"Wuihh, gimana kabarnya bro? Aman?"
"Brengsek," Jeandra menyugar rambutnya dan menjatuhkan dirinya di sofa, tepat disebelah Jemian yang tertawa akibat respon Jeandra terhadap ucapannya barusan.
"Gimana? Aman kan lo? Itu si kating sialan kayaknya balik deh, cupu banget anjing." gerutu Jemian tak suka.
"Lagian, goblok bocahnya, ngehajar Jeandra anjing di lapangan. Blegug dia, udah tau Jeandra jago fight." Haikal ikut mengomel kesal. "Apa kita ajak duel aja ya tuh si Mario ama gengnya, kayaknya kagak terimaan bangsat kalau kalah mulu dari kita."
"Lo juga, lama amat, dapet ceramah apaan aja dari bu Nur? Pasti ditanyain, bosen gak kan liat mukanya?" tanya Dikta yang diangguki oleh Jeandra.
Cowok itu tertawa, "Yoi, apalagi."
"Berdarah tuh bibir lo, aman kan bro?" tanya Radit yang masih bersandar pada dinding rooftop hendak menyalakan rokoknya.
"Jangan ngerokok dulu," ujar Jeandra melarang Radit.
Cowok itu menaikkan alisnya heran, "Lah napa anjing? Tuh guru ga akan kesini, aman aja. Gue bawa parfum juga, ga akan bau rokok." ujarnya meyakinkan Jeandra.
"Gak, bukan itu." tepat saat Jeandra mengatakan itu, ada suara langkah kaki mendekat kearah rooftop.
Gerbang besi yang tadinya tertutup juga nampak terdorong dari luar, pertanda ada yang masuk. Kelimanya serempak menoleh kearah yang sama. Radit bahkan sudah panik dan membuang korek serta rokoknya ke tanaman yang ada dibelakangnya.
Dan salah, yang muncul bukanlah bu Nur seperti yang keempatnya pikirkan, melainkan sosok gadis cantik yang membawa totebag ditangan kanannya. Senyum Jeandra seketika mengembang saat melihat Khansa benar-benar datang keatas sesuai permintaannya.
"Brengsek gue pikir bu Nur," gumam Radit pelan. Cowok itu bernafas lega walaupun sedikit meyangkan rokoknya yang terjatuh.
"Ntar gue ganti," ujar Jeandra tiba-tiba yang membuat senyum Radit muncul kembali.
"Bener ya lo Je, awas aja boong. Pantat lu kerlap-kerlip kalo boong," ujarnya menodong pada Jeandra yang hanya diangguki oleh cowok itu.
"Kenapa berdiri disana? Sini," Jeandra bangkit dari duduknya. Menatap Khansa yang berdiri seperti patung dan menatap canggung serta takut pada pentolan IPS tersebut. Kalau dihitung-hitung, ini kali pertama Khansa bertatap wajah dengan mereka dalam jarak cukup dekat, ya kecuali dengan Dikta karena dulu mereka sempat berada dalam satu pelatihan OSN bersama waktu kelas 10.
"Wahhhh," Jemian ikut berdiri dan tertawa setelahnya. "Ngapain nih anak MIPA cantik dateng ke rooftop sendirian?" cowok itu tersenyum usil menatap Khansa. "Ohh, atau mau ketemu salah satu diantara kita? Mau ketemu siapa cantik?" tanyanya sambil melirik Jeandra yang kemudian ditanggapi dengan tatapan malas oleh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberries and Cigarettes
Novela JuvenilSeperti kebanyakan gadis yang tengah dimabuk asmara, Khansa Abigail seorang siswi cantik dari SMA Garuda ini mengagumi salah satu teman satu angkatannya. Xavier Jeandra. Si kapten futsal sekolah tersebut menjadi salah satu alasan bagi Khansa unt...