuhnya, juga Ia masih merasa kasihan pada Damian.
Karena bagaimanapun Damian prioritas Renata, dia tak bisa bertindak lebih tanpa perintah Renata.
"Kita bakal jarang komunikasi, atau bahkan nggak pernah?" tanya Renata lirih, Ia takut menyakiti hati Saga.
"Oke!" setelahnya Renata pamit dari sana, Saga menekuk wajahnya.
"Nggak apa-apa! Masih ada Kak Karin!!" setelahnya Ia berlari lucu menuju kelas Karin (sepupunya)
***
"Dami sayaaaang!" panggil Renata kepada Damian, sorot mata Raven berubah tak suka melihat kehadiran Renata, berbanding jauh dengan ekspresi bahagia Damian."Haloooo!!"
"Pulang bareng aku yuk?" tanya Renata.
"Alay," belum sempat Damian menjawab, Raven sudah menyeletuk tak suka.
"Temenmu kenapa sih Dami? Dari kemaren kok kayaknya nggak suka banget sama aku?" tanya Renata kepada Damian, Damian hanya menggeleng menandakan kalah Ia tak tahu.
"Sadar dong lo tuh hama bagi Damian." ujar Raven.
"Raven..." lirih Damian melerai.
"Hama pala bapakmu! Orang Damian sayang banget sama gue, ya nggak Damii??" setelahnya pandangan Renata teralihkan ke Damian.
Caranya memandang Raven vs memandang Damian sangat berbeda, tanpa dijelaskan kalian sudah faham bagaimana perbedaan tatapan itu terletak.
Damian mengangguk semangat.
"Ya gini kalau cinta itu bener-bener bikin buta, iya sih Damian sayang ke elo, tapi lo nggak cuma sayang ke Damian Nat!" ujar Raven.
"Maksud lo?"
"Masih nanya? Jelas-jelas lo pacaran sama lebih dari 1 cowok!" kes Raven.
"Emang gue pernah bilang gue pacaran sama mereka? Gue cuma deket, lagian Damian juga oke-oke aja. toh gue nggak pacaran sama mereka," bantah Renata.
"Gajelas!!! Lo ngga baik buat temen gue anjingg!!!"
"APAANSI BOTI!" serunya, Damian menarik tangan Renata ke parkiran agar pertikaian yang serimg terjadi itu redup.
"Kak, jangan terpancing sama Raven,"
"Dami? Kamu benci ya kalau aku deket sama malesub lain?" tanya Renata dengan pandangan fokus ke Damian.
"Nggak benci, tapi kurang suka." balas Damian lalu tersenyum simpul, bahkan walau dadanya sesak Ia masih bisa tersenyum, senyumannya terlihat sangat amat tulus.
"Maaf ya Dami..." setelahnya Renata memeluk lelaki yang lebih pendek 5cm darinya itu.
"Melihatmu berdekatan bersama orang lain memang begitu sakit, sesak rasanya, tapi.. Kau terlihat bahagia kala bersama 'mereka' aku juga tidak bisa membantah walau aku nomor 1 mu. Aku terlalu takut kamu membenciku, Nata." - Damian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renata Supermacy (Femdom)
Teen FictionDari awal Renata memang suka sekali dekat dengan banyak lelaki, Renata bahkan tidak tahu kenapa dia tidak cukup satu malesub. Tapi sepupu Damian (pacar yaang selalu di nomor satukan) menyadarkannya tentang apa alasan dirinya mendekati banyak lelaki...