Sebenarnya aku berencana untuk mengajak Margarethe makan terlebih dahulu karena kami belum makan cukup lama semenjak terakhir kali kami hanya sarapan roti bakar sebelum mengajaknya ke hotel tapi karena melihatnya yang begitu lelah sampai-sampai tertidur di taksi membuatku memutuskan mau tak mau langsung lanjut ke hotel yang tadi sudah aku tanyakan ke bagian informasi di stasiun.
Aku sedang menghabiskan makananku sekarang yang sudah aku pesan karena rasa lapar yang sudah menyerangku sedari tadi dan aku mencoba menghabiskan makananku secepat mungkin sebelum Margarethe bangun, sebelum dia akan membuatku sibuk untuk mengurusi dirinya. Setelah selesai aku memutuskan untuk memberekannya agar kamar ini tidak terlihat begitu berantakan dan aku bergegas untuk mengambil obat kompres yang sudah aku beli tadi saat Margarethe tidur.
Melihatnya tidur begitu lelap membuatku merasa.... nyaman.
.......................
Aku merasa tidurku terasa sangat lelappp dan empuk..
EMPUK??!!
"HAHH??! DIMANA AKU??!!"
Aku pun langsung menatap sekitar lalu memeriksa diriku yang ternyata tertidur dikasur yang empuk diselimuti oleh baju, untungnya masih dengan baju, baju pergiku tadi, dann, utuh, masih utuh. Tapiiiii,..
Tiba-tiba aku merasa seseorang menduduki kasur disampingku.
"Ini makanlah dulu." kata Ben lembut kepadaku walaupun tetap terdengar seperti perintah bagiku.
Jujur aku memang laparr, jadi tanpa basa basi aku langsung menyambar makanan yang dipegang Ben.
"Wow woww, sabar sebentar." Ben meletakkan makanan yang dipegangnya ke meja disebelah ranjang tidurku dan mengambil sesuatu yang terlihat seperti meja makan, kecil, dan meletakkannya diranjang tidurku lalu meletakkan makananku diatas meja makan kecil tadi aku pun langsung membenarkan sikapku dengan bersikap duduk dengan menyenderkan punggung ke tumpukan bantal yang juga sudah di benahi oleh Ben dan memanjangkan kakiku lalu Ben mendekatkan meja kecil itu lebih dekat denganku, aku merasaaaa, Ben sangat melindungiku dan aku bersyukur karena setidaknya aku tidak terjebak disini sendirian. Lalu Ben langsung meninggalkanku dan mengambil sesuatu dimeja yang tidak jauh dari pintu kamar dan kembali duduk didekatku dengan mengarah kepadaku lalu mengeluarkan isi barang belanjaannya yang ternyata sepertinya obat kompres dengan kapas yang membuatku teringat akan kakiku yang bengkak dan satu lagi, bagaimana aku bisa sampai disini??
"Ssshhh.." aku meringis saat Ben mulai mengobati lukaku sembari aku memakan makananku dan juga sibuk dengan beribu hal yang ada dipikiranku saat ini.
"Tahan sedikit" ucap Ben tanpa memalingkan wajahnya dari lututku. Aku bisa melihat dari sini paras tampan itu, serius terhadap sesuatu, entahlah tapi walau bagaimanapun aku menyadari jika aku selalu merasa nyaman dan aman saat aku bersama Ben.
"Kata apoteker itu obat ini bisa membantu, mungkin besok kakimu bisa lebih baik dari hari ini dan itu berarti aku tidak perlu repot-repot lagi untuk terus-terusan menggotongmu." kata Ben sembari berdiri saat dirasanya sudah selesai dalam memberikan obat ke kakiku.
"Kok kita sekamar?" tanyaku disela-sela mengunyah makanan ini.
"Tidak ada kamar lagi, cuma kamar ini yang tersisa."
"Nggak bisa two bed?" tanyaku sedikit takut-takut karena itu berarti aku akan tidur berdua, seranjang dengan Ben karena jujur saja aku belum pernah tidur berdua dengan pria.
"Nggak ada." jawab Ben sembari menghampiriku yang membuatku hampir saja tersedak karena melihatnya yang shirtless dan hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, bagaimana bisa aku tidak menyadari kalau dia sudah tidak menggunakan apa-apa lagi selain handuk yang hanya menutupi sedikit bagian tubuhnya. Ben membuatku semakin gugup saat dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku yang membuatku terpejam dan sesaat yang aku rasakan hanya hembusan nafas, sekilas lalu saat aku membuka mataku Ben sudah menghilang dari hadapanku. Dasar! Kurang ajar!
Setelah selesai makan, aku mencoba untuk membereskan peralatan makanku sendiri sebelum akhirnya aku menyadari ada seseorang yang telah merebut meja kecil beserta barang-baranf diatasnya dariku.
Yaa.. Ben sudah selesai mandi dan dia hanya menggunakan boxer..
Tunggu sebentar, BOXER??!!
Astagaaa....!!!
Ben hanya memakai boxer dengan kondisi tubuh yang masih agak basah dan rambut hitamnya yang masih sangat basah!!! Oh Tuhannnn, kuatkan lah imankuuuu...!!
"Tidurlah, besok pagi kita harus bangun untuk kembali ke stasiun." lagi-lagi aku merasa kalau dia memerintahku.
"Tapiii..? Kenapa? Untuk?"
"Untuk membeli tiket, kembali ke Praha atau mungkin kau mau kembali ke Paris..?" jawabnya acuh tak acuh.
"TIDAK!!" jawabku dengan nada yang sedikit tinggi hingga mengejutkan Ben dan membuatnya langsung menoleh ke arahku.
"Maksudkuuu... aku tidak mau, lagian mumpung lagi disiniiii... kenapa tidak dimanfaatkan saja. Mungkin kita bisa berjalan-jalan?"
"Dengan?" tanya Ben bingung
"Dengann...? Mungkin kita bisa mengamen..?? Ya kannn...?"
"Hhhhhh.. tidurlah, sudah malam." suruhnya acuh tak acuh, lagi..!
"Baiklah." jawabku santai tapiiii..!!
"TAPI...???"
"Tenang saja, aku akan tidur dibawah, berikan aku selimutmu!"
"Tapiii.. aku tidak bisa tidur tanpa selimutt..."
"Aku juga tidak bisa tidur tanpa alas." jawabnya datar
"Ituuhhh, masih ada alasss." jawabku sambil menunjuk ke arah alas yang terbuat dari kain bludru berwarna merah tua.
Karena tidak tega membiarkan Ben tidur kedinginan, aku pun memberinya selimutku dan langsung pergi tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Turner
RomanceMargarethe Turner, putri tunggal keturunan bangsawan Perancis. Margarethe merasa jika selama ini hidupnya tidaklah normal karena aturan-aturan kerajaan yang harus selalu ditaati dirinya dan kawalan penjaga yang tak pernah lepas darinya. Karena kesal...